Lagi-lagi hari sabtu Varsha perlu ke sekolah. Ia harus menjalani sesi latihan bersama PMR berhubung lombanya tinggal 2 hari lagi.Ia masih sering dimarahi Pierre namun tidak separah sebelumnya. Sesudah latihan PMR ia masih harus pergi ke ruang OSIS untuk berdiskusi dengan Dimi.
Ia mengetuk,pintu terbuka.
"Udah latiannya?" Tanya Dimi.
"Udah, kak Arya udah dateng?" Varsha memasuki ruang OSIS.
"Belum, tapi udah di jalan katanya"
Di ruang OSIS ini sekolah menyediakan banyak meja lipat plastik. Meja lipat plastik itu dapat disimpan di dalam loker yang berukuran besar.
Setiap anggota OSIS mendapat satu meja plastik dan satu loker.
Di tengah ruangan, di area berkarpet dekat sofa, terletak meja plastik biru. Di meja plastik itu tertempel stiker bertuliskan 'Dimi'.
Meja plastik itu sudah usang, dan tampak beberapa bekas tempelan. Para anggota OSIS memang diwajibkan menjaga meja tersebut dan mengganti rugi bila rusak.
Dimi duduk di atas karpet, diikuti oleh Varsha yang duduk di depannya.
Namun buku yang semula Varsha kira adalah buku persiapan Pekan Sains & Teknologi, nyatanya buku di atas meja itu adalah buku catatan matematika Dimi.Buku itu dipenuhi angka dan grafik-grafik rumit. Dimi buru-buru mengambil buku itu dan menyimpannya ke dalam tas di dekat meja. Dari tas itu ia mengeluarkan buku lain, "OSIS planner"
"Kaka jago matematika ya?"
"Emm, masih banyak yang lebih jago daripada gue"
"Tapi itu buku catetan kaka isinya materi matematika yang susah, kaka juga sering bantuin anak-anak OSIS ngerjain matematika sama Kak Tio, divisi kaka juga akademik. Kenapa kaka ga ikut olimpiade?"
Dimi tersenyum mendengar penuturan Varsha, "Menurut lo kenapa gue ga ikut olimpiade?"
"Ngga tau,makanya gue nanya"
"Menurut lo kenapa yang pinter harus ikut olimpiade?"
"Ya... biar tersalurkan aja gitu? Cari pengalaman?"
Kali ini Dimi tertawa terbahak-bahak, bahkan sampai berguling-guling di atas karpet.
"Dimana lucunyaaaa" rengek Varsha.
Tawa Dimi mereda, ia kembali ke posisinya.
"Prinsip gue ya Var, yang ikut olimpiade itu pasti pinter. Tapi yang pinter itu ga pasti ikut olimpiade"
Kali ini Varsha yang terdiam. Ia tidak pernah memikirkan itu sebelumnya. Saat masuk SMA ini ia memang selalu berpikiran untuk mengikuti segalanya, dorongan hati untuk mengubah diri.
Baiklah, mungkin ikut OSIS karena perjanjian aneh dengan Iza. Namun dia sendiri yang terus merasa tersaingi laki-laki itu hingga mau saja mengikuti tantangannya.
Bahkan ikut lomba PMR pun karena merasa tidak enak pada Tio? Apa jatuhnya ia itu seperti Ari? Memilih jalan yang bahkan tidak ia senangi.
"Var? Jangan terlalu dipikirin"
"Ngga kok ngga"
Pintu ruangan terbuka, anggota OSIS yang merupakan koordinator divisi 7 memasuki ruangan. Divisi 7 ini adalah divisi bidang Ilmu Sosial.
Event divisi 7 adalah Pekan Sosial & Bahasa, event ini akan dilangsungkan bersamaan dengan event divisi 3 yaitu pekan Sains & Teknologi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan Turun
FanficArima Keenandra Raviv, ia yang selalu datang namun tak pernah menetap, ia yang selalu pergi tetapi selalu kembali. Arima mengajarkan Varsha tentang hal paling berharga dalam hidup. Begitupun sebaliknya. Bagaimana akhir dari perjalanan mereka di Reg...