Ajeng POV
Sepanjang malam aku tersiksa memikirkan jalan keluar yg harus aku ambil, bagaimana mungkin aku benar-benar dihadapkan oleh dua pilihan yg tidak seharusnya aku pilih. Bagai keluar dari mulut buaya lalu masuk ke dalam mulut singa.
Keadaan keuanganku saat ini memang tak memungkinkan untuk menyewa seorang pengacara, tapi aku ingin segera lepas dari cengkraman Tyo Darmawan. Dan 60juta bukan jumlah yg sedikit, sementara aku tidak mungkin membebankan itu kepada Vlo. Dan kalau aku kencan sehari bersama Nanda, sama saja dengan mengkhianati Vlo bukan? Tidak! Aku tidak mungkin melakukan yg Tyo lakukan, cukup dia saja yg mendapat peran sebagai bajingan.
Seperti biasa, sebelum berangkat kerja kami sarapan bersama, Vlo sempat membahas perihal Nanda yg belum menghubunginya, namun kualihkan dengan topik pembicaraan yg lain.
Memulai rutinitasku dengan bekerja di toko, aku mencoba menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan agar dapat sedikit melupakan beban pikiran yg seliweran di kepalaku. Di jam istirahat, aku memilih menyendiri di kursi yg ada dekat pintu dapur. Sambil menikmati secangkir kopi sachets dan beberapa potong roti gandum, pikiranku yg baru siap berkelana, terhenti saat mendengar suara yg muncul dr arah belakang...
"hey... Kmu gpp?" tanya Gina yg tiba-tiba duduk disebelahku
"oh.. Ng.. Gpp" jawabku singkat
"are you sure?" tanya Gina lagi untuk memastikan
"yups" jawabku sambil tersenyum berusaha meyakinkan
"ok, your not ok" serunya
"ngga mau cerita sama aku?" lanjutnya
Aku terdiam.... Sampai akhirnya,
"aku stress Gin" seruku singkat
"i know, so tell me then... " sahut Gina sambil perlahan menepuk-nepuk punggungku
Dan aku menceritakan semua masalahku pada Gina. Berharap dapat mengurangi beban yg ada dipikiranku juga solusi dari masalahku.
Gina menyarankan agar aku mencari pengacara lain dari sebuah lbh yg disediakan pemerintah, karena biasanya biaya yg dikenakan tidak mahal. Tapi aku ragu, karena yg aku hadapi seorang Tyo Darmawan, sekalipun aku memiliki bukti yg kuat, bagaimana mungkin bisa melawannya kalau bukan didampingi pengacara yg terbaik.
"ngga bs Gin.. Km ngga tahu Tyo kaya apa... Sulit.." jelasku terbata-bata
"ok, kalau gitu.. Coba minta diskon sama si nanda" saran Gina
"diskon? berapa? Bahkan setengahnya pun aku ngga punya Gin" sahutku
"hmm... Aku ada 10juta jeng, kalau kmu mau kmu bs pakai dulu" ujar Gina
"ngga Gin, tetap ngga akan cukup" timpalku menolak pinjaman yg ditawarkan
"ok, ywdh ngedate sehari, selesai." sahutnya dengan nada tegas
"lalu Vlo?" tanyaku
"hey, setiap orang punya rahasia dalam hidupnya, anggap saja ini rahasiamu, ngedate sehari ngga akan bikin kmu mati kan?" Gina balik bertanya
"but, what if she.. " belum selesai ucapanku dipotong oleh Gina
"having sex? So what? kalian sama-sama wanita, ngga akan hamil!" seru Gina sambil beranjak dr duduknya dan kembali ke meja kasir
Ucapan Gina ada benarnya, tapi apa Vlo bakal maafin aku kalau sampai dia tahu, aku merasa malu karena harus membayar jasa hukum dengan cara seperti ini!...
Tiba-tiba pikiranku tertuju pada sebuah nama Bank, ya... Mungkin aku bs mendapatkan pinjaman, lebih baik aku mencicilnya ke Bank daripada menggadaikan harga diriku bukan?...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Hati (Completed)
FanfictionKisah 3 hati yg menarik untuk dikulik, dengan genre gxg, menggambarkan konflik dan intrik yg terjadi ditengah mereka, mengundang gelak tawa, mengharu biru suasana serta bs memancing emosi... Penasarankan ceritanya seperti apa? Enjoy the story :)