Cekuyah

1.5K 299 154
                                    

Siapa yang baca ulang?

...

Hari pertama sekolah untuk kumpulan bayi setan. Jongin, Sehun, Jisung, Lisa, dan Lucas sudah berkumpul sejak tadi di jalanan depan rumah mereka. Menggendong tas mungil menggemaskan di punggung masing-masing. Jongin dan Jisung dengan tas beruang yang sangat mirip—bedanya, tas beruang milik Jongin memiliki pita pink—Sehun dengan tas anak ayam berwarna kuning nan menyilaukan mata, Lisa memakai tas berbentuk bunga mawar, dan Lucas, keempat bayi lainnya menggeleng melihat tas pilihan Lucas.

"Itu monyet! Napa piyih monyet?" Jongin mengerucutkan bibir.

"Ini kingkong," balas Lucas, tidak ambil pusing, yang penting kan dia suka.

"Kincong? Hunnie, kincong apa?" Jongin berbalik menatap Sehun, kesulitan mengucapkan kata kingkong.

"Kingkong, Nini. Monyet besar."

"Nah, tetap caja, itu monyet!"

"Dak pa-pa, Luke suka." Lucas berujar ringan, berputar-putar, memamerkan tas punggungnya.

Ketiga Mama keluar dari rumah. Seperti bayi pada umumnya, mereka akan mengantarkan lima bayi setan itu ke sekolah, menunggui juga—karena kemungkinan besar mereka akan berulah.

"Mama! Gendong!" Jongin mengangkat kedua tangan mungilnya, mendongak, berharap segera disambut oleh Yuri.

"Ih, dah besar kok minta gendong?" celetuk Jisung.

"Dak pa-pa, Nini masih kecil. Icung no nakal-nakal!" Tentu saja Sehun akan membela temannya itu dan Jongin, dia menjulurkan lidah ke arah Jisung, mengejek. Untung Jisung sayang pada Jongin, kalau tidak, mungkin kaki Jongin yang menggantung di udara akan digigitnya, sama seperti Sehun yang dijambak kasar oleh Jisung kemarin.

Taman kanak-kanak tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Hanya perlu berjalan sampai ujung gang yang tidak mencapai lima puluh meter, dekat sekali dari taman tempat favorit Jongin dan Sehun.

Kaki-kaki mungil itu melangkah ringan, berceletoh tentang apa saja, kecuali Jongin yang lebih memilih meletakkan kepalanya pada perpotongan leher Yuri, dia terlihat tidak nyaman sama sekali. Yuri mengusap punggung Jongin, beberapa kali menepuknya juga, tahu jika sang putra sedang dalam suasana hati yang buruk. Menurut Changmin, bertemu banyak orang baru memang tidak terlalu baik untuk keadaan Jongin saat ini, dia butuh banyak dukungan dari orang-orang sekitar. Meski Jongin terlihat baik-baik saja dengan teman-teman barunya—Jisung dan Lucas—tapi itu tidak menjamin dengan keadaan si bayi saat berada di kerumunan.

"Hanya pastikan saja, sampai mana dia bisa menahan kepanikannya. Jangan memaksanya, Yuri." Yuri menyimpan dengan baik pesan dari Changmin. Hari baru, suasana baru, dia hanya ingin putranya memiliki cerita baru juga, tentang kebahagiaan, bukan kesedihan.

...

Jongin duduk dengan Sehun, seperti kesepakatan kemarin. Seharusnya hanya ada dua orang di satu meja, tapi Jisung memaksa untuk duduk di samping Jongin juga, sehingga mau tidak mau guru mengambilkan satu kursi tambahan dan membuat mereka duduk bertiga pada akhirnya. Kursi Lucas tepat di belakang Jongin, sedangkan Lisa di depannya, mereka tidak mau duduk bersama tapi ingin tetap di dekat Jongin. Jongin menjadi pusat perhatian, bagaimana dia sangat menggemaskan juga teman-teman yang memuja Jongin sedemikian rupa.

Para murid baru dipersilakan untuk memperkenalkan diri di depan. Satu per satu mulai maju, berbicara riang dengan wajah senang, gugup, dan letupan ekspresi lainnya. Jongin memerhatikan semuanya, mengingat beberapa temannya seperti Wendy, Jackson, Haechan, Chenle, Zitao—kepalanya pusing, tidak mau mengingat lagi.

Lalu, tiba saatnya Jongin yang maju. Sehun, Jisung, Lisa, dan Lucas menemani, mereka sudah diberi pesan oleh para mama, para guru juga memperbolehkan, mengingat kondisi Jongin.

"Hayoo, namaku Nini, Kim Nini. Kayian bica panggil aku Nini." Jongin gugup, matanya bahkan sudah berkaca-kaca sekarang.

"Icung sayang Nini!" Lalu, Jisung berlari memeluk tubuh Jongin erat, membuat bayi tan itu mengerjapkan mata beberapa kali, sedikit terkejut tapi itu cukup membuatnya lebih tenang. "Halo! Namaku Park Jisung, aku temannya Nini. Kalian jangan nakal Nini, ya?" ucapnya memperkenalkan diri, masih dengan memeluk tubuh Jongin.

"Aku Oh Sehun. Teman Nini." Sehun menarik tangan Jisung agar menjauhi tubuh Jongin. "Jangan peluk-peluk Nini!"

"Napa?"

"Icung masih kecil, dak boleh peluk-peluk Nini!"

"Icung lebih tinggi dari Hunnie!"

"Kecil, no tinggi!"

"Halo! Aku Luke tampan, teman Nini juga!" Sehun dan Jisung segera membalik tubuh, mendapati bayi yang baru saja memperkenalkan diri itu mencium pipi Jongin.

"Luke!" Kedua bayi itu terlihat histeris, sedangkan Jongin terkekeh kecil. Perkenalan itu menjadi lebih menyenangkan untuk bayi lainnya. Mereka semua terhibur dengan kegilaan yang teman-teman Jongin berikan.

"Halo, aku Lisa." Lisa berucap dengan suara anggun, bahkan Jongin saja mengacungkan jempol, mengabaikan rasa takut yang sempat menghinggapi tadi. Lisa berjalan mendekati Jongin, memeluk lalu mencium pipi gembil temannya itu.

"Lisa sayang Nini," ucapnya ringan.

Yuri, Yoona, Seohyun, para orang tua lainnya, dan tiga guru yang berdiri di dekat bayi-bayi itu hanya bisa menggeleng pelan. Kenapa semuanya menjadi bucin Jongin?

"Nini! Boleh peluk—cium juga?" Jackson bertanya, menatap penuh minat pada Jongin.

"NO!" Sudah jelas, bukan Jongin yang menjawab, melainkan keempat pawang bayinya.

Kalau ingin masuk ke pertemanan Jongin, paling tidak kalian harus memiliki akses—menjadi saudara Sehun atau Lisa, salah satu caranya. Jika tidak, sudah pasti kedua orang itu tidak akan membiarkan kalian mendekati Jongin. Tidak akan bisa menjadi bagian dari kelompok bayi setan tersebut.

...

TBC

Chibby•√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang