25. Ketika Hujan Turun

102 13 8
                                    


Varsha keluar dari ruangan. Hatinya terasa sangat lega, beruntung ia memiliki prinsip 'hafalkan' 'kerjakan' dan 'lupakan'.

Berbanding terbalik dengan Syakira yang tengah menghampirinya dengan wajah pucat pasi.

"Gimana ini,gue isinya cuma dikit. Gila banyak yang ga gue jawab, gimana ini Var anjir" cerocos Syakira.

Varsha meraih bahu gadis itu dan menyeretnya pergi.

"Gue mau ke toilet" Syakira melepaskan pegangan Varsha di bahunya dan memasuki toilet begitu mereka tiba di depan toilet.

Varsha memilih menunggu Syakira diluar, ia mengedarkan pandangan dan mendapati beberapa siswa sekolah lain yang sama-sama menjadi peserta olimpiade sains sepertinya.

Pandangannya teralih pada laki-laki yang kini menghampirinya. Seragam laki-laki itu berbeda dengannya.

Varsha otomatis tersenyum riang dan melambaikan tangan.

"Reeyyyyy"

"Haaii Vaaar" balas Reyhan sambil tersenyum tak kalah riang, laki-laki itu tiba di hadapan Varsha.

"Lo ikutan olim juga ya?"

"Ya kalo ga ikutan gue ga akan disini lah"

"Oiya ya. Ikut mata lomba apa?"

"Biologi. Elo pasti matematika ya?"

"Masih perlu ditanyain nih?"

"Ck, gak berubah ya ni anak" ucap Rey  gemas "Lagi ngapain disini?"

"Nungguin temen. Lo sendiri?"

"Nyari temen gue, ilang dia"

"Mau gue bantu cari?"

"Temen lo gimana?"

"Tinggalin aja, bodo amat"

Reyhan tertawa kali ini dan mengangkat tangannya untuk mengusak rambut Varsha.

"Gue cari sendiri aja, kasian hey temen lo"

"Lo juga kasian, kesasar di sekolah orang"

"Eits ya gapapa, sekalian keliling"

"Tapi gue masih mau ngobrol sama lo, udah lama banget tau"

"Iya ya, siniin hape lo"

"Mau apa?"

Varsha menyerahkan handphone nya pada Rey. Laki-laki itu mengetikkan sesuatu dan mengembalikan handphone gadis itu.

"Itu nomor gue, save ya"

Mata Varsha berbinar, "Okay Rey,nanti ketemu lagi ya?"

"Chat aja ya, gue mau cari temen gue lagi. Daah" Rey melambaikan tangannya dan berjalan pergi.

Varsha memandangi handphone nya dan menyimpan nomor Rey. Ia membuka aplikasi whatsapp dan melihat tiga pesan baru dari Ari.

Arima : Varsha
Lo tau gymnasium deket lapang kota kan?
Bisa kesana gak sekarang? Sekalian nunggu pengumuman olim

***

Varsha terdiam di tengah hiruk pikuk para suppporter basket. Ia tersenggol beberapa kali bahkan sempat hampir jatuh.

Ia menggembungkan pipinya, menyesal sudah datang. Tau gitu Varsha akan menunggu Ari di luar gymnasium.

Tapi ia sangat penasaran melihat pertandingan perdana Ari.

Ketika Hujan TurunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang