Ari membuka pintu kaca di depannya dan melangkah ke balkon. Musik di dalam ruangan terasa membuat telinganya berdengung.Ia menghempaskan tubuh ke atas arm chair yang terletak di balkon. Laki-laki itu mendongak, menatap langit gelap bertabur bintang.
Ari menghela nafas, mengeluarkan handphone dari saku dan membuka roomchatnya bersama seseorang.
Ari : halo [delete]
masih bangun? [delete]
lo lulus lho, udah tau belum? [delete]
nanti lo bakal sering ketemu gue di lab hehe [delete]Ari lagi-lagi menghela nafas. Berusaha menetralkan detak jantungnya. Kenapa rasanya sulit sekali hanya untuk bercakap-cakap dengan seseorang yang kamu sukai?
Sebuah pesan masuk membuatnya mengernyit, membuka pesan masuk dari nomor tidak dikenal itu.
Unknown : Ari! Save no gue yak
Arima : ni sape?
Unknwon : hujan
Ari terkekeh sendiri, mengotak-ngatik handphone nya untuk menyimpan nomor tersebut ke dalam kontak.
Ari : ada apa?
Varsha🐷 : lagi apa?
Ari : penting gue jawab?
Varsha🐷 : penting. Lagi sibuk nggak?
Ari : kalo ngga sibuk gimana nih?
Varsha is calling...
Ari panik, membanting handphone ke arm chair di sebelahnya yang kosong. Tunggu,kenapa ia panik?
Ia meraih kembali handphone nya dan mengangkat telfon Varsha.
"Ehm,halo?"
"Gue pengen nanya"
"Iya nanya apa?"
"Soal fisika yang 5 nomer itu. Nomor 4 gimana ngerjainnya?"
"Lah harus banget sampe ditelfon?"
"Harus! Kenapa? Grogi ya ditelfon gue"
"Iya. Grogi ditelfon sama sejenis makhluk halus"
"Ya siapa sih yang ngga grogi ditelfon malaikat"
"Malaikat maut elo mah. Udah ah, coba bacain soalnya"
Setelah berbincang-bincang selama 10 menit, Varsha mematikan telfon. Ari kembali membanting handphone nya cukup terkejut dengan kejadian malam ini.
"Cieee telfonan ma sapa tuh?" Tanya seseorang yang melangkahkan kakinya ke balkon, laki-laki itu memegang gitar di tangan.
"Bukan siapa-siapa bang Mik" Ari mengelak.
Laki-laki itu,Mika, mendudukkan diri ke atas sofa tak jauh dari arm chair tempat Ari duduk.
Balkon itu memang dilengkapi dengan beberapa arm chair, sofa, dan footstool. Balkon itu sendiri merupakan bagian dari rumah besar bercat putih yang terletak di ujung blok perumahan tempat Ari tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan Turun
FanfictionArima Keenandra Raviv, ia yang selalu datang namun tak pernah menetap, ia yang selalu pergi tetapi selalu kembali. Arima mengajarkan Varsha tentang hal paling berharga dalam hidup. Begitupun sebaliknya. Bagaimana akhir dari perjalanan mereka di Reg...