Tiara dan Brayen sudah sampai di rumah Reymon, dia akan berkemas hari ini untuk pindah di apartemen baru milik papanya.
"Udah belom packing nya?, lama bener jadi cewek!"
Brayen sangat malas menunggu istrinya ini, karena sedari tadi hanya melempar baju kesana kesini,
'Aku mau tinggal di apartemen kamu itu tiap hari, jadi baju yang aku bawa itu yang bagus'
Itu lah jawaban dari istrinya jika Brayen mengeluh lama."He monyet ... Brisik tau gak, tinggal nunggu gue mandi juga!"
"Yaudah buruan ... udah sore ni, belom lagi kita beres-beres baju lo yang bejebun!"
"Iya ... Iya ...."
Akhirnya Tiara mandi, mandi pun dia harus lama, sampai Brayen yang sudah siap sedari tadi ketiduran di kasurnya.
Brayen yang terbangun melihat ke sisi kamar ternyata istrinya sedang berdandan tipis-tipis,dia pun sedikit kagum pada istrinya,
'Tiara cantik juga ya, kalo di perhatiin'
batin Brayen.
Tapi dia segera membuyarkan lamunannya, dia gengsi untuk menunjukkan rasa kagun ini pada istrinya."Buset! ... Lo dari tadi masih sisiran!"
"Lo ga liat ha!"
bentak Tiara dengan kesal."Ini udah jam 5, gue nunggu lo dari jam 4 Tiara ...."
"Udah deh ... no komen-komen, lo mau kalo gue ga dandan, ntar ada yang liat kita, eh pacarnya Brayen dekil banget sih,"
Brayen sudah ke pdan dengan ungkapan Tiara, pasti dia dandan untuk menyesuaikan Brayen yang tampan.
"Udah si Brayen dekil! ... tambah ceweknya dekil juga ...."
Tiara menahan tawanya melihat suaminya kesal, dan mereka pun sudah siap.
Tiara dan Brayen berpamitan pada Mita dan Reymon.
"Sayang ... Kamu harus nurut,sama suami kamu ya!"
ucap Mita pada putrinya."Iya Ma ... Pasti kok!"
Kemudian Mita memeluk menantunya.
"Brayen ... jagain Tiara ya, Mama nitip dia sama kamu, kalo susah di atur marahin aja! Dia emang bandel, apalagi soal makan, padahal mag nya sering kambuh ...."
"Mama ... Aku bisa jaga diri kok,"
balas Tiara memeluk mamanya."Iya Ma, Brayen bakal jagain Tiara sebaik mungkin!"
balas Brayen pada Mita.Dan kini bergantian Reymon memeluk putri dan menantunya.
"Denger kata Mama tadi! Nurut sama suami!"
"Iya Pa ... pasti kok!"
"Kamu juga Brayen! Jagain istrimu!"
"Iya pa ... yaudah, kita berangkat dulu keburu malem!"
Tiara dan suaminya pun mencium punggung tangan ke dua orang tuanya.
"Assalamu'alaikum"
ucap mereka bersamaan dan melambaikan tangan.Mereka berdua sudah di perjalanan, untung saja hari ini tidak macet, jadi dengan cepat mereka sudah sampai.
"Gue tidur kamar sini! Dan lo tidur di sofa luar!"
ucap Tiara pada suaminya."Enak aja! Ini apartemen gue, lo maen srobot aja!"
"Lo mau gue bilangin mama?"
" Lo gak usah pake ngancem segala, bikin gue pusing!"
"Ye ... Bodo amat , yang penting gue bisa tidur nyaman!"
"Serah lo deh, cepet beresin baju lo terus mandi!, kita mau keluar makan malem!"
"Oke bambank!"
"Bambank ... Bambank ... Pala lo peang!"
Tiara beranjak ke kamar mandi, tapi dia lupa tidak membawa sabun dan semacamnya, akhirnya dia keluar dengan badan yang masih kering.
"Lo ngapain keluar lagi sih ....!"
ucap Brayen kesal."Gue lupa ga bawa sabun, odol, sama sikat gigi!, hehe"
Tiara nyengir kuda."Terus?"
"Ya beliin lah! Enak aja gue beli sendiri"
bentak Tiara"Ogah ...."
Brayen pun tak mau kalah."Ya ampun HP gue mana sih, kayanya ada yang harus di laporin ma--"
Brayen membungkam mulut istrinya.
"Bisa diem gak ... Gue beliin nih sekarang!"
Tiara pun tersenyum menang karena berhasil membuat suaminya kesal, saat Brayen menyambar kunci mobil, Tiara menghadang pintu keluar.
"Lo ... apaan sih, katanya suruh beliin, malah di hadang gini!"
Tiara berpikir sejenak apakah dia pantas menitip suatu barang yang tidak seharusnya di belikan suami, tapi tidak papa lah pikirnya, toh sudah sah, itung-itung buat ngerjain lagi.
"Gue nitip sekalian beliin pembalut, takutnya pas jadi astronot gue belom ada setok,"
"Oh ... cuma pembalut, gitu aja pake ngehadang segala!"
Saat wajah Brayen tenang tiba-tiba seperti orang bodoh.
"Ha ... Pembalut? Gue gak mau!"
"Mau gue laporin mama?"
"Ra ... Lo tu kelewatan ya, Gue suami lo, hargain dikit napa, gak apa-apa semua harus gue, termasuk keperluan pribadi lo!"
"Bodo amat!"
Kemudian Tiara berlalu dari hadapan suaminya yang menahan emosi, tapi ya sudah lah dari pada di laporkan, Brayen memilih untuk membelinya.
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan antara dua orang remaja yang sama sekali tidak saling mencintai, terus bersama walaupun penuh dengan tekanan dan juga rasa benci. Apakah mereka bisa membina rumah tangga mereka?