Prolog

37.4K 1.1K 2
                                    

SELAMAT MEMBACA








Seorang anak kecil laki-laki, yang umurnya sekitar 10 tahun, sedang duduk termenung sendirian di taman dekat rumahnya.

Hari ini, hari minggu, dimana hampir semua sekolah dan perkantoran libur. Mereka akan memanfaatkan hari liburnya berkumpul bersama keluarganya.

Tapi beda dengan anak laki-laki itu, dia selalu merasa kesepian.

Daddy nya yang gila kerja tak pernah ada waktu untuknya.

Dan mommy nya??? Entahlah, dia juga tidak tau dimana, bahkan wajahnya juga tidak pernah tau.

Sempat dia menanyakan ke semua orang yang ada di rumahnya, tapi satu pun tak ada yang mau kasih tau.

Entah apa yang terjadi, hingga semua tutup mulut jika dia menanyakan soal mommy kandungnya, orang yang melahirkan nya ke dunia ini. Dunia yang terasa sepi dan menyedihkan.



💦💦💦💦💦💦





Di sisi lain seorang gadis remaja baru pulang dari belanja sedang istirahat sebentar di taman. Ia duduk di salah satu bangku di taman sambil memegang botol minum, sesekali ia meneguk minuman itu.

Ia merasa sangat lelah karena harus jalan sambil menuntun sepeda goesnya dari minimarket ke rumahnya. Alasan nya karena ban sepedanya kempes terkena paku.

Sial. Itulah yang ia sekarang ia rasakan. Bayangkan dengan belanjaan yang banyak untuk satu minggu kedepan, ia juga harus membawa sepedanya juga. Yah beginilah resiko orang tak mampu, bisa buat makan saja sudah lebih dari cukup.

Tiba-tiba matanya terkunci saat melihat seorang anak kecil laki-laki yang duduk sendirian dengan tatapan kosong. Di matanya sangat terlihat akan rasa kesedian yang mendalam.

Tak lama ada sebuah bola yang mengenai kepala anak laki-laki itu, reflek ia langsung berlari menuju anak laki-laki itu. Di lihatlah anak laki-laki itu meringis memegangi kepalanya.

"Aduuuuchhh"ringis anak itu sambil memegangi kepalanya, yang terdengar jelas di pendengarannya.

"Kamu nggak papa sayang"ucapnya lembut langsung berjongkok di depan anak itu sambil mengelus kepala anak itu yang tadi terkena bola.

"Sakit banget"aduh anak itu sambil menahan sakit memegang kepala nya.

"Orang tua kamu dimana, biar kakak anterin ke mereka"ucap nya sambil melihat kiri kanan mencari keberadaan orang tua anak laki-laki di hadapan nya itu.

"Aku sendirian, orang tua aku nggak sayang sama aku" ucap anak itu sambil menunduk.

Ia kaget dengan maksud ucapan anak itu, nggak sayang?, Maksudnya apa ya?, Nggak mau ambil pusing ia menawarkan untuk mengantar pulang.

"Ya uda kakak anterin pulang aja ya" ucapnya sambil mengusap usap kepala anak itu.

"Aku boleh ikut kakak nggak, nanti kalau aku ingin pulang, baru kakak anterin pulang"ucap anak iku dengan wajah memohon.

Walau sempat ragu, akhirnya ia mengajak anak itu untuk kerumahnya.

Saat di perjalanan tak ada obrolan sama sekali. Dalam hati ia berfikir" kemana orang tua ni bocah, bisa bisanya anak sekecil ini di biarin ke taman sendirian".

Tak lama sampailah mereka di sebuah rumah yang sederhana tapi begitu rindang, rumah itu di kelilingi banyak bunga-bunga yang cantik.

"Ibuuuuuu"teriak nya saat sudah memasuki rumah.

"Kamu duduk di sini dulu ya, aku ambil minum"ucapnya pada anak itu, lalu ia masuk ke dapur.

Disana terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk dengan wajah yang pucat, ia langsung menghampiri wanita itu yang tak lain adalah ibunya. Dengan hati yang kawatir, ia langsung membawa ibunya ke kamar. Setelah sampai di kamar ibunya, ia membaringkan ibunya, dan ia duduk di pinggir ranjang sambil membetulkan selimut ibunya.

"Sakit ibu kambuh lagi?"tanyanya masih sangat kawatir.

"Ibu nggak papa, cuma kecapekan aja"ucap ibunya sambil tersenyum tapi juga menahan rasa sakit yang menyerang pinggangnya.

"Ya uda ibu istirahat aja ya, aku sayang ibu " ucapnya sambil mencium kening ibunya.

Setelah itu ia langsung keluar kamar ibunya, dan menutupnya. Ia berjalan kedapur untuk mengambilkan minum anak laki-laki tadi. Hampir aja ia lupa.

Setelah mengambilkan minum, ia berjalan ke ruang tamu untuk memberikan minum.

"Ini minumnya, maaf ya rumah kakak kecil"ucapnya sambil meletakkan gelas yang berisi air putih meja, lalu ia duduk di samping anak itu.

"Makasih kak"ucapnya sambil meminum air putih yang di suguhkan tadi.

Hening. Tak ada lagi pembicaraan di antara mereka.

Hingga suara anak laki-laki itu membuatnya kaget dan tak percaya. Bagaimana bisa ia yang masih berumur 20 tahun akan berperan menjadi seorang ibu.

"Kakak mau nggak jadi Mommy aku"



























Segini dulu ya guys

Gimana buat part ini?

Jangan lupa vote dan komen ya, biar aku semangat ngetiknya 😉

Sampai ketemu di part selanjutnya ya😉

See you 😘

Mommy, Untuk Daddy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang