30. Life Hurts

949 105 2
                                    

Escape The Ordinary
*
*

Matahari pagi menyeruak, memaksa masuk menembus tirai jendela kamar yang tengah di huni oleh gadis cantik, lalu tanpa sengaja membangunkan si gadis juga. Oh tidak gadis itu tersentak bangun karena gangguan suara musik yang sangat keras dari luar. Gadis itu duduk sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakkan akibat baru bangun tidur. Meskipun hanya menggulungnya dengan asal.

Matanya tertuju pada kalender yang terletak di atas nakas, tepat di sampingnya, ia memandang tanggal itu. Hari ini, tepat dua tahun lima bulan ia menjalin hubungan dengan lelaki itu. Namun tidak sedikitpun perasaan yang bisa ia kirimkan untuk lelaki sebaik malaikat itu.

Gadis itu menoleh kepada ponselnya yang juga terletak di atas nakas. Bahkan hari ini lelaki itu tidak menghubunginya karena kemarin lelaki itu memintanya pergi menemani si brengsek Byun Baekhyun sebagai bentuk penyesalannya.

Oke baiklah ia mengerti. Dia pasti sangat sibuk di perusahaan, tapi lelaki itu tidak pernah sekalipun mengabaikannya seperti saat ini.

Oppa, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sudah memakan sarapanmu?

Perhatian sekecil itu masih melekat di ingatannya, karena setiap pagi ia akan selalu mengingatkan lelaki itu untuk tidak lupa memakan sarapannya.

"Oppa... Kau tidak melupakan sarapanmu bukan?"

Ia langsung bangkit dari ranjang dan membersihkan ranjang itu, berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu meraih handuk kecil untuk membersihkan wajah.

Setelah selesai dengan kegiatan rutinnya ia keluar dari kamar mandi. Meraih ponsel yang ia letakkan di nakas. Tidak ada balasan. Gadis itu menyeringit. Pertama kalinya. Kim Jongin mengabaikan pesannya.

****

Hanna berjalan gontai menuju dapur untuk membuat sarapan, namun ia tidak menemukan Baekhyun di apartement itu.

"Kemana dia?" Tanya gadis itu sambil mencari keberadaan lelaki itu. Lalu ia berjalan menuju lemari pendingin, dan gadis itu tidak sengaja melihat sebuah note kecil bewarna soft pink, dan tersenyum simpul setelah membaca tulisan itu.

"Aku pergi membeli beberapa bahan untuk sarapan kita. Jangan kemana mana. Tunggu aku."

Gadis itu beralih mendudukkan diri di meja makan sembari menunggu kehadiran lelaki itu. Tak lama, ia mendengar bunyi digital lock, lalu ia melengahkan kepala kearah pintu dan menampilkan wujud pria yang sedari tadi ia tunggu. Lantas senyum mekar terbit begitu saja saat sang pria juga tengah memberikan senyum terbaiknya.

"Lama menunggu?"

"Tidak. Aku juga baru selasai mandi."

"Hm. Sekarang kau masak." Titah lelaki itu sambil melenggang pergi ke arah ruang santainya, dan meninggalkan Hanna yang menatap bingung ke arahnya. "Tunggu apa lagi? Aku lapar. Masak lah."

Hanna mendengus dengan keras. Benar. Ia lupa jika Baekhyun telah menjelma menjadi malaikat yang paling jahat.

"Kau mau makan apa?"

"Apapun yang kau masak. Jangan coba coba meracuniku karena aku bersikap buruk padamu."

"Astaga, kau pikir aku orang yang seperti itu?!" Tanya Hanna mulai geram.

"Bisa jadi bukan?"

"Woah. Kau sungguh jahat Baekhyun, cobalah untuk berpikiran baik mengenaiku."

"Tidak bisa, karena kau sudah berani melawanku Nona."

"Hei Tuan! Kau yang memulai. Semua perkataanmu dua tahun lalu. Kau pikir itu tidak menyakiti hatiku? Pikirlah siapa yang lebih jahat?"

Escape The Ordinary (Baekhyun fanfiction)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang