Teman Baru (3)

2.3K 329 141
                                    

"Hunhun, Nini ada Belbi. Yiat!" Jongin memangku tas selempang miliknya, mengeluarkan boneka Barbie dan Ken dari sana, menunjukkan dua boneka yang menjadi kesayangannya itu pada Sehun. "Ini dali Bibi, ini dali Mama."

"Ini apa?" Jisung yang bosan bermain boneka beruang akhirnya mendekati mereka, menarik paksa boneka Ken dari tangan Jongin.

"Belbi, Nini punya." Dengan sedikit kesal Jongin menjawab. Dia tidak suka sikap bar-bar Jisung suka seenaknya. Padahal, Jongin tidak pelit berbagi mainan, kalau minta baik-baik juga dia mau memberikannya. Jisung itu menyebalkan.

"Babi? Dak milip babi ih."

"Iihh, itu Belbi, bukan babi. Belbi ih, Belbi! Itu oneka Ken."

"Oohh, Ken. Tadi biyang babi, cekalang Ken," gerutu Jisung, membuat Jongin mengeluarkan desahan pelan. Dia kesal sekali. Jisung susah diajak bicara, tidak seperti Sehun yang selalu mengerti ucapannya.

"Bukan babi, Icung. Belbi!" Jongin mengangguk semangat ketika Sehun membelanya. "Ini Nini punya, kalo mau pinjam halus bilang dulu!" Sehun bahkan mengambil paksa boneka Ken dari tangan Jisung lalu memberikannya pada Jongin kembali. Sehun itu benar-benar teman yang baik menurut Jongin. Dia tidak akan bosan bermain dengannya, tidak sampai kapan pun itu.

Jisung menampilkan wajah cemberutnya. Sudah dua kali Sehun mengambil paksa mainan dari tangannya untuk diberikan pada Jongin. Di sini, bukankah dia yang sepupu Sehun, kenapa Sehun malah membela Jongin terus? Sehun tidak asik, pikirnya.

"Icung mo pinjam Ken?" Jongin bertanya pelan, tidak tega juga melihat raut cemberut di wajah Jisung. Ingat, dia bukan anak yang pelit berbagi mainan. Jongin bahkan tidak marah ketika mainannya dirusak, asal orang itu meminjam dengan baik-baik.

"Boleh?" Jisung menampilkan raut gembira. Baiklah, Sehun memang menyebalkan, tapi Jongin jelas teman yang baik, walau menyebalkan juga karena dia selalu dibela oleh sepupunya itu. Tidak, tidak, hanya Sehun yang menyebalkan.

"Boyeh dong, kan pinjam. Cuma pinjam, ya?"

"Iya." Jongin memberikan bonekanya pada Jisung yang langsung terlihat bahagia. Sehun mencibir pelan, posisinya terancam sebagai teman baik Jongin.

"Nini, ayo main lual."

"Main apa? Icung ikut!"

"Icung dak ucah ikut. Ini bukan buat anak kecil!"

"Hun juga macih kecil!" Jisung berkata tidak terima. "Nini, Icung ikut boleh?"

"Boyeh." Jongin membalas pendek, dia terlalu asik bermain dengan bonekanya sendiri, mengabaikan wajah cemberut Sehun yang terlihat tidak setuju. Hei, mereka bahkan hampir tidak pernah bermain dengan anak-anak tetangga. Kenapa Jongin menerima Jisung dengan begitu mudahnya? Sehun tidak terima.

"Napa Icung ikut?"

"Icung mau ikut, napa dak boyeh?" Sepertinya Jongin masih tidak mengerti keadaan. "Hunnie dak cuka?" tanyanya kemudian, meletakkan boneka Barbie lalu berbalik untuk menatap Sehun. Tangan gempal Jongin menangkup wajah sahabatnya, dia mengerjap beberapa kali, terlihat begitu manis. "Hun dak cuka?" ulangnya.

Sehun menggeleng pelan, dia tidak mungkin mengatakan tidak suka pada Jisung, Jongin bisa kesal padanya nanti. "Ya udah, Icung ikut." Bibirnya mengerucut lucu. Jongin tersenyum senang, mengangguk pelan dan melapaskan tangkupan tangannya. Jongin menepuk-nepuk pucuk kepala Sehun pelan, memasukkan boneka Barbie ke tas selempang kembali, lalu memeluk dua boneka beruang miliknya.

"Ayo main lual," ajaknya kemudian. Dua bayi lainnya mengikuti langkah Jongin, mereka terlihat saling melirik tidak suka.

...

Chibby•√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang