• E p i l o g u e •

2.2K 230 35
                                    

Sohyun mengerutkan kening sambil memejamkan mata, menahan emosinya pagi ini. Di tatapnya beberapa berkas tambahan yang disuruh Baekhyun secara tiba-tiba pagi ini.

"Ehm ... Baekhyun minta analisa kesalahan dan laporan perbaikannya di kirim besok pagi," kata Taehyung yang mengantarkan berkas itu dengan wajah meringis. Ia takut melihat Sohyun jika sudah seperti ini. Padahal ia sudah berusaha keras menjelaskannya dengan baik agar Sohyun tak marah.

"Mana Baekhyun?!" seru Sohyun bangkit dari duduknya dan meraih berkas di atas meja.

"Anu, itu ... dia sedang rapat di ruangan rapat bersama Jongin dan Hyeran—Sohyun!" seru Taehyung ketika Sohyun berjalan cepat keluar ruangannya dengan emosi yang terlihat membara. Taehyung berusaha keras menghadang Sohyun agar tak masuk ruang rapat karena ia tak mau ada keributan di sana. Belakangan ini emosi Sohyun sangat sulit stabil dan hal itu membuat Taehyung mendesah karena mulai putus asa.

Sohyun dengan cepat membuka ruang rapat dan semua orang yang ada di sana terkejut melihat Sohyun masuk dengan wajah masam. Baekhyun terkejut dengan mata membesar dan menatap Taehyung, bertanya alasan kenapa ini bisa terjadi. Tapi yang bisa Taehyung lakukan hanya meringis di dekat pintu masuk.

"Sohyun—"

"Kau gila, ya?! Suruh aku mengurus tugas-tugas ini dan besok pagi dikirim?!" seru Sohyun menunjukkan berkas di tangannya. Semua orang lantas hanya bisa diam dan menunduk. Yoongi berdiri, sementara Baekhyun sudah menghampiri Sohyun, berusaha mengendalikan situasi.

"Baiklah, tugasmu bisa kita bicarakan nanti, tapi jangan sekarang—"

"Aku harus membicarakan ini sekarang!" seru Sohyun menajamkan mata.

"Keluarlah dulu," ucap Yoongi, "aku akan ambil alih."

Baekhyun mengangguk lalu menarik Sohyun keluar dari rapat. Setelah kedua orang itu pergi, orang-orang di dalam ruang rapat termasuk Jongin dan Hyeran tertawa.

"Astaga, Sohyun itu," gumam Yoongi menggelengkan kepala. Ia lalu menoleh ke arah para tamu rapat dan membungkuk sopan "Mohon maaf sebelumnya."

"Tak masalah," kata Hyeran, lalu menyandarkan tubuhnya. "Ibu hamil memang begitu." Ah, gadis itu datang karena terlibat proyek bersama Jongin perihal jadi model dalam game. Dan mereka memutuskan kerja sama dengan perusahaan EXO Inc.

"Kalian tahu tidak, aku hampir jantungan karena Sohyun berjalan cepat! Perutnya itu sudah besar sekali! Bisa bahaya jika dia tidak hati-hati," gumam Taehyung menghela napas kesal.

"Ya, sudah. Kita lanjutkan saja rapatnya kalau begitu," kata Yoongi kembali mengembalikan situasi rapat.

***

"Sohyun, jangan marah, eoh? Kalau kau tidak bisa 'kan kau tinggal langsung bilang padaku seperti biasa. Kenapa hari ini marah-marah?" tanya Baekhyun putus asa di ruang kerjanya. Sohyun hanya duduk merengut, selalu mengalihkan pandang dari Baekhyun karena emosi.

"Aku kesal denganmu yang selalu memberiku tugas dadakan. Kau tahu 'kan hatiku tak tenang jika terus menunda pekerjaan! Tapi kau selalu mengatakan deadline tugas-tugas itu dan itu menyiksaku!" seru Sohyun.

Baekhyun menghela napas berat. Ia benar-benar harus bersabar menghadapi sang istri yang sedang hamil tua ini. Emosinya tidak stabil dan ia mudah marah dan menangis karena hal sepele. Baekhyun pun duduk di sebelah Sohyun dan merangkul Sohyun mesra.

"Baiklah, maafkan aku, ya," kata Baekhyun berbisik di dekat wajah Sohyun. "Kalau begitu lain kali aku takkan bilang lagi soal tugas-tugas. Tapi janji padaku, setelah ini kau jangan ngantor dulu. Ingat bayi kita. Sudah berapa kali kubilang kau tidak boleh kerja dulu, tapi kau masih memaksa—"

Married The CEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang