__________________Karya: Leni Marlina
Kini Rey sudah masuk sekolah Tk. Dia sangat pintar dan lucu banyak yang menyukainya.
Pagi-pagi di apartemen ini pasti berisik oleh Anak dan Bapak itu.
"Mama ... Papa ngejar aku Ma, aa ...!" Rey terus berteriak saat Brayen mengejarnya.
"Papa udah dong, kasian Rey," peringat Tiara pada suaminya.
Kemudian Rey dan Brayen berhenti. Brayen mengedipkan satu matanya ke arah Rey, Rey yang sudah maksud pun langsung berlari ke arah Tiara begitupun dengan Brayen.
"Haa, hua ... haha ... geli Rey, lepasin ...!" teriak Tiara saat suami dan anak menggelitik perutnya.
Kemudian Rey berhenti dan terus tertawa melihat Mamanya yang sudah berantakan.
"Rey, ini udah jam setengah 7, Mama sisiran dulu, terus sekolah ya!"
Kemudian Tiara merapihkan kembali pakaiannya yang sudah kusut akibat ulah 2 orang ini.
Tiara dan Brayen pun mengantar anaknya, sekalian pergi ke kantor. Biasanya Tiara ikut ke kantor, katanya bosan jika hanya diam di rumah.
***
Saat sudah tiba di sekolah Rey langsung berlari menghampiri kawannya, namun kawannya langsung berlari kecuali 1 anak, yaitu Ama, namanya adalah Amalia saputri umurnya beda sedikit dari Rey, Dia adalah teman dekat Rey dari awal sekolah, mereka berdua sangat nakal, maka dari itu semua temanya takut padanya.
"Pagi Ama, tumben Ama udah dateng, biasanya duluan Rey," ucap Rey pada Ama.
"Iya Rey, soalnya Papa aku tadi ada meeting, jadinya pagi banget deh."
Kemudian Tiara dan Brayen pun menyusul anaknya.
"Rey, kok langsung lari, ini tasnya di pake," ucap Tiara kemudian tersenyum ke Ama.
"Ama sama Rey kalo sekolah jangan bandel ya!" ucap Tiara mengelus kepala mereka berdua.
"Harus nakal, kata om Bray ...!" ucap Ama kemudian lari bergandengan tangan dengan Rey.
"Ni anak, bandel banget sih berdua," ucap Tiara bergeleng kepala kemudian menitip tas anaknya pada guru.
Mereka pun berangkat ke kantor dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan antara dua orang remaja yang sama sekali tidak saling mencintai, terus bersama walaupun penuh dengan tekanan dan juga rasa benci. Apakah mereka bisa membina rumah tangga mereka?