Part 39

2.1K 109 25
                                    

Saaih kini menangis dalam mobilnya. Ia sudah tidak tau lagi ingin tinggal dimana. Dan tampilah nama thariq dibenaknya. Saaih langsung melajukan mobilnya menuju rumah thariq

--

Sampainya di depan rumah thariq, saaih menghapus jejak air matanya di wajahnya dan mengetuk pintu rumah thariq

"Den saaih? Mau cari den thariq ya?" Tanya seorang wanita paruh baya

"Iya bi" jawab saaih

"Bentar ya den, bibi panggil dulu, den silahkan duduk di sini dulu" kata bibi thariq lalu pergi memanggil thariq

"Den thariq, ada teman den yang datang mencari den" kata bibi saat berada di hadapan thariq

Thariq pun pergi ke bawah untuk menemui orang yang dimaksud bibinya

"Eh elu ih, tumben banget lu kesini, mo ngapain bro?" Tanya thariq menepuk pundak saaih dan duduk disampingnya

"Gue bertengkar ama bokap" kata saaih

"Lah kok bisa? Gimana ceritanya?" Tanya thariq. Saaih memberitahu semuanya

"... Dan gue ga tau bakalan tinggal dimana" kata saaih mengakhiri ceritanya

"Yaudah gue tau maksud lu ke sini, lu mau di kamar tamu atau kamar gue?" Tanya thariq

"Kamar lu ya bro, gue takut tidur sendiri" kata saaih

"Bapak lu, emangnya selama ini lu tidur ama siapa kalau takit tidur sendiri?" Tanya thariq

"Sama iyyah" jawab saaih. Dan bodohnya thariq percaya

"Eh goblok, beneran?" Tanya thariq

"Ya nggak lah bego! Plis ya, ya plis!" Pinta saaih

"Hm.." jawab thariq sembari mengangguk tanda meng-iya-kan

--

Skip pagi

--

"Ih, gue pen kerja dulu, lu ga kerja ha? Bangun buruan!" Teriak thariq

"Hm.." saaih menggeliat seperti cacing kepanasan

"Woe tuyul" thariq menjitak kepala saaih

"Woe sakit njir" keluh saaih

"Lah lu ngapa ga bangunin gue dari tadi sih?" Kaget saaih saat melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 06.50

"Serah lu lah ah!!" Kata thariq kesal

Thariq pun pergi duluan dan saaih bersiap untuk bekerja

--

Skip 12.00

--

Saaih menelfon iyyah

"Hallo?"

"Iyyah, bisa ke tempat biasa?" Tanya saaih

"Yaudah"

Saaih pun pergi ke kafe tempat yang dimaksud

Love Story [Gen Halilintar] PART 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang