Penulis: Leni Marlina
Sudah 3 bulan mereka tinggal bersama, kini sudah bisa di bilang lumayan akur, walaupun Tiara sering galak.
Hari ini kelas mereka adalah jam olahraga, kebetulan Guru olahraga hari ini sedang cuti, jadi semua siswa bebas berolahraga apa saja asal tidak duduk bersantai karena Guru BK mengawasinya.
Brayen, Kito, Dio, dan, Pandu sedang bermain basket.
"Bray! Gue Bray!"
teriak Kito pada Brayen yang menguasai bola basket.Mereka bermain sangat sportif, saling oper dan bergantian memasukkan bola di ring, karna dasarnya minggu depan Tim mereka akan mengadakan turnamen melawan SMA Bina Bangsa.
Tiara sudah selesai bermain voly dan kini sedang duduk di bawah pohon rindang dekat lapangan voly dengan membawa sebotol air mineral.
"Woy! Bagi minum"
Brayen menyambar air yang di pegang oleh Tiara kemudian menenggaknya hingga tandas."Ambil aja noh!"
"Tadi, maen apa kok gue gak liat?"
tanya Brayen."Maen voly!"
jawabnya."Bisa emang?"
"Remehin gue lo?"
jawab Tiara kesal."Hehe, nggk deh, santuy dong yang! Galak amat"
"Yang, yang, pala lo peang!"
ucap Tiara menonyor kepala Brayen."Sakit tau!"
rintihnya memegangi kepala."Bodo amat!"
"Ke kelas yok!"
"Masih capek ...."
rengek Tiara kemudahan Brayen jongkok dan menepuk pundaknya."Apaan?"
tanya Tiara bingung."Naik lah, katanya cape, biar gue gendong sini! "
"Yakin lo kuat?"
"Yakin dong!"
"Oke lah! Gue naik ni!"
Dengan mudah Brayen mengangkat tubuh Tiara karna Brayen bertubuh kekar dan Tiara yang tidak gemuk, bahkan lekukan tubuhnya seperti model.
"Lari dong, biar seru ...!"
Tiara berteriak, tidak perduli banyak pasang mata memperhatikannya."Pegangan kuat ya, Kuda Bray siap meluncur ...!"
kemudian dengan kecang Brayen melangkahkan kakinya.Saat mereka bahagia di sana juga ada Maya yang menahan luka hingga menimbulkan rasa benci pada Tiara.
"Sabar Maya, Brayen bentar lagi jadi milik lo!"
ucap Amel kepada Maya."Udah yok cabut!"
ajak Luna pada kedua sahabatnya.Luna adalah anak dari pemilik perusahaan terkenal, sama seperti, Maya dan Amel tapi mereka semua tidak ada bandingnya dengan keluarga Tiara dan Brayen, mereka bertiga sangat sombong dan suka menindas yang lebih lemah, bila satu antara mereka tersakiti tidak segan-segan mereka mengeroyok nya.
"Awas jatoh Bray ... hahah ...."
teriak Tiara karena Brayen berlari sangat cepat."Santuy dong, biar cepet nyampe!"
"Hahaa ...."
Mereka berdua berteriak dan tertawa seperti tidak ada penghuni lain, hingga yang melihat mereka pun ikut tertawa.
"Dah sampe Tuan Putri,"
ucap Brayen masih dengan senyum semringah."Makasih babu ku!"
ucap Tiara menjulukan lidah dan Brayen mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan antara dua orang remaja yang sama sekali tidak saling mencintai, terus bersama walaupun penuh dengan tekanan dan juga rasa benci. Apakah mereka bisa membina rumah tangga mereka?