Hiii derss yang cantik cantikk..
Apa kabar kamu? sehat terus yaa,, jangan sakit donk....
********
Dari waktu ke waktu, membuatku menjadi semakin tahu kehidupan yang sesungguhnya dijalani Ajeng, beberapa diantaranya sudah kuketahui saat awal menjalin hubungan dengannya dan itu cukup membuatku shock, dibalik parasnya yang cantik, tutur kata yang lembut, dan segala kelebihan yang ada padanya, ternyata menyimpan pahit yang disimpannya sendiri selama ini.
Ajeng Pujiastuti Darmawan, wanita berusia 33 tahun, dari keluarga sederhana, lulusan D3 jurusan sekretaris yang dibiayainya sendiri, awal kariernya bekerja sebagai staff biasa di perusahaan kecil yang bergerak di bidang sewa menyewa mobil, Ajeng memutuskan bekerja sambil kuliah, sampai akhirnya dia melamar dan bekerja pada salah satu perusahaan yang Tyo Darmawan miliki, diterima sebagai sekretaris direksi tentu saja membuatnya senang, dengan gaji yang lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya, dan harapan dapat membantu perekonomian keluarganya. Ajeng anak tunggal dari pasangan suami istri yang sehari-sehari bekerja sebagai guru.
Suatu saat ayahnya jatuh sakit, hingga mengharuskan beliau untuk beristirahat dirumah, sementara Ibunya tetap mengajar sebagai guru sekolah dasar dipagi hari dan merawat suaminya saat dirumah. Keadaan ini membuat Ajeng harus membantu Ibunya dengan mengirim setengah dari gajinya untuk membeli obat ayahnya dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari orangtuanya.
Saat ayah Ajeng meninggal dunia, Ibunya Ajeng shock berat dan sering sakit-sakitan, hal itu sangat menguras tenaga, perhatian dan tabungan Ajeng, berkali-kali Ajeng harus ijin dari kantor karena menerima telepon kalau Ibunya sakit dan mengharuskan Ajeng pulang kerumah untuk merawat ibunya. Disini Tyo mulai memberi perhatian, membantu secara financial, menawarkan segala kemudahan yang memang Ajeng butuhkan saat itu, hingga Ajeng merasa berhutang budi padanya.
Usia keduanya terpaut lumayan Jauh, sekitar 20 tahunan. Ajeng istri kedua Tyo Darmawan, istri pertamanya meninggal dunia karena sakit. Dan dari pernikahan pertama Tyo tidak dikaruniai anak, sama halnya dengan pernikahannya dengan Ajeng,........ memasuki usia pernikahan mereka yang ke 5 pun, mereka belum punya momongan. Ya.... Tyo seorang laki-laki mandul, produksi spermanya rendah, tapi walaupun demikian, mereka tidak berkeinginan untuk adopsi anak.
Sebagai laki-laki yang punya segalanya, Tyo sudah mencoba berbagai pengobatan, mulai dari terapi, minum obat tradisional sampai operasi tetap saja tidak merubah Tyo menjadi laki-laki sempurna, dan ini yang kadang membuat Tyo menjadi kasar dan main tangan saat dia merasa egonya sebagai laki-laki tercobak cabik. Sejak Tyo mengetahui bahwa Ajeng seorang biseksual, Tyo menjadi lebih posesif dari sebelumnya, Ajeng tidak diperbolehkan berteman dengan siapapun, tidak boleh bergaul, berkumpul sekalipun dilakukan dikediaman mereka.
Ya, Ajeng pernah mencoba menjalin hubungan dengan seseorang yang dikenalnya dari sebuah aplikasi jodoh khusus gxg, dan itu diketahui Tyo karena curiga saat itu Ajeng sering keluar rumah tanpa ijin dan tidak mau diantar oleh supirnya. Tyo menyuruh Pak Jono untuk memata2i Ajeng dengan mengikuti kemanapun Ajeng pergi, dan Pak Jono melaporkan kemana saja Ajeng pergi, bertemu siapa saja jg foto2 yg diserahkan sebagai bukti. Awalnya Ajeng berusaha mengelak, namun itu tidak juga menghentikan kekerasan yang dia terima dari suaminya, hingga pada akhirnya Ajeng memilih jujur dan mengakui. Tyo memaksa Ajeng berjanji untuk tidak melakukan itu lagi, agar Tyo bisa memaafkannya...dan Ajeng menuruti.
Wanita itu? Tiara namanya, pasangan Ajeng saat itu yg diberhentikan dari pekerjaannya, Yaaa... Tyo bisa melakukan segalanya dengan uang yang dia punya. Sejak saat itu Ajeng dan Tiara lost contact. Mereka tidak pernah berhubungan lagi sampai Ajeng dipertemukan denganku.
Tyo membolehkan aku berkawan dengan Ajeng karena melihat cincin yang aku kenakan mirip cincin kawin, padahal aku belum menikah, sesungguhnya cincin yg aku kenakan ini adalah pemberian D dulu saat masih bersama, didalamnya ada ukiran nama D, sebaliknya cincin yg D pakai terukir namaku. Dan aku blm bs melepasnya, biarlah dia menetap dan menghiasi jari manisku.
Ajeng sudah sering mengajukan cerai, tapi Tyo selalu menolaknya dengan berbagai ancaman yang membuat Ajeng mengurungkan niatnya. Pernah Ajeng menemui pengacara untuk mengajukan gugatan cerai, tapi setelah diketahui Tyo, pengacara itu tidak mau membantu Ajeng. Dan Ajeng pernah juga mendatangi kepolisian, mengadukan kdrt yang dilakukan Tyo, lagi lagi dengan uang yg banyak Tyo membungkam kasus itu.Kesalahfahaman Tyo tentunya sangat menguntungkan buat hubungan aku dan Ajeng, dia bahkan tidak curiga sama sekali, karena penampilanku juga feminim selayaknya wanita lain. Tiara? Dari cerita Ajeng, penampilan Tiara sedikit tomboy, dengan rambut sepanjang bahu yang lebih sering dikuncirnya ketimbang digerai. Jadi Tyo berfikiran bahwa mereka yang berorientasi beda adalah yg berpenampilan seperti Tiara, dengan itu posisi aku aman.
******
Kembali, seperti biasa.... sore ini aku menatap hp menunggu notifikasi pesan masuk ataukah panggilan telepon dari Ajeng, biasanya Ajeng telepon/vc/wa dijam-jam segini sebelum suaminya pulang kerumah. Aku masih dikantor, dengan pekerjaan yang tak habis-habisnya dari pagi aku kerjakan, sesekali aku memutar kekiri, lalu kekanan karena pegal terlalu banyak duduk dan menatap komputer. Mataku kembali menelusuri aplikasi whatsapp yang ada di hpku, hingga akhirnya mataku terbelalak karena melihat notif dari kesayangan masuk...
Ajeng: Lg apa syg?
Aku: nungguin notif kamu yank
Ajeng: emang ngga kerja?
Aku: Ya sambil kerja tangannya, mata sambil lirik hp yank
Ajeng: Hahahhahaaa ... so sweet <3
Aku: dari dulu yank ...hihihi
Ajeng: Love you syg :)*
Aku: Love you much more yank.... <3
Ajeng: gmn hari ini? sibuk banget ya?
Aku: Ya biasa yank, ini jg belum kelar kerjaanku dari pagi
Ajeng: gimana mau kelar kalo matanya ngga fokus ke komputer gitu
Aku: hahaha.. iya juga yaa,, habis nungguin kamu lamaaa.. aku kangen tauuu
Ajeng: Maafin aku ya syg, td aku repot banget sampe ngga sempet ngabarin kamu deh
Aku: Iya gpp kok, yang penting selalu berkabar ya yank.. nanti aku khawatir :(
Ajeng: Selalu always selamanya forever.. :))
Aku: ih malah ngeledekkk... gemessss.. :)*
Ajeng: udah dulu ya,, Tyo pulang kayanya, aku mau sambut dia dulu.. kamu hati2 ya pulangnya syg, jangan telat maem, aku ngga mau km sakit... syg kamu <3
Aku: Iya yank.. see you :)*
Dan chatting kita pun berakhir. Sementara itu aku masih berkutat dengan kerjaan yg belum kunjung selesai, dari balik jendela bs kulihat senja sudah mulai menampakkan wajahnya, satu persatu teman kantorku berpamitan utk pulang. 'yah alamat lembur lagi ini' batinku sambil beranjak dr duduk untuk menyeduh secangkir kopi..
"hey Vlo.. Lembur lg lo?" Tanya adam salah satu teman kantorku
"Iya nih dam, besok mau dipake si boss meeting sama prospective client, terpaksa deh lembur.. " jawabku
"ywdh gw duluan ya, hati2 lo vlo" pamit adam sambil ngeloyor pergi ke arah pintu
"yoi bro, you too" sahutku dengan segelas kopi yg baru kuseduh, aku kembali ke ruangan dan melanjutkan pekerjaanku
Satu persatu lampu diruangan lain mulai padam tanda pemiliknya sudah pada pulang, yg tersisa tinggal aku dan seorang security yg memang berjaga malam, Pak Andi.
Jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, pekerjaanku akhirnya selesai juga...... sambil bersiap pulang, aku melihat ke arah jendela dan ternyata hujan.. 'yaahh lupa bawa payung' gerutuku dalam hati.
Maksud hati ingin pinjam payung sama Pak andi, tapi dia hanya punya hanya jas hujan.. Ya kali aku plg pakai jas hujan jalan kaki... Akhirnya aku putuskan nekad menerobos derasnya hujan sambil berlari kecil menuju kosan, alhasil basah kuyup seluruh badan diikuti bersih-bersin karena kedinginan..
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Hati (Completed)
FanfictionKisah 3 hati yg menarik untuk dikulik, dengan genre gxg, menggambarkan konflik dan intrik yg terjadi ditengah mereka, mengundang gelak tawa, mengharu biru suasana serta bs memancing emosi... Penasarankan ceritanya seperti apa? Enjoy the story :)