Boom

1.6K 262 72
                                    

Jongin menatap teman-temannya bingung. Sudah seminggu sejak mereka bersekolah. Sehun dan Jisung menjadi terkenal dengan cepat karena ketampanan mereka, banyak gadis kecil yang mencoba menjadi teman keduanya. Begitu juga dengan Lisa, gadis itu menjadi pujaan para pria kecil. Lucas? Jangan ditanya. Anak itu benar-benar bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dia sudah membentuk geng dengan Jackson dan Sungjae dalam waktu seminggu.

Jongin mencebikkan bibir, menatap ke arah lokernya. Dia meminta Yuri memasak banyak sosis tadi pagi, berniat untuk berbagi dengan teman-temannya. Tapi, sepertinya Jongin harus menyerah untuk mendekati mereka. Melihat Sehun dan Jisung yang tadi mengapit tubuhnya bahkan sudah tertawa bahagia di samping gadis-gadis yang tidak Jongin kenal. Jongin benci sekali melihatnya. Dada Jongin terasa sesak dan napasnya mulai putus-putus. Matanya bahkan memerah, menahan isakan.

Yuri tidak suka melihatnya menangis, tapi Jongin tidak bisa menahan diri lagi. Tangisnya pecah saat itu juga, membuat atensi semua orang segera tertuju padanya.

Guru-guru segera datang menenangkan, tapi tangisan Jongin malah semakin menjadi-jadi. Dadanya sangat sesak dan Jongin hanya ingin orang-orang tahu jika dia kesakitan. Jongin tidak suka diabaikan.

Sehun menatap bingung pada sahabatnya itu, terlebih ketika Yuri mendadak datang dan membawa Jongin pergi. Kenapa tidak ada yang menahan kepergian Jongin? Sehun berlari menghampiri tubuh Yoona, menarik ujung kaos mamanya, meminta perhatian.

Ketika berbalik, Sehun dapat melihat jelas sudut mata mamanya yang berair. "Mama, Nini napa?" tanyanya, sedikit ketakutan. Dia mengabaikan Jongin tadi. "Nini marah Hun?" Kedua sudut bibirnya tertarik ke bawah. Dia sangat merasa bersalah sekarang.

"Tidak. Nini sedang tidak sehat, Mama Yuri bawa Nini pulang. Sekarang, Hun balik ke kelas, oke?"

"Mau pulang. Dak da Nini, Hun dak suka."

"Hei, tidak boleh seperti itu. Masih ada banyak teman. Hun kembali ke kelas, ya?" bujuk Yoona.

Sehun ingin menolak sebenarnya. Dia ingin sekolah dengan Jongin, bukan yang lain. Sehun kesal, kenapa dia meninggalkan Jongin hanya karena mainan milik Yujin? Mainan itu bahkan tidak sekeren Jonginnya. Sehun akan meminta maaf pada Jongin saat mereka bertemu nanti.

Seterusnya, Sehun banyak diam selama mengikuti kelas. Dia tidak merespon kecuali guru yang bertanya. Moodnya sangat hancur sekarang.

...

Tangis Jongin sudah terhenti. Dia dibawa ke rumah Paman Changmin lagi. Beberapa kali sebelum masuk sekolah, Yuri memang mengajak Jongin untuk berkunjung ke rumah Changmin.

Setelah bertemu beberapa kali, Jongin mulai menyukai Changmin. Dia paman yang baik, suka memberikan stroberi pada Jongin. Rumahnya juga keren karena ada akuarium besar berisi banyak ikan. Jongin suka sekali dengan ikan.

Matanya mengikuti gerakan ikan yang berenang kesana-kemari. Melupakan kekesalan yang membuat dadanya sesak tadi, Jongin bahkan bisa tertawa walau dengan suara serak.

"Mama, mo ikan." Jarinya menunjuk salah satu ikan paling besar di akuarium milik Changmin, berharap keinginannya akan dikabulkan.

"Nanti, kita beli. Oke?"

Jongin mencebikkan bibir. Dia tidak ingin beli. Dia maunya yang ada di akuarium milik Changmin, bukan beli. Matanya kembali memanas karena mendapat penolakan dari Yuri. Dadanya kembali sesak. Jongin benci sekali.

"Mo ini! No beyi!" Dia berucap, keras kepala. Hidungnya sudah memerah dan tangis Jongin benar-benar pecah sekarang.

Yuri memejamkan matanya erat. Memeluk Jongin sambil berbisik kata-kata penuh permintaan maaf.

Andai saja ... andai saja Yuri lebih peduli pada keadaan Jongin. Andai saja Yuri bisa menahan diri untuk tidak berteriak atau bertengkar dengan Siwon di hadapan Jongin. Andai saja Yuri bisa lebih baik dalam mengasuh Jongin.

Yuri merasa sangat bersalah sekarang, mendapati Jongin mengidap kelainan mental yang membuat putranya itu sulit bersosialisasi. Yuri sangat menyesal dan dia tahu semuanya tidak akan berarti lagi. Jonginnya mengidap gangguan cemas.

...

TBC

Chibby•√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang