Masa yang di tunggu[21]

7.2K 132 2
                                    

Karya: Leni Marlina

Sudah dua tahun lamanya mereka bersama, kini Tiara sudah hamil 8 bulan masuk ke 9 bulan, hal ini lah yang mereka tunggu-tunggu, Brayen berubah menjadi over protective, mau ini itu harus bicara terlebih dahulu, Tiara di kurung di apartemen jika keluar pun harus di antar oleh Brayen.

"Sayang, mau cek kandungan jam berapa?"
tanya Brayen di tengah sarapan paginya.

"Jam 10 kok, ntar kamu kerja aja dulu, kalo udah jam 9 buruan pulang!"

"Iya udah deh!"

Brayen pun mengelus perut istrinya yang sedikit buncit, kemudian mengecupnya.

"Sayang, Kamu hati-hati ya di dalem perut Mama! Jangan bandel!"
bisik Brayen pada perut istrinya.

"Yaudah aku berangkat dulu ya, dadah ...!"

Setelah mengecup kening Tiara dia pun berangkat ke kantornya.

***
Brayen sudah tiba di Gedungnya yang sangat megah ini, kemudian saat dia masuk sudah ada 2 orang pegawai wanita di sebelah pintu masuk lalu membukuk untuk menyambutnya.

"Selamat pagi pak!"
ucap mereka bersamaan.

"Pagi!"
ucap Brayen yang terus tersenyum ke karyawannya.

Bagi karyawan disini, Brayen sangat lah ramah, Dia juga baik dan penyabar, tapi tagas. Brayen pun menuju ruangannya dengan senyum mengembang.

Dia sudah 2 jam berkutat pada lembaran kertas yang sangat banyak, namun baginya sekarang yang lebih penting adalah calon bayi dan sang istri, karena ingat dengan ucapan sang istri Brayen pun pulang, untuk mengecek keadaan bayinya.

Dia melajukan mobilnya dengan cepat karena tidak sabar ingin mengetahui kondisi sang bayi.

Tak lama kemudian dia pun sudah sampai dengan senyum sangat gembira dia berjalan.

"Sayang! Kamu di mana!"
teriaknya berlari mencari keberadaan istrinya.

"Ish ... Kamu ni kenapa sih lari-lari, ntar jatoh gimana coba?"

"Hehe ... iya maaf, abis aku buru-buru mau liat baby Bray!"
ucapnya dengan senyum yang tidak bisa di artikan kebahagiaannya.

"Yaudah, mau makan dulu apa langsung?"

"Langsung dong!"
ucapnya memegang bahu Tiara membantunya berjalan.

Mereka pun menuju rumah sakit dengan lamban karena takut nanti bayinya kenapa-napa.

"Sayang, besok kamu harus rajin makan buah! Makan buah sama susu yang banyak. Pokonya 1 kotak harus habis 1 Minggu!"

"Iya Brayen sayang!"
ucap Tiara yang mulai kesal karena di atur ini itu.

"Kalo ke kamar mandi ngomong! Perut kamu ni udah gede jadi harus bener-bener di jaga!"

"Brayen apaan sih! Aku bukan anak kecil lagi!"

"Tapi kamu tetep jadi orang yang harus aku jagain!"

Tiara hanya diam, kini mereka sudah sampai di rumah sakit, dengan perlahan Brayen menuntun istrinya masuk.

Setelah memeriksa kandungan istrinya dia bertambah senang dan sangat-sangat senang. Dia pun pulang dengan menyetir sesekali memandang wajah istrinya penuh kasih sayang.

Tak lama kemudian mereka pun sudah sampai, tiba-tiba Brayen pun langsung menggendong Tiara bridal style.

"Eh ... turunin! Aku mau jalan,"

"Kamu gak boleh kecapean sayang!"
ucap Brayen yg terus berjalan dengan menggendong Tiara.

Tiara yang bingung pun hanya bisa pasrah sampai Brayen meletakan Tiara di atas kasurnya.

Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang