Titik

2K 281 63
                                    

Setelah beberapa kali mencoba dekat dengan Jongin, Sungjae dan Jackson akhirnya bisa ikut bergabung saat skuad setan makan siang bersama. Jongin menatap temannya satu per satu, Papa bilang, semakin banyak teman akan semakin menyenangkan. Sepertinya iya, Jongin merasa senang dengan teman-teman barunya, mereka baik dan mau berbagi makanan. Sungjae bahkan memberikan sosis miliknya untuk Jongin, sangat baik.

"Nini makan banyak, biar cepat besar." Sungjae menepuk punggung Jongin pelan, tersenyum lebar.

"Nini sudah besar, Jisung kecil."

"Kok Icung?" Jisung memekik tidak terima, dia juga sudah besar, tahu!

"Sehun bilang, Jisung masih kecil, hehe." Jongin tersenyum manis, dia jadi suka mengganggu Jisung. Jisung itu kecil, gampang merajuk, menyenangkan kalau diganggu—mirip Siena, anjing Bibi Seo.

"Ish! Hun juga masih kecil! Nini juga! Sama-sama kecil semua, ish!" Nah kan, pipi Jisung sudah digembungkan, seperti bakpao, lucu.

Jongin terkekeh pelan, mengambil bakpao dari kotak makannya. "Jangan marah, Nini ada bakpao, Jisung mau?" Jongin tentu saja memiliki caranya sendiri untuk membujuk Jisung. Huh! Jisung kan jadi susah marah kalau dibujuk dengan bakpao.

"Mau! Mau dua, hehe." Jongin tertawa senang, memberikan dua buah bakpao untuk Jisung, dia sendiri sudah kenyang karena mendapatkan banyak sosis dari Sungjae.

"Sehun mau?" tawar Jongin, mengambil sosis dari kotak bekalnya. "Sehun suka sosis, Nini ada banyak." Jongin memasukkan sosisnya ke kotak bekal Sehun yang tentu saja diterima oleh temannya itu. Sehun tidak banyak kata, hanya makan dengan tenang sambil memerhatikan interaksi Jongin dan teman-teman baru. Jongin menjadi lebih manis saat tersenyum, Sehun suka melihatnya.

Mereka menghabiskan makan siang, lalu membereskannya sendiri-sendiri. Hari ini mereka janjian untuk berangkat dan pulang sekolah sendiri, tidak mau diantarkan. Jongin sudah memasukkan kotak bekalnya ke laci meja, meneguk susu dalam botol dengan sedikit rakus. Mereka masih sama, maniak susu.

"Nanti jalan pulang sama-sama?" tanya Lucas.

"Huum. Luke dak mau?" Jongin menoleh, menatap Lucas.

"Mau!" Anak itu menjawab senang. Dia suka, selama bersama teman-teman.

Mereka mengikuti pelajaran dengan tenang, walau sesekali Sehun dan Jisung berdebat tentang siapa yang paling disayang Jongin. Tidak ada faedahnya sama sekali, tapi mereka bertengkar seakan itu pertarungan besar.

"Selamat siang anak-anak, jangan lupa kerjakan tugasnya, ya? Besok kita bertemu lagi." Guru Song berujar ceria yang langsung dibalas semangat oleh anak didiknya.

Skuad setan memasukkan buku ke tas dengan tergesa. Mereka ingin segera pulang biar bisa bermain nanti. Satu per satu berjalan melewati para guru, membungkuk untuk menunjukkan rasa hormatnya.

Sehun, Jongin, Lisa, Lucas, dan Jisung berjalan beriringan. Mereka berjalan sambil bernyanyi lagu yang para guru ajarkan. Suara-suara cempreng kelimanya terdengar sangat ceria. Kaki-kaki kecil itu melangkah, sama sekali tidak terlihat beban di sana.

"Ih, itu apa? Lehernya panjang!" ucap Jisung, menunjuk hewan mirip bebek tapi dengan leher panjang.

Jongin menyipitkan matanya, mereka berhenti, menatap hewan itu bersamaan. "Kok lari sini?" pekik Jongin saat hewan-hewan itu berlari menuju mereka.

"Mau kenalan, ya?" celetuk Lucas.

"Dak ih, itu galak, kejar-kejar kayak Siena! Ayo lari!" ajak Sehun.

"HUWA! NAPA KEJAL-KEJAL KITA?" teriak Lisa.

"Kita dak nakal-nakal ih, jangan kejar!" Jongin hampir menangis, hewan mirip bebek tadi masih mengejar mereka.

Kenapa? Mereka kan sedang menjadi anak baik, kok dikejar-kejar?

"BIBI SEO, TOLONG!" teriak kelimanya bersamaan, teringat saat Bibi Seo menolong mereka dari kejaran Siena.

Hah! Anak-anak yang sangat menggemaskan itu sedang mendapatkan karma sepertinya. Menggemaskan, tapi sayang, perjalanan mereka sudah selesai. Semoga hari kalian menyenangkan, seperti kisah ini.

...

END is TAMAT

Betewe, kalau nggak keberatan, kasih review ya^^

Makasih udah nemenin bayi setan sejauh ini^^

Chibby•√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang