Jahat!

1.2K 101 18
                                    

Udara dingin menyelimuti seisi ruang kerja, hari ini sejak pagi hujan tak henti-hentinya, badanku menggigil karena aku lupa membawa jaket yang biasa kugantung di pojok ruang kerja, seketika aku mematikan AC yang ada ruangan agar bs mengembalikan suhu tubuhku menjadi hangat. 

Sejak kejadian kemarin, aku selalu dihantui dengan perasaan was-was akan kehadiran D lagi, setiap saat wajahnya seperti bermunculan dikepalaku, terutama saat dia menangis kemarin, sungguh membuat hatiku perih melihatnya. Namun bila kuingat kejadian 2 tahun lalu dimana dia meninggalkan aku, kebencian kembali merasuki kepala dan hatiku. Ah aku sungguh dilema, bagaimana mungkin dia kembali disaat aku sudah tak sendiri lagi.

Setahun, setahun lamanya aku menganggap D sudah meninggal, tanpa tahu dimana kuburannya, yg tersisa hanya foto dan sisa chat'an sebagai kenangan yg kusimpan, aku menangis... Yaa seringku menangis karenanya, dan betapa bodohnya diriku menangisi orang yang mungkin sedang tertawa dengan keluarganya.

Aku harus tetap fokus dengan hubunganku yang sekarang bersama Ajeng, jangan sampai ada orang ketiga diantara kita. Sudah cukup derita yang D berikan dalam hidupku, setahun membuatku merana karenanya... sungguh konyol bila harus mengingat hal itu.

Tiba-tiba HPku bergetar, ada telepon dari Kesayangan dan segera kuangkat..

"Haloo.." sapa Ajeng dari ujung telepon

"Ya syg... knp?" sahutku

"hmm.. aku kan sudah sebulan lebih disini, aku bosan ngga ada kegiatan.. boleh ngga aku cari kerja?" ucap Ajeng meminta ijin

"Kerja? Kerja apa yank?" tanyaku penasaran

"Tadi aku ke toko roti yang diujung jalan, aku lihat ada iklan lowongan kerja, jadi aku coba melamar dan diterima!!" jawab Ajeng penuh semangat

"Kenapa toko roti? kamu kan bs ngelamar di perkantoran yank.." sahutku

"Kalau diperkantoran Tyo akan lebih mudah menemukan aku..." ujar Ajeng dengan nada pelan

"owh... ok, asal kamu jangan terlalu cape ya" timpalku

Sejauh ini, aku masih sanggup untuk menghidupi Ajeng dengan pendapatan yg aku terima setiap bulannya, terlebih tabunganku masih cukup untuk memulai usaha baru nantinya, seperti yg sdh kurencanakan sebelumnya. Dari suara Ajeng yang kudengar melalui telepon tadi, dia nampak senang sekali karena bisa berkegiatan lagi, aku maklum sih karena sejak dia menikah dengan Tyo, hidupnya jadi terbatasi, termasuk social life nya yang juga ikut mati suri, karena semua dibawah aturan Tyo. Ya semoga pekerjaan barunya nanti bisa membuat dia lebih bersemangat menjalani hidupnya dan kembali menjadi Ajeng yang dulu hidup bebas. 

Kriinggg...kriinggg.... telepon kantor berbunyi

"Vlora.." sapaku

"ng.. maaf Mba Vlo ini ada tamu yang mau ketemu..." ujar Ayu, resepsionis kantor

"siapa yu?" tanyaku penasaran, karena se ingatku, aku tidak punya janji meeting hari ini

"namanya Ibu Diandira, mba..  saya masukin di ruang meeting tengah ya Mba Vlo.." jawab Ayu

"owh.. ok yu, thanks!" sahutku sambil menutup telepon

'Gila..!! Ngapain sih dia kesini... Damn!!' makiku dalam hati, dengan perasaan kesal aku menuju ruang meeting tengah untuk menemuinya

--------

Didalam ruang meeting, aku terpana melihat seorang wanita cantik dengan kulit yg putih, rambut panjang bergelombang yang digerai, duduk dengan anggun dalam balutan kemeja putih dengan syal dileher, dipadupadankan stelan blazer dan rok mini berwarna abu muda yang memperlihatkan jenjang kakinya yang putih dan mulus itu, tampilannya persis seperti D yang dulu pertama kali bertemu, cantik, sangat anggun dan bercahaya...

Tiga Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang