Bab 2

19K 943 0
                                    

SELAMAT MEMBACA



Hari ini Azka berangkat sekolah seperti biasa, tak ada yang spesial tiap harinya. Azka berangkat sekolah selalu di antar oleh supir. Padahal di dalam hati kecilnya ia menginginkan di antar sekolah dengan orang tuanya. Tapi semua itu hanya mimpi. Mommy nya yang entah dimana bahkan wajahnya saja ia tak tau, dan Daddy nya yang selalu gila kerja. Ia merasa menjadi anak yang tak di inginkan. Semua sibuk dengan dunia nya sendiri. Harus kah Azka mencari kebahagiaan nya di luar sana....???

Tiga puluh menit Azka sampai di sekolahnya. Setelah turun dari mobil, ia langsung masuk ke dalam sekolahnya. Ia berjalan santai menuju kelasnya. Saat tiba di kelas ia langsung menuju tempat duduknya. Setelah duduk ia mengeluarkan buku pelajaran untuk di bacanya.

Kringggggggg......

Bel pertanda masuk sekolah, semua murid di kelas Azka mulai duduk di bangkunya masing masing. Tak lama masuk lah seorang guru perempuan yang masih muda. Mereka mengikuti pelajaran dengan tenang dan fokus pada guru yang menerangkan.

Hingga bel istirahat berbunyi, pertanda seluruh murid sekolah dasar itu pergi untuk beristirahat. Ada yang ke kantin, ada yang di kelas makan bekal  dari rumah, sedangkan Azka pergi ke perpustakaan, sudah rutinitasnya kalau istirahat ia habiskan di perpustakaan. Ia memang terkenal pendiam, bahkan ia tak mempunyai teman dekat. Hidup begitu sunyi dan sepi, hanya buku buku lah yang selalu setia menemaninya.




♡♡♡♡♡♡♡




Saat ini Azka sedang berada di taman dekat rumah nya. Ya... Memang saat pulang sekolah tadi ia tak langsung pulang, karena menurutnya percuma ia di rumah, toh nggak ada siapa siapa, paling ada bibik. Bibik yang sudah ia anggap seperti ibu kandung nya sendiri. Bibik yang merawatnya dari kecil, yang menemaninya, yang menyiapkan semua keperluaan nya. Bahkan saat ia sakit, hanya bibik yang merawatnya. Sungguh menyedihkan bukan.

"Den Azka kenapa disini?" Ucap bik minah yang tiba tiba menghampirinya.

"Nggak papa bik, Azka cuma pengen aja di sini dulu"ucap Azka dengan wajah yang sulit di artikan.

"Den Azka kan belum makan, nanti kalau sakit gimana?"ucap bik minah kawatir.

"Azka belum lapar bik, bibik kok tau Azka disini"tanya Azka yang bingung kenapa bik minah tau kalau ia ada di taman itu.

"Bibik tadi habis belanja, e kok bibik liat den Azka disini, masih pakek seragam lagi. Pulang yuk den, bibik masakin masakan kesukaan den Azka" bujuk bik minah supaya Azka mau pulang, karena waktu sudah sore.

Bukan nya menjawab, ia malah mengucapkan kata kata yang bikin hati bik minah terenyuh dan sedih.

"Kenapa mommy ninggalin Azka ya bik, apa mommy nggak menginginkan Azka?. Daddy juga sibuk kerja terus tanpa memikirkan apa yang Azka rasakan. Kalau mereka nggak menginginkan Azka, kenapa Azka di lahirkan?, Dari pada nggak ada yang peduli sama Azka mending Azka pergi aja kali ya bik dari rumah?, Atau jangan jangan Azka anak pungut?"ucap Azka penuh kekecewaan, sedangkan bik minah yang mendengarnya hanya bisa menangis. Bik minah tau jelas gimana perasaan Azka, karena bik minah yang sudah merawat sejak Azka baru lahir.

"Den Azka jangan ngomong gitu, semua yang di rumah sayang sama aden, Daddy, omah, opah, bibik, mang adi, pak harjo, semua sayang aden"ucap bik minah sambil mengelus kepala Azka.

Mommy, Untuk Daddy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang