"Mama! Nini main!" Mereka masih berada di depan pintu ketika Sehun berteriak, memberitahu ibunya tentang kedatangan Jongin. Bukan sesuatu yang baru, karena Sehun biasanya malah membuat drama lebih dulu dengan Jongin, seperti mengadakan acara penghargaan? Sehun akan mengambil karpet kecil berwarna merah, lalu meletakkannya di lantai untuk Jongin lewati. Tidak sampai di sana saja, dia biasanya juga memaksa Yoona untuk andil bagian, menyuruh mamanya itu memberikan setangkai bunga mawar palsu untuk Jongin. Karena sekarang ada Jisung, Sehun tidak perlu meminta tolong Yoona, menyuruh Jisung mengambil bunga di vas kaca di atas meja untuk diberikan pada Jongin.
"Beri hormat pada Pangeran!" Sehun berucap, seperti di drama-drama yang pernah ia tonton bersama Donghae. Jisung berlutut di depan Jongin dengan dua kakinya, sedikit mendongak. Jongin sendiri terkikik geli, berjalan dengan anggunnya, lalu menerima uluran tangan Sehun. Ketiganya tertawa senang setelah Jongin membuang asal bunga pemberian Jisung tadi."Mama di dapur. Ayo ambil kue Mama," ajak Sehun setelah mereka menghentikan tawa. Jongin mengangguk antusias, sedangkan Jisung masih tidak mengerti. Jisung hanya ikut saja apa yang mau dua bayi senior setan itu lakukan.
"Sstt, Nini sini saja. Hun ambil kue Mama."
"Icung?"
"Icung ikut Hun!" Sehun menarik paksa tangan Jisung, membawa sepupunya menuju dapur, meninggalkan Jongin yang menatap mereka dengan wajah ceria.
Jongin duduk di lantai, memainkan bunga yang dibuangnya tadi. Dia terlihat asik sendiri, menggerakkan bunganya ke kanan dan kiri.
"Aku pulang! Lho, Jongin di sini?" Setelah melepas sepatunya, Taehyung berlari menghampiri tubuh Jongin. Anak itu celingukan, mencari keberadaan Sehun. "Hunnie mana?"
"Dapul."
"Nini ditinggal?" Jongin menggeleng pelan. "Kenapa nggak ikut ke dapur?" tanya Taehyung, dia ikut duduk di samping Jongin, memerhatikan apa yang bayi itu lakukan.
"Sstt, Hunnie nakal-nakal. Yung diam, ote?" Jongin berbisik setelah melihat sekeliling, wajahnya menjadi super menggemaskan karena berusaha terlihat serius. Taehyung terkekeh pelan, mencubit pipi gembil Jongin. "Yung!" rengeknya saat tidak mendapat jawaban.
"Oke, Hyung akan diam." Jongin mengangkat jempolnya, tersenyum lebar. Setelah itu, dia kembali tak acuh, bermain sendiri dengan bunga tadi.
"Hei, Hyung punya permen. Jongin tidak mau?"
"Belapa?"
Taehyung tersenyum manis, dia jelas tahu dengan baik kebiasaan Jongin. Jongin suka berbagi, kalaupun hanya ada dua benda yang dimiliki, dia akan memilih memberikan benda itu pada temannya daripada untuk diri sendiri. Jongin menjadi pujaan teman-temannya bukan tanpa alasan.
"Ada tiga. Nini, Hun, Icung." Taehyung mengeluarkan tiga bungkus permen dari saku, memberikannya pada Jongin.
"Wah! Maacih!" Jongin terlihat sangat senang menerima pemberian Taehyung, matanya bahkan menunjukkan binar. Taehyung tidak bisa menahan diri, mengusak rambut Jongin dengan gemas.
"Hyung mau ke kamar, Nini ikut?" tawar Taehyung.
"No." Bayi itu tertawa pelan, menyembunyikan permennya, seolah takut Taehyung akan meminta kembali jika Jongin menolak. "Nini cini, tunggu Hun ama Icung."
"Oke," balas Taehyung pendek, beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan Jongin kembali sendirian.
Tidak lama setelah Taehyung pergi, Sehun dan Jisung berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Jongin. Wajah keduanya memerah dengan keringat membasahi wajah. Sehun tertawa lebih dulu, mengeluarkan toples yang berhasil diambilnya, lalu Jisung ikut tertawa. Mereka duduk melingkari toples yang Sehun bawa, beruntung sekali toplesnya sudah terbuka hingga tidak ada drama kaca pecah.
"Wah, manis." Jongin memejamkan mata, menikmati rasa kue buatan Yoona yang memanjakan lidah kecilnya. Jisung ikut memekik senang, kue buatan Yoona memang enak.
"Mama masih masak, Hun ambil toples." Sehun menjelaskan bagaimana toples itu berhasil dibawanya kabur. Butuh banyak perjuangan, karena Yoona sangat fokus tadi.
Bayi-bayi itu memakan kue di dalam toples sampai tandas—sesuatu yang tidak akan pernah para Mama biarkan, karena gigi mereka bisa saja rusak. Sehun menepuk-nepuk perutnya, merasa kekenyangan. Jongin terkikik geli sendiri, lalu dia teringat dengan permen pemberian Taehyung.
"Ini Hun, ini Icung."
"Wah, makasih!" Sehun memekik, memeluk Jongin dengan erat, mendahului niatan Jisung. Senyuman puasnya tercipta di balik punggung Jongin.
"Macama. Ini Tete Yung kacih," jelas Jongin.
"Tae Yung pelit pada Hunnie. Napa kasih Nini?" dengkus anak itu pelan. Hanya sesaat kekesalan Sehun datang, karena setelah ia memasukkan permen ke dalam mulut, rasa kesalnya hilang begitu saja.
"Ya Tuhan! Bagaimana kalian bisa mengambil kue-kue itu?" Tidak perlu dijawab bukan, siapa pemilik suara tersebut. Tiga bayi itu sama sekali tidak terlihat peduli, lebih memilih menikmati rasa manis lainnya setelah berpesta dengan gula.
Benar-benar pemandangan ajaib yang menyebalkan. Yoona bahkan ragu bisa memarahi Sehun jika ada Jongin di sana.
"Mama tidak mau tahu, setelah ini kalian harus menggosok gigi, oke?"
"Ote," balas ketiganya kompak, tidak memerhatikan sama sekali.
...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibby•√
Fanfiction[COMPLETE •√] Ketika dua bayi setan dipersatukan 191229 - 200509 It just absurd story, but yeah, hope u enjoy it^^