"Dak boleh, Icung! Ini Luke punya! Jangan ambil!"
"Icung pinjam, Luke! No pelit-pelit, tahu! Nanti Nini dak mau teman Luke, awas!"
"Tapi 'kan ini Luke punya! Kalau Luke dak mau pinjam, Icung dak boleh paksa, tahu!"
"Icung 'kan mo pinjam, napa dak kasih, sih?"
"Icung paksa-paksa pinjamnya, Luke dak suka!" balas Lucas. Dia tidak pernah menyukai sifat Jisung yang suka seenaknya. Padahal, kalau diminta baik-baik juga, Lucas tidak sepelit itu kok. Lucas juga bukannya tidak mau berbagi mainan, dia hanya kesal dengan teman-teman yang suka memaksa. Menyebalkan menurutnya.
"Nini! Luke pelit, dak kasih pinjam robot!" Jisung mengadu pada Jongin yang asik menikmati susu coklatnya. Jongin menoleh sebentar, menggunakan tangan gempalnya untuk menepuk-nepuk ujung kepala Jisung, menenangkan. Jongin mau menghabiskan isi botolnya dulu.
Sehun melepas dot silikon botol susunya, menatap garang ke arah Jisung. "Icung no nakal! Kalau pinjam dak boleh paksa-paksa tahu!"
"Tapi ... tapi, Icung 'kan dah bilang pinjam!" Bibir Jisung merengut, tidak suka disalahkan. Aturan bermain dengan Nini kan harus bilang kalau mau pinjam. Bukankah itu sama saja kalau dengan yang lain? Kenapa Lucas tidak bisa semenyenangkan Nini? Sehun menyebalkan, sama seperti Lucas. Jisung kesal sekarang. Memang benar, hanya Jongin yang menyenangkan.
Jongin melepas dot silikonnya, tangan gempalnya beralih untuk menepuk punggung Jisung. "Dak boleh Icung, dak baik. Kalo pinjam harus baik-baik, dak boleh ambil suka-suka," ucapnya.
"Napa? Sama Nini boleh!" Jisung masih tidak terima. Kalau sama Jongin kan boleh, harusnya dengan yang lain sama saja, 'kan?
"Sama Nini boleh, sama Uke, Hunnie, Lica, Ungjae, dak boleh. Mereka marah, dak teman Icung nanti," jelas Jongin.
Jisung kembali memberengut. Kenapa bisa berbeda? Seharusnya orang-orang bisa seperti Jongin, menyenangkan. Ini menyebalkan, Jisung juga malas berpikir. Kenapa meminjam mainan aturannya harus berbeda untuk setiap orang?
"Nini, Icung pinjam neneka Nini aja," ucap Jisung, menarik paksa boneka yang berada di tangan kiri Jongin.
"Oki," balas Jongin, tidak memermasalahkan perlakuan kasar Jisung tadi.
Jongin berjalan menuju kandang kucingnya, memutar-mutar kandang tersebut. Mata bulatnya memerhatikan kucing yang kesal karena kandangnya diputar-putar, mengeong marah.
"Nini main apa?" tanya Sehun, ternyata dia menyusul Jongin.
"Main pus, aung," balas Jongin. "Lutu, marah-marah meongnya, hehe." Jongin tertawa senang. Dia senang bisa membuat kucing barunya itu kesal, mengeong garang.
"Hun mau!" Sehun ikut duduk di samping Jongin, memutar kandang kucing lebih cepat. Suara geraman kucing yang kesal karena dipermainkan terdengar semakin kencang.
"Wah!" pekik Jongin, dia bahkan bertepuk tangan saking puasnya dengan hasil kerja Sehun. "Lagi!" serunya.
Baekhyun dan Taehyung sedang membantu para Papa di belakang, meninggalkan keenam bayi kelebihan otak tersebut di satu ruangan. Lisa asik memainkan boneka barbienya. Jisung duduk di samping Lisa, memainkan boneka beruang milik Jongin. Sungjae masih asik memandangi akuarium mini Jongin, sedangkan Lucas asik sendiri dengan robot di tangan, bergabung dengan Lisa dan Jisung.
"Wah! Lempal!" pekik Jongin, menatap kandang kucingnya yang berputar terlalu kencang sampai terlempar membentur tembok. Pintu kandang tidak sengaja terbuka, membebaskan kucing di dalamnya.
Sungjae, Jisung, Lucas, dan Lisa menatap bersamaan ke arah Sehun dan Jongin berada. "Ada apa?" tanya Lucas.
"Pus aung marah!" pekik Jongin. "Lari!" Dia memberi aba-aba.
Kucing Jongin berlari, menjatuhkan akuarium mini yang sedari tadi Sunjae perhatikan, beruntung sekali Sungjae sudah menghindar lebih dulu. Ikan di akuarium Jongin menggelepar.
"Biluuuu!" pekik Jongin, dia ingin menyelamatkan ikannya. Tapi, belum sempat Jongin mendekat, ikan-ikan mungil itu sudah lebih dulu menjadi santapan kucing putihnya.
"MAMA! PUS AUNG NAKAL! MAMA!" Jongin menangis kencang. Ikan biru kesayangannya dimakan tepat di depan mata. "NAPA MAKAN BILU? PUS AUNG NAKAL! NINI DAK SUKA!" Jongin menjatuhkan tubuhnya di lantai.
Sehun berlari menuju taman belakang, mencari Mama Yuri. Dia terengah-engah saat sampai di sana. "Mama, Nini nangis," ucapnya cepat setelah menarik ujung gaun yang Mama Yuri kenakan.
"Nini menangis? Kenapa? Kalian bertengkar?"
"No! No tengkal!" Sehun berteriak, tidak terima. Mereka tidak bertengkar. Kenapa setiap ada yang menangis selalu pertengkaran yang ditanyakan lebih dulu? Memangnya, mereka hanya boleh menangis kalau bertengkar saja apa? Para orangtua itu menyebalkan, pikir Sehun. "Kucing lepas, kucing makan biru. Nini nangis," jelas Sehun cepat.
"Ah! Biru dimakan kucing? Ayo ke sana, Jongin pasti sangat sedih. Terima kasih sudah memberitahu Mama." Mama Yuri mengusap pelan pipi kanan Sehun sebelum berlari lebih dulu menuju ruang tamu.
"Bagaimana kucingnya bisa lepas?" tanya Mama Yoona.
"Hun sama Nini main putar-putar kandang kucing. Kandangnya lempar, pintu kebuka. Kucing lepas," jelas Sehun.
"Apa kubilang, mereka pasti membuat masalah." Baekhyun menahan tawanya, sedangkan Taehyung hanya menggeleng tidak percaya.
"Belum ada lima belas menit padahal," gumamnya, menatap arloji di tangan. Mereka meninggalkan bayi-bayi itu sendirian, belum ada lima belas menit.
"Ini masuk rekor terlama mereka membuat masalah," kekeh Baekhyun lagi.
"Aku tidak tahu. Aku anak baik. Aku akan diam." Taehyung meracau tidak jelas, memilih untuk fokus pada masakannya. Hei, mereka hanya merancang acara untuk masak-masak, bukannya acara para bayi setan untuk berulah. Taehyung tidak mau memikirkan apa-apa, membuat pusing saja.
...
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibby•√
Fanfiction[COMPLETE •√] Ketika dua bayi setan dipersatukan 191229 - 200509 It just absurd story, but yeah, hope u enjoy it^^