2. Kaka OSIS Tampan

112 14 0
                                    


MPLS. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, MPLS tahun ini hanya mengharuskan calon siswa memakai name tag. Name tag tersebut terbuat dari kardus tipis berlapis karton dan memiliki tali yang terbuat dari rapia.

Tali itu terjalin membentuk suatu kepangan dan digantungkan di leher. Membuat kardus yang berbentuk lambang Regen High School itu menutupi perut dan dada. Ya, diameternya memang besar.

Selain menggunakan name tag, calon siswa diharuskan membawa bekal makan siang. Kegiatan berlangsung dari jam enam pagi hingga jam empat sore.

Kini MPLS sudah memasuki hari ketiga. Tersisa dua hari lagi menuju hari terakhir MPLS.

Pada pukul 06:15 para calon siswa sedang melakukan senam pagi. Dipimpin oleh tiga orang perwakilan OSIS.

Mereka adalah Leo, Jira, dan Joy. Lagu senam berkumandang melalui speaker sekolah. Suaranya sengaja dibuat memekakan telinga agar para calon siswa ikut bersemangat.

Varsha yang berada di gugus 12 dengan malas-malasan mengikuti gerakan senam. Ia tidak bisa melihat dengan jelas karena barisan gugus 12 berada di paling belakang, gugus 1 lah yang berada di paling depan.

Teman-temannya sama saja. Mereka berprinsip "asal gerak". Bahkan ada yang menari-nari mengikuti aliran musik, bukannya gerakan senam.

Laki-laki itu berada di sebelah Varsha,  menari heboh dan tidak tahu malu.

"Hahi! Coba lu geraknya kaya gini hi" salah seorang teman gugus Varsha  yang lain mencontohkan sebuah gerakan tari.

Yang dipanggil Hahi pun terbahak dan mengikuti arahan temannya. Keduanya tertawa tawa, bahkan mengajak calon siswa dari gugus 11 yang berada di depan mereka untuk ikut menari dengan konyol.

Saking hebohnya mereka bahkan menyenggol barisan perempuan di kiri,membuat gadis yang berbaris paling kiri mengaduh dan menabrak Varsha yang berada tepat di sebelahnya.

"Heh! Denger ya! Kalau mau senang-senang itu tau tempat! Jangan ganggu orang lain!" Bentak gadis itu, ia menghentikan gerakan senamnya dan berkacak pinggang menghadap Hahi.

"Eh emangnya elu keganggu?" Hahi menghentikan tariannya.

"Yaiya lah! Orang lu berisik, bahkan berisiknya lu tuh ngalahin musik senamnya tau!"

"Kalau gitu teriakan lu juga ngeganggu orang lain! Huuuuu" Hahi berkata dengan kurang ajar, merangkul teman di sebelahnya yang mengajarkan ia tarian tadi "Bay,katanya kita ganggu"

"Eh neng,lapangannya luas, bisa minggir dikit dong hehe"

"Ya kalau lu tau lapangannya luas sono joget di tempat lain! Iya gak Var?" Gadis itu mencolek Varsha, Varsha yang sibuk mengikuti senam dan mengacuhkan keributan di sebelahnya terpaksa menoleh.

"Ya gapapa mereka joget joget juga. Asal jangan ganggu"

"Tuh dengerin kata Varsha, dasar caur"

"Eh enak aja lo manggil gua caur" Hahi memberengut.

"Ya biar lo tau diri lah!"

Varsha tidak mengindahkan keributan di sebelahnya, ia kembali fokus pada senam.

Akhirnya senam berakhir dan mereka dipersilakan untuk istirahat sebentar. Barisan berganti dari menghadap panggung terbuka ke arah podium di timur, membuat gadis yang ribut dengan Hahi tadi berada di depan Varsha.

"Eh Var, kakak senam yang tadi ganteng ya" gadis itu memiringkan tubuhnya agar lebih mudah mengobrol dengan Varsha.

"Iya. Itu kak Leo"

Ketika Hujan TurunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang