3. X MIPA 7

95 11 0
                                    


Sesudah mengikuti MPLS selama lima hari penuh,para calon siswa Regen high School kembali bersekolah di hari Senin.

Seragam-seragam baru, sepatu yang mengilat, tas yang bersih dari noda, dan atribut pakaian yang lengkap terlihat dimana-mana.

Para kaka kelas mendengus setiap kali melihat adik kelas mereka dengan pakaian super lengkap. 'Bulan depan juga pada ilang tuh atribut' gumam mereka dalam hati.

Wajah berseri-seri bercampur gugup pun terlihat dimana-mana, terutama saat kini mereka berbaris di lapangan utama. Menerima sambutan dari kepala sekolah, pak Arjuna.

"Kepada kalian yang sudah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah selama 5 hari, bapak ucapkan selamat sudah menjadi siswa di Regen High School" tepuk tangan membahana, setelah mereda pak Arjuna melanjutkan "biarkan saya sekilas menjelaskan tentang Regen High School. Sekolah ini dibangun 70 tahun yang lalu, arsitektur bergaya Belanda tidak ada yang dipugar, semua diabadikan. Selama ini Regen High School selalu mengukir prestasi di berbagai bidang, terutama bidang kebersihan.  Kita sudah menjuarai lomba kebersihan antar sekolah tingkat kota dan kabupaten 20 tahun berturut turut. Selain itu, di bidang akademik dan non akademik pun Regen High Shool selalu unggul. Oleh karena itu, bapak menghimbau agar kalian menghargai kebersihan sekolah ini, jangan mencoret-coret fasilitas sekolah, buang sampah pada tempatnya, dan mari bersama kita tingkatkan prestasi sekolah ini"

Varsha ikut bertepuk tangan menanggapi pidato pak Arjuna. Selanjutnya upacara bendera berlangsung hingga ke prosedur paling akhir.

Di penghujung acara, guru-guru diperkenalkan satu-persatu agar murid baru tidak merasa asing. Namun guru-guru dan staff tata usaha yang berjumlah sekitar 90 orang itu membuat Varsha menyerah mencoba mengingatnya satu persatu.

Setelahnya seorang guru kepala wakasek bidang kurikulum maju ke podium. Beliau menjelaskan tentang sistem belajar di Regen High School. Varsha tidak terlalu memperhatikan, perhatiannya teralih kepada sesosok laki-laki yang berdiri di sebelahnya. Tepat di sebelahnya.

Laki-laki dari gugus 11 itu mencondongkan tubuhnya dan berbisik pada Varsha.

"Inget perjanjian kita ya Var" bisik lelaki itu.

"Iya gue ga lupa"

"Terus kalo kita sama-sama masuk tim olimpiade?"

"Gue juga masuk OSIS"

Mirzha,laki-laki itu,mengangguk puas. Di hari sesudah psikotes, Varsha bersama lima orang calon siswa mengikuti tes seleksi masuk tim olimpiade matematika.

Tes tersebut sengaja dilangsungkan lebih cepat karena bulan depan akan diadakan lomba cerdas cermat di sekolah lain di kota. Pak Arjuna sendiri yang menyeleksi mereka, beliau berkata bahwa tim olimpiade matematika kekurangan 2 orang dan memutuskan menyeleksi 5 orang calon siswa dengan nilai matematika 100 di tes masuk Regen High Shool.

Lima orang itu adalah Varsha, Mirzha,   Jauzan, Jevera, dan Liana. Sampai saat ini mereka belum diberitahukan hasilnya.

Lagi-lagi Mirzha, dengan nama panggilan Iza, membuat perjanjian dengan Varsha. Varsha sendiri tidak mengerti mengapa ia mau mau saja mengikuti perjanjian Iza namun apa daya, ia selalu terbawa emosi dengan segala hal yang berhubungan dengan Iza.

Akhirnya upacara beserta pengumuman dari guru dan staff tata usaha selesai. Mik beralih ke Tevy, sang ketua OSIS.

"Selamat pagi adik-adik"

"SELAMAT PAGI KAK TEVY"

"Jadi sekarang kaka minta kalian menghadap ke arah kiri, hadap kiri grak"

Ketika Hujan TurunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang