"Catu-catu, Nini cayang Hunhun. Uwa-uwa, mau Hunhun tiyum. Iga-iya, jadi pacal Hunhun. Catu-uwa-iga, Nini punya Hunhun!" Bayi berusia lima tahun itu berceloteh riang dengan kaki kecil yang melangkah ringan menuju rumah di sampingnya. Tas selempang berisi susu botol juga dot tidak lupa dia bawa. Kakinya beralaskan sepatu baru pemberian Bibi Lim yang kemarin pulang dari Jepang.
Sehun melepaskan hoodie-nya. Kaki-kaki mungil itu berjinjit, berusaha mengintip apa yang ada di balik pagar. "Nini! Main yuk!" teriaknya, tidak peduli jika suara cempreng tersebut menganggu para tetangga. "Nini! Pacal tampanmu datang!" Yoona yang melihat kelakuan putra bungsunya dari teras rumah segera menutup sebagian wajah. Sepertinya dia harus melarang keras Sehun bermain dengan Donghae, atau otak putra kecilnya itu akan terkontaminasi dengan segala bentuk perbuatan setan.
"Nini! Kayo cidak kelual, Hunhun nangis yo!" Bayi setan—menggemaskan itu mengancam. Sehun menampilkan senyuman lebar miliknya saat melihat pintu rumah terbuka. Jongin menarik-narik lengan mamanya agar membukakan pagar rumah untuk Sehun, teman seperompolan.
"Nini cantik, ayo main baleng."
"Hunhun puyang aja, Nini mau pelgi cama Mama."
"Tapi Hunhun mau main baleng Nini." Bibirnya bergetar, menahan tangis. Tolakan dari Jongin seakan menjadi tamparan tersebar yang pernah Sehun terima.
Tidak. Tidak. Sehun tidak boleh menangis, nanti tidak terlihat keren lagi. Sehun kan harus tampil keren di depan Jongin.
"Mama, main cama Hun, boyeh?" Menatap penuh harap pada ibunya. Bahkan ia berkedip imut untuk menarik hati sang mama.
"Hun mau ikut jalan-jalan?" tanya Yuri, memberikan opsi lain agar dua bayi itu dapat menghabiskan waktu bersama.
"Mama! Hun ikut boyeh?" Sehun membalik tubuh, memekik kencang pada mamanya yang masih berdiri di teras rumah. Yoona tersenyum kecut, mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Yey!" Dua anak adam itu saling berpegangan tangan, melompat-lompat riang.
"Nanti beyi es klim, cocis, cokat ...." Jongin mulai mendaftar apa saja yang ingin ia beli.
"Cucu!" pekik Sehun.
"Iya, cucu uga!" Jongin membalas senang. Yoona menggeleng pelan.
"Sepertinya aku harus ikut juga."
"Jika tidak keberatan," balas Yuri. Putra mereka memiliki hobi yang hampir mirip, merusak barang-barang di toko, swalayan, pasar, ah ... dimana saja. Kedua bayi itu memiliki tangan ajaib jika disatukan.
Kumpulan bayi setan.
...
Repost karena kangen si setan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibby•√
Fiksi Penggemar[COMPLETE •√] Ketika dua bayi setan dipersatukan 191229 - 200509 It just absurd story, but yeah, hope u enjoy it^^