Baby Date[24]

5.6K 118 1
                                    

Karya: Leni Marlina

Sudah 3 tahun mereka bersama-sama membesarkan Rey, dan kini dia sudah pada masa bandel-bandelnya dan juga sering membuat panik, Rey sudah mulai pandai bicara meskipun belum jelas. Tiara pun sangat senang menyaksikan pertumbuhan anaknya.

Sekarang dia harus sedikit was-was, takutnya jika Rey bermain di luar apartemen, Brayen sekarang kerja tidak seperti biasanya, yang awalnya pulang jam 3 sekarang menjadi jam 12, karena kasihan oleh istrinya jika kelelahan.

Tapi Tiara lebih khawatir jika Rey bersama Papanya, bisa-bisa membuat seisi rumah hancur.

Tiara sedang memasak di dapur, tiba-tiba dia mendengar suara ledakan kecil, Dia pun langsung berlari menghampiri suami dan anaknya.

Saat melihat tingkah mereka Tiara pun mengelus dadanya, bagaimana tidak? Brayen malah mengajari anaknya bermain dengan korek api, Brayen memegang 1 kotak korek api, dan menyuruh anaknya melemparkan ke lantai apartemen.

Dor ....

Dor ....

Dor ....

Saat Tiara muncul dari pintu dapur dengan geleng-geleng, bukannya Rey takut malah langsung tertawa dan lari memeluk kakinya.

"Mama, Papa ajalin eiy empar ni ke antai Ma,"
saat Tiara menatap tajam ke arah Brayen, Dia malah melambaikan tangan dan mengedip-kedipkan mata ke arah Rey.

Sungguh anak dan bapak yang membuat darah tinggi.

Saat melihat Papanya yang melambaikan tangan pun dia langsung berlari dan mengambil korek api di kotak itu, Brayen pun membisikinya.

Rey langsung lari ke arah Tiara dengan membawa korek api, lalu melemparnya ke lantai dengan keras.

"Rey, Kamu mau ngapain, Rey buang nak!"
Tiara memundurkan langkahnya, Brayen pun tertawa melihat kenakalan anaknya.

Dor ....

"Aaa ...!"
Tiara berteriak saat Rey melemparkan korek api di depanya.

"Rey ...!"
panggil Tiara setengah memarahi anaknya.

"Kamu nanti malem bobok sama Papa, Mama gak mau sama kamu!"

Setelah Tiara mengatakan itu Rey pun tidak tertawa lagi dia terlihat sedih, Rey pun langsung menghadap ke belakang di sana ada Brayen yang mengacungkan jempolnya dengan tertawa, Rey pun mengangguk dan tertawa juga.

"Yaudah, eiy bobo cama Papa eiy! Wle ...!"
Rey menjulurkan lidahnya.

"Kan Papa, Rey jadi gini!"
ucap Tiara yang kesal karena ulah suaminya.

"Kan biarin jadi pemberani ya Rey!"
ucap Brayen mengelus kepala putranya.

"Iya dong Pa, enta aya Mama, enyakut!"
ucap Rey mengejek Mamanya.

"Oh, Rey ngejek Mama penakut ni, coba sini!"
Tiara menyuruh Rey mendekat, bukanya dia mendekat malah bersembunyi di belakang tubuh Brayen yang berjongkok, sesekali mengintip Tiara.

"Tuh kan, Rey yang penakut!"
ucap Tiara mengejek.

Rey pun kemudian maju di depan Papanya dengan langkah kecil.

"Ntal eiy Mama ukul, kata Mama alo eiy akal, mau di hukum!"
ucap Rey dengan cedal, Tiara yang melihatnya pun gemas.

"Udah deh, Rey mau jalan-jalan nggk nanti?"
ucap Tiara menyamakan tinggi badan anaknya dengan jongkok.

"Auk Ma ...!"
teriak Rey mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Yaudah sana, mandi sama Papa, Mama mau masak dulu!"

Menikah SMA [Tamat] Belum Revisi, Hati-hati Sakit Mata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang