Simalakama

1.1K 95 34
                                    

Vlo POV

Hari ini aku dan Ajeng ada jadwal pertemuan dengan Mba Nanda untuk membicarakan langkah selanjutnya yang diperlukan sbg persiapan pengajuan gugatan perceraian Ajeng dan Tyo di Pengadilan Agama.

Pertemuan pertama bagi Ajeng, namun dia terlihat sangat tenang, masih kulihat senyuman terukir diwajahnya, batinnya seperti sudah siap betul untuk berpisah dr suaminya. Sebuah pernikahan tanpa cinta adalah mimpi buruk bagi siapa saja. Dengan membawa semua bukti yg dia punya, kita langsung menuju ke kantor Mba Nanda.

Setibanya dikantor pengacara....

Memasuki ruang meeting yg besar, mataku menelusuri setiap sudut ruangan yg dihiasi dengan beberapa pajangan dan lukisan melambangkan sebuah keadilan yg wajib ditegakkan. Diatas meja berdiri sebuah patung wanita dengan mata tertutup kain dan kedua tangan mengangkat sebuah timbangan.

Selang beberapa menit, pintu ruangan terbuka, seperti biasa seorang office girl membawakan 3 buah cangkir minuman dan meletakkannya diatas meja, sambil mempersilakan kami untuk minum, dia bergegas menuju keluar ruangan.

Aku melihat tubuh Ajeng seperti menggigil sebab suhu ruangan yg lumayan dingin, tubuhnya hanya berbalut kemeja silk dengan motif bunga-bunga, aku bangkit dari dudukku dan melepas jas blazer lalu melekatkannya pada tubuh Ajeng. Lagi, kulihat senyuman yg tenang terukir diwajahnya. Aku berharap setelah ini ada titik cerah untuk masalah Ajeng.

Lagi, pintu ruangan kembali terbuka, kali ini masuk seorang wanita cantik dengan make up minimalis, rambut ikal sebahu, stelan blazer dengan rok mini yang memperlihatkan kakinya yg jenjang bukan hanya putih tapi juga mulus.. Lalu tersenyum kepada kami sambil menjulurkan tangan ke arahku, lalu ke arah Ajeng..

"ha hallo Mba Nanda.. " sapaku sedikit gugup

"hallo Vlo.. " sahutnya yg lalu melirik ke arah Ajeng..

"oh iya.. Ini Ajeng Mba, Ajeng ini Mba Nanda" seruku memperkenalkan mereka berdua

"hallo Mba.. " sapa Ajeng

"hallo.. Panggil Nanda aja ya, sepertinya kita seumuran" sahut Nanda

Lalu Ajeng mulai menceritakan semua masalahnya, satu persatu dia memperlihatkan bukti-bukti yang mungkin diperlukan pada saat pengajuan sidang nantinya, sementara Nanda menyampaikan langkah-langkah yang wajib dijalankan juga kemungkinan-kemungkinan yang biasanya terjadi selama proses menuju persidangan, pun sampai jatuh putusan pengadilan.

Tiba disaat pembahasan inti, aku bertanya masalah biaya yg harus dibayar sampai persidangan selesai. Sesuai prosedur kantornya, setelah mengetahui masalahnya baru akan diajukan proposal penawaran jasa hukum, setelah setuju, kantornya baru akan membuatkan Engagement Letter (surat perjanjian) kerjasama antara kita, disusul dengan penandatanganan PoA (surat kuasa).

Setelah semua selesai, kami berpamitan.. Ditemani Nanda, menuju keluar kantor, aku meminta ijin untuk ke toilet karena kebelet pipis... Dan kutinggalkan mereka berdua didepan pintu kantor..

Ajeng POV

"oh ya, aku boleh minta nomor kamu jeng?" tanya nanda yg berdiri disamping kiriku

"oh, b boleh nan.. Ng.. Sebentar ya" jawabku sambil mengambil ponsel didalam tasku

"ok, sebaiknya nanti aku hubungi kamu langsung ya untuk fee nya, gimana?" tanya nanda lagi dengan senyuman lebar diwajahnya

"ohh iy yaa.. Boleh nan" jawabku singkat

"kamu free hari apa jeng?" tanyanya lagi

"aku free ngga tentu nan, aku kerja shift susah free nya.. " jawabku berusaha sopan

Tiga Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang