15. Hiburan Semata

57 13 1
                                    


Varsha menatap kosong ke depan. Meski teman-temannya ini ribut minta ampun bahkan sampai beberapa kali menyenggolnya, ia tetap diam di tempat dan melamun.

Sama halnya dengan Syakira, ia tidak banyak bicara.

Saat ini mereka ada di restoran yang pernah dikunjungi Ari dan Varsha, restoran bernuansa hutan itu. Ari mengundang teman sekelas dan temannya yang... entalah Varsha tidak tahu.

Yang Varsha lihat di antaranya ada Tio, Ekal, Alex, Niel, dan sisanya tidak bisa Varsha kenali.

Kesembilan laki-laki itu duduk di satu meja dan beberapa kali menjahili Jauzan yang duduk satu meja dengan anak X MIPA 7.

Ari sendiri duduk satu meja bersama keluarganya.

Varsha duduk di sebelah Marva dan Echa. Biasanya ia duduk di sebelah Syakira namun rasanya lebih baik ia tidak dekat-dekat gadis itu.

Varsha merasa saat ini Syakira bisa saja meledak dan kembali memaki-maki dirinya.

Hari sudah sore dan satu persatu tamu undangan Ari pulang. Varsha membuka handphone nya dan hendak memberitahu Angga bahwa acaranya sudah selesai.

Tapi laki-laki itu sudah menghubunginya lebih dulu.

Angga : Var, mainnya ga jadi ya. Maafin gue mau kerkom :(

Varsha : oh yaudah

Angga membalas pesannya dalam hitungan detik.

Angga : kok lo b aja? Ga marah apa gimana?

Varsha : ngapain marah

Angga : ya setidaknya lo kecewa dong gajadi main sama gue

Varsha : b aja sih gue

Angga : gue kerkom sama anak cewe paling cantik sekelas lho, Haya Melvie

Varsha : oh

Angga : f*kyu

Varsha : ?!
Gue tebas leher lo kalo ketemu!

Angga : nah gitu dong galak kaya biasanya
Read

Varsha menghela nafas, memasukkan handphone ke dalam saku. Ia melihat ke sekeliling dan menyadari hanya tinggal beberapa orang tersisa.

Varsha pamit kepada Ari dan yang lain. Laki-laki itu mengantarnya sampai ke depan restoran.

"Pulang naik apa?"

"Angkot, masih sore soalnya"

"Emm gitu"

"Makasih tadi udah nenangin gue"

"Ari..."

"Jangan nangis disini malu-maluin aja lo"

Varsha pun memutuskan mengikuti arah langkah Ari. Berusaha menutupi wajahnya yang bercucuran air mata.

Ari membawanya ke kantin. Ke meja paling pojok yang tidak banyak orang melihat. Kantin sepi karena para siswa banyak yang bergegas pulang.

"Nangis aja. Yang puas"

Varsha menelungkupkan wajah di antara lengan yang ia tumpukan di atas meja kantin. Menangis sejadi-jadinya.

Ia bahkan tidak menyadari Ari beranjak dari tempatnya dan kembali lagi dengan sebotol air mineral dan satu pak tissue.

Ketika Hujan TurunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang