Daniel menatap ke luar jendela. Hujan turun lebat, lalu bagaimana dia akan pulang?
Tidak mungkin juga dia menginap di sini. Selain takut jesika yang mungkin saat ini sedang mengawasinya entah dari mana, dia juga tidak yakin khaterine akan membiarkannya
Kepalanya memutar saat merasakan seseorang duduk di hadapannya dan menaruh segelas kopi di atas meja
"Sekarang sedang hujan. Udaranya sangat sejuk" khaterine memejamkan mata sejenak menikmati suara rintik hujan yang sangat di sukainya
"Memikirkan sesuatu?"
Menggeleng kecil "tidak" membuka mata perlahan "hanya merindukan masa SMA dulu" menopang dagu dengan sebelah tangan "masa terindah untuk ku" meminum teh di cangkir tangannya yang bebas
Masa SMA? Khaterine mengatakan masa terindahnya adalah sewaktu SMA? Dia tidak salah dengar kan? Bukankah saat SMA dia merasa tersiksa dengan kekangannya?
Daniel masih ingat dengan jelas bagaimana protektivnya dirinya dulu pada khaterine. Melarangnya kemanapun dia pergi jika tanpa dirinya. Dia yang membayangkannya saja sekarang merasa ngeri sendiri
Selain pemaksa dan egois dia juga pencemburu. Dia masih ingat pernah mematahkan tangan seorang lelaki yang dia pikie berniat merayu khaterine-nya. Sayangnya dia salah kira, lelaki itu ternyata teman satu kelompok khrerine
Tapi karena harga dirinya yang terlalu tinggi dia menolak keras mengakui kesalahannya dan mengatakan lelaki itu yang salah karena harusnya menjaga jarak dengan pacar orang
Jika di ingat ingat kembali, waktu itu sikapnya benar benar lucu. Pantas saja dulu khaterine bukannya marah malah tertawa melihat sifatnya yang sombong
Dia baru sadar semarang, betapa lucunya dia yang keras kepala
Tanpa sadar tawa kecil keluar dari bibirnya. Mengenang masa lalu ternyata menyenangkan juga
Khaterine menaruh cangkir tehnya kembali di atas meja "kenapa tertawa? Ada yang lucu?"
Daniel segera mengatupkan bibirnya, namun senyum di bibirnya tidak luntur. Dia jadi penasaran alasan kenapa dulu khaterine tidak pernah berontak padanya
"Apa boleh aku bertanya padamu?"
Khaterine mengangguk pelan. Menyambungkan jemarinya seperti jembatan dan menopang dagu "tanya saja"
Daniel diam sebentar. Menyusun kata kata dalam pikirannya sebelum bertanya "dulu, apa pendapatmu tentang diriku?"
Khaterine menatapnya dengan pikiran melayang. Mencoba mengingat kenangan di masa lalu "kamu itu orang yang egois, sombong, angkuh, suka seenaknya sendiri, terus —tidak suka dibantah"
Tepat sekali!
Ternyata pendapatnya tentang dirinya tidak beda jauh dengan pendapat khaterine.
Tapi kenapa semua sifat buruk ada pada dirinya? Apa dia memang seburuk itu?
"Kamu ingat tidak? waktu itu aku pernah marah padamu karena kamu memasak di dapur"
Khaterine mengangguk singkat "itu adalah pertama kalinya kamu marah padaku. Kamu waktu itu terlihat menakutkan"
"Benarkah?"
Khaterine mengangguk kecil "iya, seperti iblis yang ingin mengeluarkan tanduknya"
Daniel tertawa kecil mendengarnya. Tidak pernah terbayang olehnya jika khaterine pernah melihatnya seperti itu. Apa dia memang terlihat seperti iblis saat sedang marah?
"Tapi waktu itu aku sedikit kasar menarikmu menjauh dari dapur. Kenapa kamu tidak marah?" kalau itu gadis lain, sudah pasti pisau akan melayang padanya. Atau paling tidak gadis itu akan menggigit tangannya
Tapi khaterine hanya diam dan menurut. Dia sedikit penasaran dengan alasannya
Khaterine kembali menerawang jauh "waktu itu kamu marah pasti karena takut aku terluka saat aku memegang pisau atau terkena kompor panas"
Daniel mengangguk. Jawaban khaterine tepat sasaran. Karena waktu itu dia memang tidak ingin khaterine mendapatkan luka sekecil apapun di tubuhnya. Apalagi hanya karena memasak. Itulah sebabnya dia begitu marah
"Aku tahu kamu akan marah jika aku menyentuh dapur, tapi aku tetap saja melakukannya. Berabi berbuat, Jadi aku juga harus berani menanggung konsekuensinya. Jika aku balik marah padamu, bukankah aku yang terlihat jahat?"
Benar juga! Dia baru sadar akan hal ini. Pantas saja khaterine tidak memberontak waktu itu
Ternyata khaterine sejak dulu sudah sangat memahami dirinya. Dia tahu apa yang dia suka dan yang tidak meski tanpa diberi tahu
Dia mengerti dirinya dengan sangat baik. Tapi kalau sudah tahu, kenapa khaterine masih saja sering membuatnya marah?
Melihat wajah daniel yang berubah suram, khaterine audah tahu apa yang ada dalam benak pria itu. Dia tertawa kecil "biarku tebak—oh tidak! Biar ku jawab langsung!"
Daniel menatapnya memicing curiga. Jangan bilang dia tahu apa yang ada dalam/pikirannya?
"Kamu pasti bertanya kenapa aku masih saja melakukan sesuatu yang tidak kamu suka meski aku tahu kamu pasti akan marah" senyumnya yang indah tidak bisa hilang saat membayangkan ekspresi daniel selanjutnya saat mendengar alasannya "itu karena aku suka" jawabnya santai
Daniel mengerutkan kening. Apa maksudnya karena dia suka?
Sedetik kemudian daniel melototkan matanya. Jadi maksudnya dia melakukannya karena dia suka melihatnya marah?
Itu sebabnya meski dia tahu dia akan marah dia tetap melakukannya?
Wah! Wanita ini benar benar sesuatu!
Melihat ekspresi daniel saat ini membuat khaterine tidak tahan untuk tertawa kecil "itu—" menunjuk wajah daniel "aku sangat menyukai ekspresimu itu. Benar benar sangat lucu"
Daniel hendak merah sebelu
tersenyum ringan menutupi kegugupannya yang datang tiba tiba saat melihat senyum cerah khaterine"Tapi kenapa kamu bilang SMA adalah masa terindah? Bukankah seharusnya yang terburuk? Apa kamu lupa waktu itu aku selalu mengekang kebebasanmu?"
Khaterine tersenyum tipis "Tidak juga. Aku sudah tahu bagaimana kamu. Kalau aku suka kamu marah, aku tinggal melakukannya. Kalau aku ingin kamu jadi baik, aku juga bisa membuatmu melakukannya"
Dengan kata lain, semua kendali berada dalam genggamannya. Semuanya berada dalam kendali khaterine
Dia yang memegang stir. Jika dia ingin ke kanan maka dia akan ke kanan jika dia ingin sebaliknya, maka dia bisa banting stir
Bagaimana daniel tidak menyadari hal sebesar ini?
Apa selama ini dia sedang dipermainkan?
Jadi selama ini dia yang begitu egois ternyata tanpa disadari sepenuhnya berada dibawah kendali sang kekasih?
Rasanya sangat lucu. Dia ingin tertawa tapi terlanjur merasa sangat kesal!
Jadi bingungkan mau marah apa ketawa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Your My Mommy (END)
Teen Fictionpria yang sangat membenci mantan istrinya wanita karir di bidang modeling.tega meninggalkan suami dan anaknya demi mengejar karirnya seorang alexander tidak pernah mencari wanita jahat itu.meski anaknya masih sangat membutuhkan perhatian seorang ibu...