25.

5.3K 136 0
                                    

"Huam ...."
Tiara menggeliat saat terbangun dari tidurnya, Dia meraba mencari anaknya berada, namun tanganya tidak menggapai apapun, Dia pun bangun langsung mengucek matanya.

Ternyata Rey duduk di kursi rias dengan wajah yang sudah belepotan lipstik dan juga make up lainya.

"Rey ...!"
teriak Tiara pada putranya, membuat sang suami terbangun.

"Kenapa sih saya-- haha ...!"
Brayen terpingkal melihat Rey dengan muka yang berantakan.

Rey bukanya berhenti malah terus tertawa dan mencoret kaca rias dengan lipstik.

"Rey ... itu lipstik kesayangan Mama ...!"
teriak Tiara di atas ranjang dengan muka kesal.

"Nggak papa deh Rey ... bagus,"
Brayen mengacungkan jempol ke putranya.

Tiara pun kesal kemudian memukuli pundak Brayen.

"Kurang ajar banget jadi bapak ... masih mau ngajarin Rey gak bener ha ...!"

"Ampun yank ... ampun ...!"
Brayen terus meminta ampun pada Tiara yang memukulinya.

"Mama, Papa ini apaan cih, kok eiy ntak auk ya Ma,"
tanya Rey mengangkat parfum Tiara yang dari Italia.

"Rey jang--"
teriak Tiara yang belum selesai bicara.

Prak ....
Parfum itu pun jatuh dan pecah di lantai.

"Rey ... kok di pecahin sih ...?"
tanya Tiara yang kesal.

"Kan eiy anya Mama, itu apa? api cama Mama ntak di jawab, audah eiy pecahin aja!"
ucapnya dengan mengerucutkan bibir.

"Udah lah biarin, Rey ... ancurin semuanya, nanti Papa beli yang baru oke!"
ucap Brayen tersenyum pada putranya.

"Pa ... eiy pecahin ini ya ...!"
Rey memegang mobil-mobilan kesukaan Brayen dari kecil. Seketika matanya terbelalak.

"Rey jang--"
teriak Brayen.

Prak ....
Brayen sudah berteriak namun terlambat Rey sudah melemparnya duluan.

"Haha ... mampus, makanya jadi bapak jangan ngajarin anaknya ngerusak ...!"
ejek Tiara pada suaminya.

Brayen pun mendekat ke arah Rey dan memegang serpihan mobil mainannya itu.

"Rey ... ini mobil kesukaan Papa sayang,"
ucap Brayen menangkup pipi anaknya.

"Kan besok beli balu sama eiy Pa."

"Tapi ini gak ada di Mall sayangku."

"Papa bilang cama eiy, ntak apa di pecahin."

"Tapi bukan yang ini, anak madog."

Rey hanya diam mengakui kesalahannya.

"Yaudah Rey jangan nangis dong."
ucap Brayen menenangkan putranya.

Rey pun langsung memeluk Brayen dengan menangis.

"Papa, eiy inta maaf Pa,"
ucapnya menangis.

"Nggak papa sayang."

Setelah insiden pagi itu, Mereka langsung membereskan rumah, dan juga sarapan pagi.

Kini mereka sedang di ruang tv menonton anime kesukaan Brayen, Brayen menggelitik perut anaknya hingga berlari dan terus mengejarnya. Rey itu sangat sama dengan Brayen.

Waktu kemarin, saat Brayen sedang berkaca Rey pun berdiri di belakangnya dengan mengikuti gaya Papanya.

Brayen menyilang kan tangan di dada, Rey mengikutinya, kemudian menggunakan minyak rambut Rey pun mengikutinya, Brayen pun mengambil kacamata lalu memakaikan.

Rey yang tidak memakai kacamata pun langsung berlari mengambil kacamata milik Tiara yang tergeletak di meja rias.

"Haha ... itu kaca mata Mama, Rey gak ganteng kaya Papa dong!"
ucap Brayen pada Rey.

"Bialin aca, besok eiy minta beliin Mama, wle ...!"
Rey menjulurkan lidahnya.

Semenjak ada Rey di kehidupan mereka, hidup mereka pun bertambah harmonis, mereka sangat menyayangi satu sama lain.

Brayen selalu mendahulukan keluarga di banding pekerjaannya.

Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang