"Nini, ini Ungje, kenalan! Kenalan!" Lucas berucap senang, mengenalkan Sungjae pada Jongin. Atas bujukan para papa dan mama, bayi-bayi setan itu setuju untuk membiarkan Jongin berkenalan dengan teman kelas mereka. Hanya berkenalan, karena mereka masih tidak rela jika Jongin berteman dengan anak lain juga.
"Nini," ucap Jongin, menahan kegugupannya.
"Sungjae," jawab Sungjae, tersenyum manis pada Jongin. "Mirip permen, manis, hehe."
Jongin hanya membolakan matanya saja mendengar penuturan teman barunya. Apa dia baru saja disamakan dengan permen?
"Ini Enjek!" Lucas kembali berucap senang, memperkenalkan Jackson.
"Nini! Aku Jackson! Salam kenal!" Tanpa menunggu jawaban Jongin, Jackson langsung memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu.
"Enjeekkk! Jangan peluk-peluk!" seru bayi-bayi lainnya. Kenapa mereka sangat senang memeluk Jongin? Jongin sendiri tidak mengerti.
"Salam kenal, hehe." Jongin membalas kaku, karena jujur saja dia tidak terbiasa.
Lucas, Jackson, dan Sungjae sudah pergi, meninggalkan Jongin dengan ketiga teman lainnya. Jongin mengerucutkan bibir, berbalik, lalu berlari menuju papanya. Tangan kecilnya memeluk kedua kaki Siwon dengan kepala yang dibenamkan di kaki panjang itu.
Siwon gugup melihat sikap Jongin, mengusap lembut helai rambut putranya. "Ada apa, Sayang?" tanyanya hati-hati.
"Papa, mau pulang." Bahkan Jongin tidak sadar telah berucap dengan lancar, keluar dari kepura-puraannya.
"Kenapa, hm?"
"Mau pulang, Papa! Hiks, mau pulang, mau Mama!" Jongin merengek dan Siwon segera saja mengangkat tubuh putranya untuk digendong.
"Baiklah, kita pulang sekarang," putus Siwon, tidak ingin melihat Jongin lebih histeris lagi.
Changmin bilang, reaksi seperti ini wajar saja. Gangguan panik, Jongin sudah berada di ambangnya ketika memberanikan diri untuk berkenalan dengan anak-anak baru. Bahkan, di kondisi yang lebih buruk, bisa saja penderita gangguan panik tidak akan berani keluar dari kamarnya.
"Tidak apa, anggap saja ini seperti saat kau mencoba kembali dekat dengan Jongin. Dia harus bisa membiasakan diri, secara perlahan." Siwon dan Yuri bernapas lega setelah mendengar jawaban dari Changmin.
Yuri mengusap penuh sayang rambut Jongin, menciumi pipi putranya. Jongin terlelap dalam perjalanan pulang, dia seperti orang yang sangat kelelahan.
"Dia sangat mengerikan," gumam Siwon. "Bagaimana cara pikirnya bisa sejauh itu?"
"Apa?"
"Jongin sudah tidak cadel."
"Dia sudah lama tidak cadel, setahun, hampir dua tahun yang lalu." Siwon mendesah pelan. "Kita sama-sama salah, Siwon. Kau dengan kurang memperhatikan Jongin dan aku tanpa sadar membuatnya mendengar pertengkaran-pertengkaran kita."
Siwon mengangguk lemah. "Aku takut. Bagaimana Jongin menjalani hidupnya nanti?"
"Dia akan sama seperti anak lain," yakin Yuri. "Kau juga harus percaya sepertiku!"
"Ah, ya. Dia tentu saja akan seperti anak lain," gumam Siwon. Siwon berjalan mendekat, berbaring di sebelah kanan Jongin. Bibirnya mengecupi dahi sang Buah Hati. "Bahagia selalu, kesayangan Papa," bisik Siwon.
...
Sehun tidak berhenti berdendang selama perjalanan pulang. Donghae menepati janjinya, mengantar ia dan Jisung ke sekolah. Sangat menyenangkan.
"Papa besok sibuk?" tanya Sehun.
"Tidak. Ada apa?"
"Antar lagi!" pekik Sehun senang.
"Iya, Papa. Antar Hun dan Icung ke sekolah!" Jisung ikut mengompori.
Donghae hanya tersenyum kecil. "Oke," balasnya pendek.
Yah, tidak buruk juga mengantar Sehun ke sekolah. Donghae seperti kembali ke masa lalu, ketika masih kecil dan menyenangkan melihat anak-anak berlarian.
"Dak bohong, 'kan?"
"Enggak," balasnya, mengerti jika Sehun masih kesal dengan janji-janji palsunya yang sudah lalu.
...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibby•√
Fanfiction[COMPLETE •√] Ketika dua bayi setan dipersatukan 191229 - 200509 It just absurd story, but yeah, hope u enjoy it^^