Bab 14 - Yang tersakiti

10.3K 977 52
                                    

***

Lan wangji kembali ke jingshi dengan membawa makanan, wei wuxian sudah satu hari tidak makan, lan wangji hanya khawatir jika perut wei wuxian jadi bermasalah karena makan makanan pedas.

Lan wangji membuka pintu perlahan, matanya disambut dengan kobaran api di pojok jingshi, lagi lagi dirinya dibuat marah.
Wei wuxian menoleh lalu tersenyum dengan beberapa buku dipelukannya.
Entah berapa banyak buku yang telah dia bakar, yang jelas rak buku lan wangji saat ini tidak terlihat penuh lagi.

Lan wangji membantingkan makanan yang dia bawa,
Menutup pintu, lalu berjalan cepat ke arah wei wuxian. Dia menarik bajunya dengan kasar.
"WEI WUXIAN, KAU!"

Wei wuxian dengan polosnya kembali tersenyum,
"Bagaimana? Sudah mengambil keputusan?"

Melihat wei wuxian tersenyum Lan wangji menghela nafasnya, dia menunduk,
"Apa kau sudah selesai bermain main?"

Wei wuxian kembali kehilangan senyumannya,
Lan wangji melangkah maju, membuat wei wuxian mau tidak mau harus mundur.
"Kau, terlalu banyak bermain main."
Lan wangji memaksa wei wuxian untuk duduk.
Wei wuxian bergumam,
"Orang ini!!"
Lan wangji beralih ke tungku, dia mengambil beberapa sayuran. Berniat untuk memasak.
Wei wuxian menatap heran.
Lan wangji,
"Kau lapar?"

Wei wuxian tiba tiba tertawa, tangannya sampai memukul lantai.
Kemudian salah satu tangannya terangkat, dia menunjuk mangkuk yang ada di atas meja.
"Kau lihat itu, aku menghabiskan dua mangkuk sup. Dan kau bertanya apa aku lapar? Apa kau sedang bergurau?"

Lan wangji membuka matanya lebar lebar, benar benar heran, dia tidak habis pikir ada orang yang sanggup menghabiskan makanan yang telah membakar tenggorokannya itu. Jika orang lain yang memakannya, sup itu mungkin akan mendapatkan julukan 'sup setan'.

Lan wangji,
"Kau?"

Wei wuxian mengangguk,
"Aku tau apa yang kau pikirkan.  lan zhan itu tidak penting, aku lapar atau tidak, yang penting saat ini adalah keputusanmu."

Lan wangji kembali manaruh sayurannya,
"Tinggal."

Wei wuxian meregangkan tubuhnya,
"Hao."
Wei wuxian beranjak, kemudian kembali mengambil buku.
"Jadi, buku buku ini sudah tidak penting lagi."

Lan wangji,
"Bakar saja."

Wei wuxian membeku, kemudian membantingkan bukunya.
"Ah lupakan sudah tidak seru."

Lan wangji,
"...."

Wei wuxian berjalan mendekati lan wangji yang saat ini berada dihadapan tungku.
"Lan zhan, apinya sangat besar."

Lan wangji,
"Mnn"

Wei wuxian,
"Jika buku buku itu tidak lagi penting untukmu maka...."
Wei wuxian meletakan tangannya di atas api.
"Sepertinya aku yang harus dibakar."
Lan wangji segera meraih tangan wei wuxian, dan meletakannya didadanya.
"Itu panas."

Wei wuxian mendorong lan wangji,
"Itu panas? Lalu kenapa kau meletakan tanganku didadamu, kau pikir dadamu itu es?"
Wei wuxian berpaling, lalu berjalan ke ranjang. Tadinya dia ingin berbaring, tapi setelah dia teringat apa yang terjadi tadi malam membuat dia enggan untuk mendekat bahkan menyentuh ranjang itu.
Wei wuxian duduk dibawah, dia menaruh tangan kanannya dikening, menandakan dia benar benar frustasi.

Lan wangji berjalan mendekat, dia berdiri tepat dihadapan wei wuxian,
"Wei ying"

Wei wuxian tidak menoleh, tanganya masih menutupi wajahnya,
"Hmm?"

Lan wangji,
"Maaf"

Wei wuxian,
"Kau punya banyak masalah padaku, memaafkan yang mana?"

Lan wangji,
"Maaf, aku mencintaimu terlalu awal."

CHANGE [ Mo Dao Zu Shi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang