Maniak

2K 309 66
                                    

"Hunhun! Itu Nini punya! Ayam Nini!" Jongin menjerit kesal, menatap nyalang pada Sehun yang baru saja menyomot ayam dari piringnya. Mereka sedang sarapan, duduk di kursi bayi masing-masing dengan piring yang sudah Yuri isi berada di hadapan. Jongin sedang asik mengobrol dengan Jisung ketika Sehun mendadak bertingkah menyebalkan, mengambil jatah ayam milik Jongin.

"Nini dak makan, ayam nangis." Sehun menjawab asal, masih menikmati ayam curiannya tanpa peduli bagaimana raut sedih yang Jongin tunjukkan saat ini. Satu hal yang harus diketahui, Jongin itu maniak ayam. Dia sangat menyukai segala jenis olahan ayam dan menjadi sangat bernafsu ketika diberi lauk ayam. Jongin suka berbagi, tapi tidak dengan cara mencuri. Jongin sangat membenci pemaksaan seperti itu dan sepertinya Sehun yang cemburu dengan kedekatan Jongin dan Jisung melupakan fakta tersebut.

"Mama!" tangis Jongin pecah, tangannya bergerak kasar di udara, menjatuhkan piring yang untungnya terbuat dari plastik. Yuri sedikit tergopoh mendatangi meja mereka, dia sedang menyiapkan susu untuk ketiganya ketika tangis Jongin terdengar.

"Sayang, hei ... ada apa?" Pelan, Yuri meraih tubuh Jongin untuk dipeluk. Dia takut jika Jongin akan kembali kalap nantinya, berakhir dengan si kecil yang berbaring lemah di ranjang seharian. Tidak, Yuri cukup trauma dengan itu.

"Hun, hiks, Hun culi ayam. Nini punya, Hun ambil!" Sesenggukan dia bercerita, membalas dekapan Yuri dengan tangan mungilnya. Jongin tidak suka Sehun menjadi menyebalkan seperti ini. Mereka kan teman baik, tidak seharusnya Sehun menakalinya.

"Sstt ... Mama ambilkan ayam baru, mau?"

"Mamau! Maunya Nini punya! Hun ambil Nini punya!" Suara Jongin meninggi, kakinya bergerak menendang-nendang udara, tidak terima. Sehun sendiri sudah tidak menikmati ayam curiannya, menunduk dalam karena rasa bersalah. Dia tidak tahu jika Jongin akan bereaksi seperti itu.

"Ayamnya sudah dimakan Sehun, Mama ambilkan yang baru, ya?" bujuk Yuri, mengusap pipi tembam Jongin. Tatapan hangat dia berikan, berusaha meluluhkan hati putranya itu.

"Nini, Hunnie maaf. Hunnie nakal Nini. Maaf, makan ayam Nini." Sehun berucap lirih, mengundang perhatian Jongin dan Yuri, bahkan Jisung yang sedari tadi diam ikut menoleh ke arahnya.

"Hun nakal, maaf Nini," ucap Sehun, tulus.

"Hiks, napa ambil Nini punya?" Jongin tidak ingin menyelesaikannya begitu saja, bertanya dengan nada yang terdengar menuntut. Sehun terlalu menyebalkan kali ini.

"Nini bicala telus cama Icung, Hun dak cuka."

Yuri mendengkus pelan. Apa ini drama mini tentang kecemburuan teman bermain? Sehun yang masih kecil terlalu posesif pada Jongin. Hah! Jika dipikir lagi, keduanya memang hampir tidak pernah berinteraksi dengan bayi lain. Kedatangan Jisung membawa suasana asing yang tentunya tidak akan bisa diterima begitu saja. Jangankan oleh bayi-bayi menggemaskan itu, bahkan orang dewasa juga masih sulit jika diharuskan berbagi teman.

"Nini maaf, Nini bicala cama Icung, lupa cama Hunhun." Suara Jongin menjadi begitu lirih. Dia memang pintar memahami situasi, membuat Jongin terlihat lebih dewasa dari usia seharusnya.

"Nah, karena sekarang sudah berbaikan, Mama ambilkan ayam baru, mau?" Jongin mengangguk kecil, dia masih terisak pelan, sisa tangisnya tadi.

"Hun nakal, Nini teman Icung caja!" celetuk Jisung ketika Yuri sudah menjauh.

"No! Nini teman Hunnie!"

"Nini teman Icung!" pekik Jisung. Jongin sangat menyenangkan, dia mau berbagi mainan dan tidak pelit. Bahkan Jongin mau Jisung peluk semalaman. Tidak ada drama di ranjang ketika ketiganya tertidur, Jisung sangat senang karena akhirnya tidak dimarahi saat terbangun. Jisung memiliki kebiasaan banyak bergerak ketika tidur, sedangkan Jongin akan seperti orang mati yang sulit bangun. Pasangan yang sangat serasi.

"Nini teman Hunnie." Sehun tersenyum puas ketika mendengar penuturan Jongin. Berbanding terbalik dengan Sehun, Jisung terlihat sedih. "Nini teman Icung uga," imbuhnya, mengundang matahari untuk terbit di wajah yang sempat tampak suram itu.

Sehun mendengkus pelan. Dia masih sama, tidak mau berbagi teman dengan siapa pun. Jisung harus segera pulang, pikirnya.

...

Chibby•√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang