"Bibi Hyejin, Nini maaf. Nini nakal, lari-lari, tabrak meja. Nini maaf, Nini pecah akuium."
Setelah bangun dari tidur siangnya, Jongin meminta Mama Yuri untuk mengantarkan ke rumah Sungjae. Dia mau minta maaf, takut kalau mamanya Sungjae melarang mereka main bersama karena Jongin memecahkan akuarium ikan. Jongin minta digandeng selama pergi ke rumah Sungjae. Dia juga tidak berani mengangkat kepala, terlalu takut melihat wajah mamanya Sungjae. Banyak sekali pikiran buruk yang memasuki otak anak itu.
Mama Hyejin menatap Jongin gemas. Mata berkaca-kaca dengan hidung memerah yang sempat tertangkap retinanya tadi, Jongin pasti merasa sangat bersalah dan ketakutan. Padahal, Mama Hyejin lebih khawatir pada keadaan Jongin tadi, takut kalau ada luka di tubuh bayi empat tahun tersebut. Mama Hyejin berjongkok, menyamakan tinggi badannya dengan Jongin. Dia mengulurkan tangan kanan, tersenyum lembut sembari mengusap rambut Jongin.
"Bibi marah Nini, ya?" Jongin memberanikan diri untuk mengangkat kepala. Pipinya sudah basah oleh air mata sekarang. "Nini maaf, Bibi. Jangan marah Nini. Nini salah," isaknya.
Mama Yuri memilih untuk tetap diam. Dia merasa gemas, ingin sekali mencubit pipi gembil putranya itu. Jongin menggunakan kedua tangan gempalnya untuk menghapus air mata yang terus meleleh, menangis sesenggukkan.
"Nini maaf, Nini nakal. Nini jatuh, akuium jatuh, ikan jatuh," ucapnya terbata-bata. Jongin terus saja meminta maaf, padahal Mama Hyejin belum berucap sepatah kata pun.
Mama Hyejin memeluk tubuh Jongin, membuatnya merasakan bagaimana tubuh yang lebih mungil bergetar hebat. "Nini tadi terluka, nggak?" tanya Mama Hyejin.
"Dak, Nini dak luka," balas Jongin, masih sesenggukan. "Ikan jatuh, ikan luka." Tangisnya kembali pecah, mengingat bagaimana ketiga ikan nila tadi menggelepar. Nini takut ikan-ikan tadi masuk ke mimpinya kalau Mama Hyejin tidak memberi maaf. Sangat menakutkan membayangkan ikan-ikan nila itu berubah menjadi ikan raksasa lalu mengejarnya untuk dimakan. Jongin takut, tidak mau pikirannya menjadi kenyataan.
"Ikannya tidak terluka, sudah Bibi pindahkan ke akuarium yang lain. Nini mau lihat ikannya?"
"Akuium lain?" Jongin mendongak, matanya terlihat sangat sembab.
"Iya. Nini mau lihat?" tawar Mama Hyejin yang langsung diangguki oleh Jongin. Dia mau memastikan ikan nila tadi baik-baik saja, agar nanti malam tidak datang menyerang ke mimpi. Sudah cukup Jongin mimpi dikejar tiga ikan nila raksasa saat tidur siang tadi.
Mama Hyejin menggenggam tangan kiri Jongin dengan erat, membawanya masuk, diikuti Mama Yuri di belakang. Di meja pojok ruang tamu, tempat Jongin menjatuhkan tiga akuarium kecil, sudah ada satu akuarium berbentuk balok yang diisi tiga ikan nila. Jongin menahan diri agar tidak berlari, lalu membuat kehebohan seperti siang tadi. Dia melihat ikan yang ada di akuarium dengan kagum, menempelkan wajahnya ke kaca.
Mama Hyejin membiarkan Jongin menikmati ikan-ikan tersebut, mendekat ke arah Mama Yuri. "Dia pasti sangat ketakutan tadi. Jongin langsung lari keluar rumah."
"Iya, Jongin sangat ketakutan." Mama Yuri tersenyum canggung. "Berapa biayanya? Aku tidak bisa hanya meminta maaf lalu tidak mengganti rugi. Maksudku, pasti akuariumnya tidak murah."
"Tidak, jangan dipikirkan. Keselamatan anak-anak lebih penting untukku. Mungkin kesalahan menaruk tiga akuarium mini di meja. Anak-anak sangat suka berlarian. Aku malah khawatir dengan Jongin tadi." Mama Hyejin menatap Jongin yang masih asik menikmati ikan-ikan di akuarium yang lebih besar. "Bagaimana keadaannya?"
"Jongin?" Mama Hyejin mengangguk. "Sudah lebih baik, tidak seburuk sebelumnya." Mama Yuri menjelaskan seadanya, tidak ingin membahas lebih jauh.
Kedua mama mengobrol ringan setelahnya, sampai Jongin merasa bosan dan meminta pulang. Mama Hyejin memberi Jongin empat ekor ikan nila dan satu buah akuarium kecil. Jongin sangat senang, mencium pipi Mama Hyejin sebelum pulang. Mama Yuri semakin merasa sungkan, apalagi Mama Hyejin menolak ganti rugi.
"Bagaimana kalau aku membelikan akurium dan ikan sebagai ganti rugi?"
"Karena kau terus memaksa, bagaimana kalau liburan bersama saja? Membuat pesta mini di belakang rumah sepertinya seru?"
"Ah! Bukan ide yang buruk."
"Ajak Yoona dan Seohyun sekalian."
"Baiklah, minggu depan."
"Oke," balas Mama Hyejin.
Drama perikanan dan Jongin yang mengambil kesimpulan sendiri, sepertinya telah usai. Mereka akan membuat pesta kecil di belakang taman rumah minggu depan. Semoga saja para bayi setan tidak berulah.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibby•√
Fanfiction[COMPLETE •√] Ketika dua bayi setan dipersatukan 191229 - 200509 It just absurd story, but yeah, hope u enjoy it^^