Malam di Seoul ramai seperti biasanya. Mustahil rasanya jika kota itu menjadi kota mati. Hilir mudik orang-orang, bunyi kendaraan di jalan raya merupakan suara yang terdengar setiap saat. Malam itu, tidak seperti biasanya bagi Sohyun yang memutuskan untuk duduk di sebuah kedai dan memesan sebotol soju. Ia tidak melakukannya di kedai pamannya karena ia tahu pamannya pasti akan mengoceh panjang lebar. Gadis itu ingin menenangkan pikirannya dari kejadian hari ini yang cukup membuat perasaannya memburuk.
"Sohyun?"
Gadis itu mendongak ketika mendengar namanya dipanggil, "Sonbae?"
Jongin tersenyum lalu menghampiri Sohyun yang duduk sendirian, "Aku boleh bergabung?"
"Silakan, Sonbae," kata Sohyun mempersilakan Jongin. Pria itu kemudian memesan minuman dan samgyeopsal.
"Tumben sendirian. Tidak bersama rekan kerjamu?" tanya pria itu. Sohyun tersenyum tipis mendengar ucapan 'rekan kerja'.
"Tidak. Aku hanya sedang ingin sendirian saja hari ini," jawab Sohyun lalu menegak soju.
"Hei, ikutlah makan. Jangan hanya minum saja," kata Jongin ketika pesanannya tiba dengan cukup cepat.
"Aku tidak lapar," jawab Sohyun.
Jongin terdiam sejenak lalu ia tersenyum tipis, "Apa kau sedang ada masalah, Sohyun? Wajahmu memperlihatkan kalau kau banyak pikiran sekarang."
"Terlalu terlihat, ya?"
Jongin menganggukkan kepalanya, "Jika kau ingin cerita, tidak masalah. Aku mau mendengarkannya."
Sohyun tersenyum lagi. Sedikit ragu ingin bercerita atau tidak tentang apa yang sedang ia pikirkan sekarang.
"Apakah Sonbae pernah tidak dihargai oleh orang lain? Apalagi orang itu adalah rekan kerjamu sendiri," kata Sohyun akhirnya. Jongin meletakkan sumpit makannya dan menautkan kedua jarinya ketika mendengar pertanyaan Sohyun. Pria itu tahu, ini adalah bahasan yang cukup serius bagi gadis itu.
"Pernah," jawab Jongin, membuat Sohyun mendongakkan kepala dan menatap pria itu terkejut, "Bahkan kami pernah berdebat dengan sangat hebat, hingga akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan itu."
"K-kenapa Sonbae memilih untuk keluar dari pekerjaan itu?!" tanya Sohyun.
"Yah, kurasa orang itu benar tentangku. Aku tidak kompeten, aku tidak bisa diandalkan, dan juga selalu merepotkan. Terkadang aku berpikir aku tidak merasa seperti itu. Tapi beberapa pendapat orang lain yang menilai kita terkadang benar adanya walaupun kita berusaha untuk menolaknya." Jongin menuangkan minuman ke gelasnya dan menegaknya pelan. Raut wajah pria itu jadi lebih serius walaupun ia masih tersenyum.
Mendengar hal itu, Sohyun jadi berpikir tentang apa yang terjadi tadi di kantornya. Taehwan dan yang lainnya mungkin selama ini menilai kinerja Sohyun, sehingga mereka bisa berkomentar demikian. Walaupun terkadang Sohyun juga berusaha menampiknya karena ia tidak mau segala ucapan itu mempengaruhinya, tapi lama-lama Sohyun juga merasa lelah. Lebih baik ia mengakui saja bahwa dia memang sesuai dengan yang dikatakan orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The CEO ✔️
Romance["MARRIED" SERIES #2] Semua orang di sekitarku mengenal Byun Baekhyun. Dia tampan, kaya, dan seorang CEO. Para gadis menggilainya dengan alasan bahwa ia adalah sosok dewa yang sangat sempurna. Namun bagiku, ia adalah titisan iblis. Ia dingin, ketu...