"A month ago."•○●🌃●○•
"Heyy.. ayolah ceritakan saja secara singkat." Bujuk Maureen sambil terus menggoyangkan badan Jessy.
"Yeah yeah... hmmm.... I don't know where to start this story." Kata Jessy.
"Tepatnya sekitar dua bulan yang lalu, Stephan secara tiba-tiba mendekatiku saat jam pulang sekolah, lalu kemudian dia menyatakan perasaannya padaku."
"Apakah kau langsung menerimanya?" Tanya Maureen.
"No i don't. Aku saat itu hanya menolaknya secara halus dengan mengatakan bahwa aku hanya menganggap dia teman semata. Lalu selama itu ia terus saja membantuku baik mengantar buku perpustakaan, maupun menemaniku latihan musik."
"Pantas saja sebulan terakhir kau jarang pulang bersamaku." Kata Maureen.
"Ia juga sering mengantarku pulang, dan terkadang mengajakku makan di restorannya. Ia juga sering menghiburku disaat aku merasa stress karena tugas yang menumpuk. Hal-hal kecil itu ternyata dapat meluluhkan hatiku. Lalu ia kemudian kembali menyatakan perasaannya padaku."
"Dan kali ini, kau menerimanya." Lanjut Alice.
"Yup, kami pun menjalani hubungan tanpa diketahui seorang pun termasuk kalian ataupun teman-teman Stephan." Jawab Jessy.
"Lalu?"
"Seminggu terakhir, sifatnya berubah. Ia tidak lagi menghampiriku, mengabariku, bahkan sekedar untuk menyapaku. Lalu kemarin malam, ia datang ke rumahku then, he broke with me. Then I asked him why and he said he couldn't stand a weak woman like me who always cried." Kata Jessy lalu kembali menangis.
Maureen lalu memeluk Jessy dan menghiburnya. "That's okay, you still have us. Tak perlu menangisi orang sepertinya. Air matamu itu berharga."
"Thank you guys." Balas Jessie sambil tersenyum.
"Lihat, matamu bengkak seperti habis dipukul saja. hahaha." Ejek Maureen pada Jessie. Alice hanya tertawa melihat mereka yang kembali ke suasana menyenangkan.
Akhirnya, setelah selesai dari tempat karaoke, Maureen mengajak Jessy dan Alice untuk pergi ke toko miliknya.
Maureen merupakan anak dari pemilik perusahaan fashion ternama, yaitu The Jordan's. Ia kemudian masuk ke tempat tersebut.
"Hey, ayo pilih satu pakaian. Aku akan membayarnya." Kata Maureen.
"Apa kau sedang gila? Wahh, jarang sekali kau mengatakan hal ini." Kata Jessie.
"Pilih saja sebelum akh berubah pikiran." Kata Maureen.
"Okay, c'mmon Alice." Ajak Jessy.
Mereka pun memilih satu pakaian yang harganya pasti fantastis. Akhirnya setelah lima belas menit berlalu, Alice dan Jessy selesai memilih pakaian mereka, lalu kemudian Maureen pun membayarnya.
"Thanks Maureen." Kata Alice, yang juga dibalas oleh anggukan mantap oleh Jessy.
"Yeah, yeah... kalian akan pulang sekarang bukan?" Tanya Maureen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching Over You
Teen Fiction"Renne Riverra seorang mafia kelas kakap yang diberi tugas untuk menyamar sebagai seorang siswi di sebuah sekolah menengah atas dengan identitas sebagai Alicia Ashleen. Ia ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi seorang pewaris dari pemilik perusahaa...