•○●🌃●○•Hari kesekian bagi Renne menyamar sebagai Alicia. Entah sudah berapa lama, tapi bagi Renne sudah cukup menyusahkan. Terlebih perlakuan dari Janet yang benar-benar menguji kesabaran Renne.
Jam ke-2 pelajaran baru saja usai, guru mata pelajaran tersebut baru saja keluar. Saat ini, kelas mereka sedang menunggu guru mata pelajaran sebelumnya. Seperti biasa, Janet dan teman-temannya mengusik Alice dengan cara melemparkan kertas sampah ke gadis itu. Perlakuan mereka tentu saja membuat teman dari gadis tersebut yaitu Maureen geram dan ingin membalas mereka, namun Alice menghalangnya.
"Kau tidak perlu membalas mereka Maureen." Kata Alice sambil tersenyum.
"Bagaimana aku dapat tenang melihat mereka mengganggumu." Balas Maureen.
"Kalau begitu, kau tak perlu memperhatikannya." Jawab Alice.
"Haaah"
Maureen akhinya menyerah dan menghela napasnya. Ia tak menyangka bahwa temannya yang satu ini sangat sabar menghadapi mereka. Kalau ia adalah Alice, sudah lama pasti ia mengamuk.
Alice hanya tersenyum melihat wajah Maureen yang terlihat masam, lalu kembali melihat ke arah depan, pada objek yang menjadi tujuannya menyamar dan sekolah di tempat ini, yaitu Alvaro. Pria itu hanya mendengarkan musik lewat earphonenya. Merasa diawasi, Alvaro membalikan badannya dan menangkap basah Alice yang sedang memperhatikannya. Gadis itu tentu kaget karena Alvaro yang sadar bahwa ia diperhatikan olehnya dan secara tiba-tiba berbalik ke arahnya sambil menunjukkan ekspresi datar. Hal itu tentu saja membuat Alice salah tingkah, dan langsung berpura-pura tidur di mejanya. Alvaro yang melihat hal itu kemudian menatapnya heran, lalu kembali ke kegiatannya yaitu mendengar lagu sambil menutup mata.
Tak lama selang kejadian itu, guru yang mengajar pada jam ke-3 pun masuk sambil berlari tergesa-gesa.
"I'm sorry, I'm late. there were some things I had to deal with." Kata guru tersebut, lalu kemudian kegiatan belajar-mengajar berlangsung seperti biasa.
•○●🌃●○•
Akhirnya waktunya istirahat. Jujur badan Alice sudah terlalu kaku karena sedari tadi fokus mendengarkan materi yang diberikan oleh guru. Sebenarnya ia tidak seserius itu, namun karena insiden tertangkap basah tadi membuat Alice tidak punya pilihan lain selain memperhatikan guru.
"Heyyyy, wait for me!!" Teriak Jessie ke arah Maureen dan Alice yang baru saja keluar kelas.
"Ada apa denganmu? Tak perlu berlari dan berteriak seperti itu. Kau membuatku malu Jessie." Kata Maureen sinis yang hanya dibalas dengan kekehan dan permintaan maaf oleh Jessie. Ketiga gadis itu pun berjalan bersama-sama ke arah kantin.
Alice memutuskan untuk tidak membeli makanan karena ia masih merasa kenyang. Maureen dan Jessie pun pergi mengantri di kantin untuk membeli makanan dan Alice bertugas untuk menjaga tempat mereka.
*Braakk..
Suara dentuman keras mengagetkan Alice yang sedang melamun.
"Hey ini tempat kami, cepat pergi dan cari tempat yang lain!" Bentak seorang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Janet. Ia langsung mendorong Alice dengan kasar sehingga gadis malang itu terjatuh dari kursinya.
Beruntung Jessie yang baru saja tiba, segera membantu Alice untuk berdiri. "Hey, apa-apaan ini?!" Tanya Jessie dengan nada suara yang agak meninggi.
"Oh, jadi kalian yang mengambil tempat duduk kami. Kalian pantas untuk mendapat hukuman." Jawab Janet lalu kembali berulah dengan cara mendorong makanan Jessie yang telah diletakkannya sebelum membantu Alice berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching Over You
Teen Fiction"Renne Riverra seorang mafia kelas kakap yang diberi tugas untuk menyamar sebagai seorang siswi di sebuah sekolah menengah atas dengan identitas sebagai Alicia Ashleen. Ia ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi seorang pewaris dari pemilik perusahaa...