BAB 29

13K 613 16
                                    

Budayakan vote setelah membaca

Spam next yang banyak biar aku semangat ngetiknya dan cepau update

Maaf banyak typo bergentayangan

SELAMAT MEMBACA


Tasya menggeliat dalam tidur nya saat merasakan perut nya seperti tertindih sesuatu. Perlahan ia membuka mata nya, dan pertama yang ia lihat, tangan kekas Radit yang memeluk tubuh nya. Karena rasa kecewa di hatinya masih terasa, ia dengan hati-hati melepaskan pelukan Radit

Ia berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka dan gososk gigi. Lalu ia ke luar dari kamar mandi, dan masih melihat Radit tertidur lelap, saat ia ingin membuka pintu kamar, terdengar suara ponsel Radit berbunyi.

Awalnya ia tak peduli siapa yang menghubungi suami nya sepagi ini, tapi karena ponsel Radit berbunyi lagi, dengan ragu ia berjalan ke tempat dimana letak ponsel suaminya itu. Ia mengambilnya dan mengecek siapa yang menghubungi suami nya.

Bella

Maaf mas, aku ganggu pagi-pagi sekali, aku cuma mau bilang makasih uda mau temenin aku seharian kemarin. Maaf uda sering ngerepotin kamu.

Oh ya, mas jangan sering-sering ke sini ya, aku nggak enak sama istri kamu, takut nanti dia salah faham. Aku nggak papa kok di sini sendirian.

Sekali lagi, aku makasih ya mas, uda mau nemenin aku selama ini.

Deg

Hati Tasya seakan tertusuk ribuan pisau. Sesak, sakit, hancur, kecewa semua ia rasakan. Walau ia tak pernah tau gimana wajah wanita yang bernama Bella, tapi ia masih ingat siapa nama mantan istri Radit, yang tak lain ibu kandung Azka.

Air mata Tasya sudah membasahi pipi nya tanpa bisa ia tahan. Disaat ia menyerahkan semua hidup nya untuk duda anak satu yang sedang tidur di depan nya, tapi dengan kejam nya ia mendapatkan balasan seperti ini.

Ia tak menyangka Radit bisa sekejam ini dengan nya. Di saat ia tulus mencintai dan menerima Radit dan Azka, tapi ini balasan yang ia dapat.

Ia tersenyum miris sambil mengelus perut nya yang sudah mulai membesar. Dengan kasar ia menghapus air mata nya. Ia meletakan ponsel Radit kembali, dan ia berjalan keluar kamar menuju dapur.

Walau hatinya sudah hancur, ia tetap menjalankan tugas nya sebagai istri dan ibu. Peraturan yang di buat Radit untuk tidak masuk di arae dapur, ia abaikan. Ia mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan ia masak.

Ia akan memasak nasi goreng dan telur ceplok. Setelah selesai memasak, ia mengatur nafas nya dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Ia berjalan ke arah kamar Azka untuk membangunkan nya. Ia mengelus rambut Azka sayang. Lagi-lagi air mata nya tidak bisa ia tahan saat melihat wajah damai dan menggemaskan itu.

"Maafin mommy sayang, mommy harus melanggar janji mommy ke kamu"lirih Tasya seseguhan.

Saat melihat Azka yang bergerak, dengan cepat ia menghapus air mata nya.

"Sayang, bangun yuk, nanti telat lo" ucap Tasya lembut sambil mengelus rambut Azka.

Azka yang merasa terusik tidur nya, dengan malas ia membuka matanya. Saat ingin protes, ia urungkan saat melihat mata Tasya merah dan sedikit bengkak.

"Mommy habis nangis"

"Eh ini tadi mommy iris bawang merah, jadinya gini deh mata mommy"

"Oh Azka kirain mommy nangis"

"Enggak sayang, ya udah kamu mandi gih, mommy siapin seragam kamu, mommy tunggu di bawa ya"

"Siap mom"

Mommy, Untuk Daddy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang