Part 41

2.2K 87 19
                                    

Pagi ini saleha terbangun dari tidurnya dan bersiap untuk pergi ke kantornya

Setelah bersiap saleha turun untuk sarapan. Terlihat sajidah sedang memasak

"Kak jidah? Bunda mana?" Tanya saleha duduk menunggu sarapannya siap

"Bunda pergi ke rumah oma. Kamu nanti pulang kerja jam berap?" Tanya sajidah

Saleha berpikir sebentar

"Kayanya sekarang ga banyak deh, hm.. jam 1 aja deh sal pulang soalnya kerjaan sal.ga numpuk" kata saleha

"Bisa temanin kak jidah ke butik ga nanti, sama thariq juga" kata sajidah sembari memberi saleha sarapannya

"Oke.." kata saleha lalu memakan sarapannya satu persatu

--

Selesai makan saleha menunggu muntaz di ruang tamu karena muntaz berjanji akan mengantarkannya ke kantor hari ini

Terdengar suara klakson motor, saleha langsung berpamitan dengan sajidah dan pergi menemui muntaz

"Lama nunggu?" Tanya muntaz memberikan helmnya untuk dipakai saleha

"Banget!" Kata saleha sembari memakai helmnya dan duduk dibelakang muntaz

"Ya maaf, pegangan" kata muntaz. Saleha hanya memegang jaket muntaz

Muntaz sengajak menggas motornya agar saleha memeluknya

"Is, modus banget sih!" Ketus saleha memukul pelan punggung muntaz. Muntaz hanya terkekeh

--

Mereka sampai di kantor saleha

"Yank.. nanti jam 1 aku bakalan nemenin kak jidah ke butik" beritahu saleha

"Trus?" Tanya muntaz

"Is.. kan cuman ngasih tau" kesal saleha dan memasang wajah ngambek

"Haha.. iya iya aku anterin" kata muntaz menarik pelan pipi saleha yang memggembung

"Tapikan kamu banyak kerjaan? Aku bisa kok naik taksi" kata saleha

"Nggak ko, kan nanti jam makan siang, nanti aku yang anter kamu titik" kata muntaz

"Yaudah deh, makasih ya" kata saleha tersenyum

"Nah gitu dong senyum, aku duluan ya" kata muntaz

"Iya, hati hati" kata saleha melambaikan tangannya

Saleha masuk ke kantornya dan melakukan aktivitas seperti biasa

--

Fatim hari ini sudah harus bekerja karena liburnya sangat lama jadi dia tidak bisa libur lagi. Fateh mengantarkan fatim pergi ke rumah sakit

"Makasih ya" kata fatim lalu menyalami suaminya

"Iya, aku pergi dulu ya" kata fateh

"Iya, hati hati" fatim turun dari mobil fateh

Fatim sudah masuk ke dalam rumah sakit dan tersenyum ramah kepada orang orang yang menyapanya

"Pengantin baru!" Teriak seorang yang tak asing lagi suaranya bagi fatim. Fatim membalikkan badannya dan menemukan wajah orang itu

"Laura" saut fatim lalu mereka berpelukan melepas rindu

"Kamu kemana aja sih kok ga ngasih kabar, sama aja kaya fateh dulu_-" kata fatim

"Hehe maaf, soalnya aku kemaren sibuk banget karna kamu ga datang jadi aku yang ngurusin pasien pasien kamu" kata laura kesal

"Hehe maaf, kan aku juga baru nikah" kata fatim

"Sebagai gantinya aku bakalan traktir kamu deh" bujuk fatim. Laura tersenyum

"Haha.. oke, yuk ke ruangan dulu, sekarang belum tugas kita" ajak laura lalu mereka berdua pergi ke ruangan fatim

"Oh iya, kamu kapan nikah hm?" Goda fatim

"Apaan si, cowo aja ga punya gimana mau nikah?" Kata laura

"Haha, makanya cari pacar kek!" Kata fatim

"Aduh aku ga mau pacaran, ngabisin uang tau gak! Mending langsung nikah" kata laura

"Nyenye.. bilang aja ga ada yang mau" kata fatim lalu tertawa lepas

"Puas!" Ketus laura menatap tajam fatim yang sedang tertawa

"Jangan marah dong.." bujuk fatim

"Fatim" seorang dari belakang mereka

Fatim dan laura membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggil fatim

"Rizky?" Kata fatim terkejut

Rizky membalasnya dengan senyuman

"Kenapa dia masih disini? Bukannya dia udah dikeluarin" batin fatim

"Kamu kaget ya? Kenapa aku disini?" Tanya rizky dengan smirknya lalu melihat laura

"Hm.. a.. aku, ke ruangan dulu ya, soalnya.. ada.. hm.. ada berkas" kata laura gugup lalu meninggalkan mereka. Fatim ingin menahan tapi terlambat

"Aku disini karena aku dipekerjakan, tenang lah, aku udah punya pacar kok" kata rizky

"Ck! Dia pikir gue mau sama dia! Gue juga udah punya suami, gila!" Batin fatim

"Lalu apa hubungannya bapak udah punya pacar sama pekerjaan?!" Tanya fatim

"Ya saya takut kamu pikir aku masih suka sama kamu" kata rizky dengan smirknya

"Pak tolong, ga mungkin saya suka sama bapak, saya kan juga udah punya suami" kata fatim ketus

"Saya juga tau kok kamu punya suami, tapi, kenapa perasaan saya masih ada sedikit dengan kamu ya?" Kata rizky

"Jangan bicara seperti itu!" Ketus fatim lalu membalikkan badannya dengan niat ingin meninggalkan rizky

Rizky menahan tangan fatim

"Kenapa kamu meninggalkan saya? Saya mengatakan hal yang salah?" Tanya rizky dengan wajah tanpa dosanya. Fatim menatap tajam rizky

"Lepaskan tangan saya!" Kata fatim dengan penuh tekanan disetiap katanya

Rizky menarik paksa fatim ke ruangannya. Fatim mencoba melepaskannya dan berteriak

Tiba tiba tangan rizky ditahan oleh seseorang berpakaian rapi sama dengan mereka. Itu reyhan

"Lepaskan tangan lu dari dia!" Bentak reyhan

"Ck! Dasar!" Ketus rizky

"Lu masih belum kapok ha?! Semenjak lu culik fatim lu juga udah di tangkap dan fateh juga menyuruh lu untuk jauh jauh dari fatim!" Bentak reyhan

"Lalu, apa urusannya dengan lu!" Bentak rizky

"Memang tidak ada urusannya dengan gue, tapi gue ga mau fatim disakitin lagi kaya dulu!" Bentak reyhan

"Maksud lu apa ha?! Gue ga nyakitin fatim!" Bentak rizky

"Ga nyakitin ha?! Ck! Ga ngaku lagi, udah jelas lu nyulik fatim dan ngikat fatim, dan itu ga nyakitin ha?!" Bentak reyhan

"Sudah!" Potong fatim karena mereka bertiga sudah menjadi bahan tontonan bagi orang orang yang berlalu lalang

"Imi rumah sakit! Udah mending lu jauhin gue rizky! Gue udah berusaha sopan dengan lu dan gue ga mau ngebiarin lu ngelakuin gue seperti dulu, dan reyhan, mending ga usah di lawan dianya!" Ucap fatim lalu ia pergi ke ruangannya

-

Saat diruangan fatim, laura sudah menunggunya di sofa yang ada di dalamnya

"Ngapain sih kamu ninggalin aku tadi!" Ketus fatim

"Maaf, tapi.. rizky.." laura gugup dan menggantungkan kalimatnya "kan dia.. pemilik rumah sakit ini, jadi aku takut makanya aku pergi" lanjut laura. Fatim membulatkan matanya dan menatap laura

"Serius!" Tanya fatim dan dibalas anggukan oleh laura

Fatim duduk di kursinya dan memegang kepalanya

--

Love Story [Gen Halilintar] PART 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang