"JIAAA!"
Suara teriakan cempreng itu berasal dari Ayu yang baru saja turun dari ojek online. Ayu langsung berlari menghampiri Jia yang kini melangkah lebih cepat.
"JIAAA TUNGGUIN."
Jia tidak menghiraukan panggilan dari Ayu yang berulang kali. Langkahnya semakin lama semakin dipercepat. Tolong ya, ini masih pagi. Jia tidak ingin mendengar ocehan Ayu yang tidak jelas itu.
"STOPP!"
Ayu langsung menghadang jalan Jia. Mau tidak mau langkah Jia terhenti. Jia mendengus kesal. Mau apa lagi sih? Memangnya belum puas kemarin lewat chat?
"Sumpah ya, lo bukannya berhenti malah ikutan lari." Ayu mencibir kesal.
"Kenapa sih?" tanya Jia to the poin. Namun dalam hati Jia berharap kali ini omongan Ayu tidak melantur lagi.
"Itu ... gimana elo?"
"Ha?" Jia jadi tidak mengerti. Gimana? Gimana apanya?
Ayu berdecak. "Itu lho Jia, pedekate lo sama Arkan."
"Arkan?" Jia masih bingung. Arkan siapa sih? Setahu Jia, ia tidak punya teman bernama Arkan.
"Oh, iya, gue belum kasih tau lo ya?" Ayu menepuk keningnya sendiri. "Arkan itu orang yang gue kasih tau lewat chat."
Jadi namanya Arkan? Keren sih, sayangnya tidak sesuai dengan sikapnya. Walaupun Jia belum pernah melihat bagaimana wajahnya, ia sudah tahu lewat chat yang diketik cowok itu.
Isi chatnya saja sudah nyebelin. Apalagi kalau liat orangnya? Ih, nggak, pokoknya Jia jangan sampai bertemu dengan laki-laki itu.
"Eh, tapi kan kalian udah chat-an masa nggak tau namanya sih?" Tanya Ayu heran. Tingkahnya sudah seperti wartawan yang ingin mendapatkan berita terbaru.
"Gue nggak ngurusin itu Ayu."
"Lah, kok gitu sih?"
"Nggak ada gunanya juga buat gue."
"Ih, ada Jia." Ayu masih terus berusaha. "Gue yakin, lo ngomong kayak gini pasti karena lo belum ketemu aja."
Jia memutar bola mata malas. Sumpah, ya, selain tingkahnya sudah seperti wartawan, Ayu juga seperti seorang ibu yang sedang mempromosikan anaknya. Dari tadi dia terus saja memuji cowok yang katanya bernama Arkan itu.
Jomblo karatan kali ya dia?
Sampai-sampai harus meminta Ayu untuk mencarikannya pacar. Tapi kenapa harus dirinya?
Memangnya nggak ada cewek lain apa?
"Gini aja deh, Jia. Lo ketemuan sama dia entar di kantin." Ayu memberi usul.
"Dih, nggak!" tolak Jia cepat.
"Lah, kenapa?" Ayu kembali bertanya heran. "Ini kan, pertemuan resmi kalian."
"Lo kira ketemu pejabat, pakai resmi segala!" Jia mencibir kesal.
Ayu berkacak pinggang. Mungkin sudah terlalu lelah membujuk Jia yang tetap keukeuh pada pendiriannya.
"Gini deh, kalau bukan pertemuan resmi BERARTI KEN-"
"STOP." Jia langsung memotong perkataan Ayu. Jia masuk ke dalam kelasnya lalu tersenyum kemenangan. "Makasih ya, Ayu udah dianterin."
Ayu melongo, bahkan sampai Jia telah menutup pintu kelas dengan rapat.
[][][][]
Arkan menguap pelan. Diikuti tangannya yang langsung mengusap wajahnya dengan kasar. Belum lagi matanya yang seakan ingin menutup lalu terjun ke alam mimpi.
![](https://img.wattpad.com/cover/216384890-288-k496344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Jia!
Teen FictionBerawal dari Chat mereka kembali bertemu. Jia Indira Lituhayu. Cewek yang dikenalkan seseorang lewat chat pada Arkan. Katanya Jia itu pendiam, kalem, dan baik hati. Namun begitu mengetahui kalau ternyata Jia ini adalah temannya saat ia masih mendudu...