Killing me slowly

1.1K 89 5
                                    

Sementara itu....

Diandira POV

Sejak terakhir aku melihat Vlo dr depan kantornya aku memutuskan untuk berhenti mengintainya, sekarang targetku berubah menjadi Ajeng, wanita yg skrg menjadi pendamping hidupnya Vlo.

Tidak akan kubiarkan Vlo bahagia dengan siapapun, karena sepeninggal aku kelak, aku ingin Vlo menjalani hidup seorang diri saja. Jika aku tidak dapat memilikinya, maka tak seorangpun dapat memiliki Vlo.

Hari ini aku tidak ada jadwal terapi, sebaiknya aku kembali menemui wanita itu, mempertegas hubungan aku dengan Vlo. Terakhir aku melihatnya, dia memakai seragam bertuliskan Sun Bakery...

'sepertinya aku pernah melihat tulisan itu tapi dimana ya??' tanyaku dalam hati sambil berusaha mengingat lokasi dimana aku pernah melihatnya

"yaa.. Itu kan ngga jauh dr kosan Vlo yg dulu!" seruku bersemangat

Akhirnya aku bs menemukanmu... aku akan perjuangkan cintaku sampai mati!

Kemudian aku mempersiapkan diri untuk menemui wanita itu, aku harus pakai pakaian terbaik, kaca mata hitam, high heels dengan warna senada, wig dengan bandana... aku harus terlihat cantik dan elegan didepan wanita itu. Aku harus bisa membuatnya menjauh dari Vlo, bagaimanapun caranya.

Tokk.. tokk... suara pintu kamarku diketuk

"Maaf non, dipanggil bapak..." suara bibi dari balik pintu

"Yaa.. sebentar lagi turun bi" sahutku sambil meneruskan merias wajah didepan cermin

Setelah merasa rapi, aku bergegas turun kebawah menemui papi yang sudah siap di meja makan..

"pagi pi.." sapaku sambil menuruni tangga yang kemudian menghampiri papi lalu mencium pipinya

"pagi sayang... kamu mau kemana? kok sudah rapi?" tanya papi

"ng.. mau jalan dulu sebentar pi ada perlu" sahutku sambil mengambil sepotong roti yang ada diatas meja

"tapi kan tidak ada jadwal terapi hari ini, mau kemana sih?" tanya papi kepo

"mau main kerumah temen aja pi, bosan dirumah terus kan" jawabku santai

"hmm.. hati-hati ya, jangan lama lama.." seru papi memperingati

"siapp pi.." sahutku sambil mengangkat tangan tanda hormat

Lalu kamipun melanjutkan sarapan pagi berdua sebelum papi berangkat ke kantornya.

Sejak mami meninggal, papi jadi lebih protective dari sebelumnya, kemanapun aku pergi selalu dipantaunya, sampai pernah papi suruh anak buahnya untuk mengawal kemanapun aku pergi, berasa kaya seorang tawanan penjara gitu, sampai akhirnya aku protes pada papi dan itu melewati proses yang panjang untuk papi bisa mempercayai bahwa aku sudah cukup dewasa untuk bisa bertanggungjawab atas diriku sendiri.

Sekalipun sudah tidak diikuti anak buah papi, tetap saja... papi rajin menghubungi ponselku setiap waktu, memastikan aku dimana, bersama siapa, jam berapa pulang kerumah dll. Yang jelas papi jadi jauh lebih ribet sejak memikul tugas yg tadinya dipegang mami.

Selesai sarapan aku langsung pamitan sama papi, melajukan mobilku menuju ke arah toko roti Sun Bakery, sepanjang perjalanan yang kuingat hanya wajah Vlo, aku tidak bahagia melihat dia bahagia, rasanya sakit sekali sejak tahu sudah ada wanita lain yang menggantikan tempatku dihatinya. Keputusan untuk membohongi Vlo dengan menghilang dari hidupnya adalah keputusan terbodoh yang kusesali sampai saat ini, seandainya saat itu aku tidak melakukannya atau bisa lebih cepat membongkar semua kebodohanku, pastilah tidak akan ada wanita lain di hati Vlo.

Penyesalan itu membawaku menjadi seperti sekarang, aku harus mendapatkan apapun yang aku inginkan, selama nyawaku masih dikandung badan, aku akan memperjuangkan cinta yang aku punya, sekalipun aku harus merasakan sakit yang lebih daripada sebelumnya. Karena aku yakin, bahagiaku hanya bersama Vlo.

Sesampainya di area toko roti Sun Bakery, aku langsung memarkirkan mobilku didepan toko itu, dari dalam mobil aku berusaha melihat kedalam toko tapi tak kutemukan wanita itu, padahal aku sangat yakin dengan seragam yang dikenakan kemarin pasti dia bekerja disini. Karena penasaran, aku mencoba masuk kedalam, membeli satu dua buah roti dan menanyakan keberadaan wanita itu...

"Selamat datang di Sun Bakery, ada yang bisa dibantu kak?" sapa salah seorang karyawan disana sambil menghampiriku yang baru melewati pintu masuk

"hmm.. ada roti gandum?" tanyaku pada pelayan toko

"ada kak.. sebelah sini, kita ada 3 jenis roti kak... ini roti gandum raisin, yang ditengah roti gandum tawar, dan yang ini roti gandum dengan sunflower seed" jawab pelayan itu detail

"saya ambil masing-masing satu ya.." seruku sambil memilih roti

"baik kak, ada lagi kak?" tanya pelayan toko

"ng.. maaf mba yang satunya kemana ya?" tanyaku balik

"yang mana ya kak? disini ada 5 orang karyawan..." jawab pelayan

"atau ngga masuk ya? biasanya ada..." tanyaku lagi memotong ucapan pelayan itu

"oohh.. Mba Ajeng? Iya ngga masuk hari ini kak, kakak kenal?" tanya pelayan itu

"ng.. Iya, baru kenal" jawabku singkat

"silakan langsung ke kasih ya kak..." seru pelayan itu sambil membawa roti ke arah kasir

'oh, jadi namanya Ajeng...hmm' seruku dalam hati

Sayang sekali hari ini aku belum bisa menemuinya, setelah menyelesaikan pembayaran dikasir aku bergegas menuju mobil, aku memutuskan untuk kembali kerumah, 'sia-sia persiapanku hari ini' keluhku sambil memukul setir mobil melampiaskan kekesalanku. Besok atau lusa aku akan coba lagi, pokoknya harus.

Lebih cepat si Ajeng pergi dari hidup Vlo, akan lebih baik untuk aku dan Vlo. Untuk kali ini, jika aku bs kembali bersama Vlo lagi, aku akan berusaha membahagiakan dia seperti saat-saat dulu kita bersama.

Aku akan meminta restu dari papi, sebagai permintaan terakhirku padanya, aku hanya ingin menghabiskan sisa usiaku bersama orang yg aku cintai, kita berdua akan tinggal di Villa papi yang dibandung, hanya ada aku dan Vlora. Sempurna.

Tak lama ponselku berbunyi..

"hallo sayang.. " sapa papi dari ujung telepon

"ya papi... " sahutku singkat

"kamu dimana? Sudah mau pulang?" tanya papi.. Seperti biasa memulai interogasi lagi

"lg ditoko roti pi, ini mau plg kok" jawabku santai

"ok, hati2 ya sayang.. See you" ucap papi sambil menutup telepon

Disatu sisi aku merasa beruntung karena mendapatkan perhatian dari papi bahkan berlebih, tapi disisi lain aku merasa tersiksa karena tidak bs bersama dengan orang yang aku cintai, jauh dari Vlo sungguh membuat batinku tersiksa, hari demi hari yg bs kugenggam hanya kenangan saat bersamanya.

Jujur, aku rindu memeluk tubuhnya, mencium aroma tubuhnya, menikmati sentuhan lembut tangannya, dan kecupan dari bibirnya yang lembut, sungguh buatku tersiksa setiap kali hal itu muncul dikepalaku.

Dan aku benci, sungguh benci pada wanita yg sudah merebut kekasihku! Dia yg membuat jarak antara aku dan Vlo semakin jauh, karena wanita brengsek itu Vlo jadi tidak bs kembali ke sisiku.

A aku harus mengatur rencana yang bs menjauhkan mereka berdua entah bagaimana caranya, aahh kepalaku sakittt.. Oh tidak.. Dari hidungku mengeluarkan darah lagi, sampai kapan aku harus menderita begini.. Tuhan, izinkan aku bahagia bersamanya, walau sebentar saja. Aku tidak akan melepasnya lagi utk kedua kali, aku sungguh menyesal.. Aku mohon kembalikan Vlora padaku Tuhan....

Aku menangis, mengiba, memohon pada Tuhan agar bs mengembalikan Vlo seperti dulu, saat dia menjadi milikku, tidak ada lagi yg aku pinta selain kehadirannya dalam hidupku. Aku sangat membutuhkan cintanya kembali...

Tbc...

Tiga Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang