Tiara, Brayen, Reymon dan Mita sudah kembali ke rumah karena sudah di perbolehkan kan untuk pulang.
"Brayen ... sekarang kita siap-siap untuk kerumah kamu ... bahas pernikahan kamu dengan Tiara," kemudian Brayen yang mendengar pun menunduk, Dia sedikit bingung.
"Ma ... Mama serius Ma ... Aku gak mau nikah pliss ... Aku masih sekolah, apalagi dia calon suami aku ... Bisa gila beneran deh ... Mama gak kasian kalo aku jadi gila Ma," rengek Tiara memelas dan Mamanya hanya menggeleng.
"Enak aja lo kalo ngomong, Lo pikir gue apaan bisa bikin gila ... yang ada lo bikin gue ribet tau gak!" balas Brayen tak mau kalah.
"Tiara ... Brayen ... Kalian gak boleh ngomong gitu ... setelah menikah kalian hanya perlu waktu untuk saling memahami,Tante yakin pasti kalian saling mencintai, karena kuncinya adalah kebersamaan agar kalian bisa cinta satu sama lain,"
Mereka berdua hanya diam, bergelayut pada pikiran masing-masing, kemudian Brayen pergi ke apartemennya untuk siap-siap.
"Udah ... ayo siap-siap terus ke rumah Brayen."
"Iya Mah."
Kini mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing dan menyiapkan barang seperlunya.
"Tiara ... Kamu udah selesai belum sayang?" tanya Mita.
"Iya ma ... udah."
"Eh ... muka anak Mama kenapa di tekuk gitu sih, jelek ah jadinya, percaya sama Mama semua bakal baik-baik aja setelah kamu menikah," Tiara hanya diam saja.
Mereka bertiga sudah siap dan menyuruh Tiara memanggil Brayen
"Sayang ... Kamu panggil Brayen ya! itung-itung perhatian buat calon suami."
"Mama apaan sih!"
Tiara berjalan menghetakan kaki, dengan jengkel menuju apartemen Brayen, yang bersebelahan dengan apartemennya."Eh ... banci Dubai ... buruan udah di tunggu,"
Taira memutar bola matanya malas."Brisik ... Monyet!"
Kemudian mereka berdua keluar menghampiri Mita dan Reymon.
"Ayo Om ... Tante udah siap kan?" ucap Brayen di angguki ke duanya.
Mereka berempat sudah melaju membelah keramaian kota, ada sedikit macet jalanan karena begitu ramai kendaraan.
***
Mereka sudah sampai di rumah kedua orang tua Brayen, yaitu Siska dan Ilham."Assalamu'alaikum Ma," teriak Brayen dari luar.
"Walaikumsalam, eh ... ada kalian, ayo masuk!" ajak Siska kemudian menggandeng tangan Mita.
"Ya ampun Mita ... Kamu udah lama gak kesini, sibuk yaa?" tanya Siska pada Mita.
"Iya ni ... lagi ngurusin toko bunga aku soalnya rame, kalo nyewa pelayan juga nanggung aku sendiri masih bisa, kadang juga Tiara sering bantu sih pulang sekolah."
"Yaudah ... Kalian tunggu sini biarin aku panggilin mas Ilham sekalian buatin minum."
Siska berjalan menuju kamar, yang bersebelahan dengan ruang keluarga, kemudian memanggil suaminya.
"Pa ... di luar ada Reymon sama anak istri nya!"
"Emm ... kapan Mereka datengnya Ma?"
"Barusan aja Pa."
"Yaudah aku kesana Ma."
Mereka berdua keluar dari kamar, Ilham menuju ruang utama, dan Siska menuju dapur.
"Eh ... Kalian dateng, maaf gak tau soalnya lagi tidur tadi."
"Gak papa Ham ... ganggu gak ni?" tanya Reymon pada Ilham.
"Ya nggk lah, pintu rumah kita slalu terbuka lebar buat kalian," kemudian mereka semua tertawa, kecuali Tiara dan Brayen.
Siska datang ke ruang utama, dengan membawa nampan, berisi minuman dan beberapa cemilan.
"Ini!di minum dulu ... tamu jauh pasti haus kan?" ucap Siska sembari tertawa.
"Iya ... iya ... Kita minum." balas Mita.
Mereka semua mengobrol hingga kini Reymon mulai berbicara serius tentang anaknya.
"Ham ... jadi begini ada yang perlu saya bicarakan serius," ucap Reymon pada Ilham.
"Iya tinggal ngomong aja! Kaya gak pernah serius," ucap Ilham kemudian tertawa.
"Jadi begini ... semalem waktu saya ke apartemen Tiara, Saya liat mereka berdua tidur satu kamar," ucap Reymon menunjuk Tiara dan Brayen, Brayen dan Tiara pun menunduk.
Ilham tersentak kaget, kemudian dia berdiri menghampiri Brayen.
Plak ....
Ilham menampar keras pipi putranya, dan Brayen hanya diam tidak berani melawan."Ilham sudah-sudah ... jangan kamu kasarin! biar kita bicarakan baik-baik." Reymon memegangi tangan Ilham, yang sudah ingin mendarat kan bogeman di wajah putranya.
"Gak bisa gini Rey ... Dia harus di kasih pelajaran!" ucap ilham dan Reymon hanya bisa diam, namun tanganya tetap menghalangi Ilham, agar tidak brutal memukuli putranya.
"Apa-apaan kamu ... Papa gak pernah ngajarin kamu berbuat hal seperti itu ...." murka Ilham pada putranya.
"Pa ... ini semua cu ...."
"Gak usah jawap kamu! Udah jelas om Rey mergokin kamu tidur sama Tiara masih ngelak juga, Papa gak mau tau, besok kamu nikahin Tiara!"
"Iya Pa ... Brayen bakal nikahin Tiara walaupun cuma salah paham."
Kemudian Brayen meninggalkan semua orang di ruang utama dengan bingung dan menuju kamar lama nya.
Next..
Krisan ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan antara dua orang remaja yang sama sekali tidak saling mencintai, terus bersama walaupun penuh dengan tekanan dan juga rasa benci. Apakah mereka bisa membina rumah tangga mereka?