Jesika berdecak kesal "memang gak ngotak kalian semua! kenapa membiarkan kamila sendirin di bawah? Kalau dia jatuh dari atas meja bagaimana ha!?"
Fero dan hana meringis mendengar bentakan gadis itu "sorry cik" sesalnya
Kesika mendengus dan melongos melewati semua orang begitu saja. Berdiri di hadapan khaterine dan menyerahkan kamila
Kamila merentangkan tangannya dan di sambut khaterine dengan kekehan geli.di gendongnya gadis kecil itu sambil menciumi dada kamila membuat balita itu tertawa geli
Jesika menatap hana dan fero tajam "kalau gak bisa jagain kamila gak usah sok so-an maksa buat dia datang ke sini!"
Semua orang terkejut mendengar nada bicara gadis remaja di hadapan mereka yang sangat berani berbicara lantang di hadapan semua orang
Tapi rasa dingin sangat kentara memenuhi seluruh ruangan,gadis itu memiliki aura menakutkan. Dia bahkanenakuti semua orang hanya dengan satu pandangannya
Fero mendengus "aku kan sudah minta maaf cik"
"Permintaan maaf mu tidak akan bisa menyelamatkan tulangmu yang akan ku remukkan jika aku menemukan satu luka lucet saja di tubuh adik ku!"
Fero dan hana meringis kembali. Bibir tajam gadis itu mampu membungkam mulut semua orang meski yang keluar dari sana hanya satu kata
"Iya iya.gak lagi deh" mereka tahu letak kesalahan mereka. Tidak seharusnya juga mereka menelantarkan kamila.meninggalkannya sendirian di atas meja tanpa pengawasan. Jika balita itu sampai jatuh dan terluka....merela tidak yakin bisa selamat dari amukan jesika dan khaterine
Lagian kenapa bisa kelupaan sih bawa tuh bocah sekalian? Ini nih akibatnya kalau fero lagi panik,semua terlupakan. Ponakan sendiri di tinggalin
Padahal mereka sangat susah membujuk jesika untuk mengizinkan kamila berkunjung ke cafe. Mereka berdua membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk meyakinkan jesika bahwa mereka bisa menjaga balita itu dengan baik. Tapi lihat sekarang, mereka bahkan tidak bisa membuktikan ucapan yang keluar dari bibir mereka sendiri
Jesika mendengus mendengar pengakuan hana dan fero. Dia bisa mendengar dan merasakan bahwa mereka benar benar menyesal. Selain memaafkan apa lagi yang bisa dia lakukan
Dia juga yakin fero dan hana tidak sengaja melakukannya. Dia tahu betul bagaimana kedua wanita itu sangat menyayangi kamila. Sangat tidak mungkin kalau hana dan fero sengaja meninggalkan balita itu sendirian
Menghela napas "om ryan kemarin kenapa buru buru pulang? Cika kan udah bilang tungguin biar kita ke sini barengan"
Ryan tersenyum canggung "maaf cik, om ada urusan mendadak"
Jesika mendengus "gak usah sok sibuk sama cika.lagian urusan dadakan om apa? Kalau bukan urusan sama pacar,cika harus jadi prioritas utama!"
Ryan mengangguk saja.kenapa juga jesika ikut ikutan mojokin dia biar cepat cari pacar? Orang udah dibilangin dia mau nunggu adeknya nikah dulu
Jesika beralih menatap bara "om bara janji kasih aku pohon bonsai hari ini" jesika mengulurkan tangannya. Matanya menyipit saat tidak melihat ada benda yang dia inginkan di dekat bara "jangan billang om lupa?"
Bara tersenyum tak enak. Memang benar dia lupa. Salahkan saja pekerjaannya yange menumpuk hingga melupakan janjinya untuk membelikan pohon bonsai pada gadis itu
"Sorry cik,om lupa"
Jesika mendengus mengerti artinya " iya,aku maklum kok. Om bara kan udah tua,makanya pikun" ucapannya menunjukkan prihatin,namun nada mengejek terdengar jelas di dalamnya
Hana terbahak mendengarnya. Bara mengelus dadanya sabar. Dia tidak menyangka jika jesika malah mengoloknya dengan sindiran pedas gadis itu
Jesika menampilkan wajah sedihnya "tenang aja om,cika ngerti kok"
Ngerti ndas mu!
Jesika menatap bingung semua orang yang ada di ruangan itu. Matanya berkilat tajam saat tatapannya terhenti pada seorang pria yang menatap sendu khaterine
"Ngapain si brengsek ini ada di sini?"
Daniel menatap bingung gadis yang berdiri di depan mereka. Dia bisa melihat tatapan tidak suka gadis itu padanya. Dia tidakengenalnya tapi kenapa gadis itu terlihat sangat membencinya?
Novita tersentak mendengar sarkasan jesika. Gadis itu terlihat sangat akrab dengan bara dan ryan,hana dan fero juga tidak berkutik. Khaterine malah terlihat sangat menyayangi gadis itu. Siapa sebenarnya dia?
Tai siapaun dia,terlepas dari itu semua,dia tidak boleh berbicara lancang pada abangnya. Bagaina pun daniel jauh lebih tua "jaga ucapan mu! Yang sopan pada yang lebih tua!"
Jesika memiringkan kepalanya, menanatap novita yang menatap tajam ke arahnya. Terkekeh "kau siapa?"
Pertanyaan sederhana itu membungkam novita. Dia ingin berteriak dan mengatakan identitasnya dengan jelas,tapi kenapa dia merasa itu tidak benar?
Gadis ini seperti hanya ingin mempermainkannya "kau tidak perlu tahu siapa aku! aku hanya mengingatkanmu untuk bersikap sopan pada yang lebih tua!"
Jesika menggaruk telinganya yang tidak gatal "apa hak mu menceramahi ku? Kau ibuku? Bukan. Tante ku? Juga bukan. Kakak ku? Bukan juga. Lalu kenapa mulutmu berisik sekali?"
Novita hendak melangkah maju. Dia ingin memberi pelakaran pada hadis angkuh itu. Berani sekali dia mengejeknya! Seumur hidup,hanya abangnya yang dia perbolehkan mengejeknya
Novan yang melihat api berkobar di mata istrinya segera menahan novita dengan semakin mengeratkan lengannya yang melingkar di pinggang novita
Istrinya sedang dalam emosi yang tidak stabil. Gadis itu bisa habis jika sampai novita kalap. Dia tahu ucapan gadis itu sudah di luar batas,tapi tetap saja gadis itu hanya anak anak. Gadis itu juga mengatakannya pasti tidak di pikir terlebih dahulu
Jesika terkekeh sinia melihat kemahan di mata novita "lihat dirimu,kau ingin aku sopan pada yang lebih tua sementara kau yang lebih tua dari ku ingin menyerang ku?" menggelengkan kepalanya. Tersenyum sinis
Novita semakin memberontak dan ingin memberi pelajaran dada gadis tidak tahu sopan santun itu. Tapi novan tidak mau melepaskannya "lepas! Biar aku kasih pelajaran gadis sialan itu!"
Hana mmbulatkan matanya mendengar ucapan novita. Dia berani mengumpat pada jesika? Tidak tahu saja induknya akan sangat marah. Melirik takut pada khaterine yang saat ini wajahnya sudah sangat datar
Hana mengumpat dalam hati
Mampus!
"Mom, aku tidak mau melihat kedua kakak beradik itu ada di sini"
Novita mendengus "siapa yang kau sebut—..."
"Novita kau keluar sekarang! Bawa sekalian saudaramu itu"
Novita terbelalak mendengar ucapan khrerine. Dia.....di usir?
"Kate, kenapa kamu mengusirku?" tanyanya tak percaya
Khaterine menatapnya datar "karena kau berani mengumpat pada putri ku sialan!" desisnya tajam
Novita membulatkan matanya. Menatap jesika dan khaterine bergantian dengan tidak percaya "kamu....dia....ah tidak mungkin!" memaksakan senyumnya "candaanmu tidak lucu kate" dia tertawa paksa
Jesika menatapnya datar "Keluar!"
Novita melototkan matanya "diam kau gadis sialan!"
"Novita keluar sebelum aku menyeretmu"
Novita memandang khaterine tidak percaya "kate,kau membeli gadis sialan itu?" dia yang di aniaya kenapa malah dia yang di suruh keluar?
Khaterine menatap dingin novita "kau yang sialan! keluar sebelum aku melemparmu dari atas sini!"
Menatap sendu "Kate......."
Khaterine mengabaikan novita yang hampir menangis. Melewati semua orang begitu saja "fer,tolong buatkan makanan untuk jesika"
Fero tersentak dari lamunannya "ok"

KAMU SEDANG MEMBACA
Your My Mommy (END)
Teen Fictionpria yang sangat membenci mantan istrinya wanita karir di bidang modeling.tega meninggalkan suami dan anaknya demi mengejar karirnya seorang alexander tidak pernah mencari wanita jahat itu.meski anaknya masih sangat membutuhkan perhatian seorang ibu...