"Hmmphh?!-"•○●🌃●○•
Tiba-tiba saja ada dua orang pria berbadan besar yang membekap mulut Alice, saat ia ingin memberontak, mereka kemudian menyuntikkan obat bius sehingga badan gadis itu melemas, lalu tak sadarkan diri.
Mereka kemudian membopong tubuh gadis itu lalu membawanya ke mobil mereka lalu segera keluar dari area sekolah dan menuju ke suatu tempat. Saat Alice terlihat mulai siuman mereka kemudian kembali menyuntikan obat bius tersebut sehingga gadis itu kembali terkulai lemas.
Tak lama kemudian, terdengar ponsel yang berdering. Ternyata ponsel milik salah satu dari penculik tersebut. Setelah melihat siapa yang menelponnya, ia langsung mengangkatnya.
"Hey boss." Sapa penculik itu lewat telepon.
"Apa kau melakukannya dengan baik?" Tanya orang diseberang panggilan tersebut.
"Sejauh ini sempurna." Jawabnya.
"Good, keep it up." Balas orang itu lalu mematikan panggilan tersebut.
Setelah mendengar balasan dari orang yang berada di panggilan telepon tersebut, sang penculik kemudian langsung melajukan mobilnya dalam kecepatan penuh.
•○●🌃●○•
Mereka akhirnya sampai ke tempat yang di tuju. Tempat tersebut cukup terpencil sehingga mereka dapat dengan leluasa mengangkat Alice, lalu masuk ke dalam gubuk tersebut. Mereka membopong tubuh gadis malang itu lalu meletakkannya di sebuah kursi kayu, lalu memborgol tangannya di bagian belakang lalu mengikat badannya di kursi agar ia tak memiliki kesempatan untuk kabur.
Kondisi di tempat itu cukup gelap karena hanya dibantu oleh cahaya dari satu bohlam lampu yang kondisinya pun sudah mulai redup.
Lima menit setelah mereka menunggu, muncullah seorang wanita yang datang sambil memegang sebuah stun gun, yaitu alat kejut listrik yang berbentuk seperti tongkat berukuran kurang lebih satu meter.
"Good job. Sekarang pergilah keluar, biarkan aku sendirian dengan gadis sialan ini." Kata orang itu. Kedua orang itu kemudian menuruti perintahnya, lalu bersama-sama pergi keluar.
Kini tersisa wanita itu bersama dengan Alice yang masih tak sadarkan diri. Ia kemudian secara tiba-tiba mulai menjambak rambutnya secara kasar lalu menggerak-gerakkannya sehingga beberapa helai rambut rontok karena ulah orang itu.
Tak puas dengan hanya menjambak rambut, ia kemudian mulai menampar wajah Alice yang masih tak sadarkan diri. Tamparannya itu cukup keras sehingga membuat kacamata yang dikenakan oleh Alice terlempar dan jatuh di lantai.
Hasil tamparan dari gadis tersebut membuat wajah Alice mulai memerah. Melihat itu, gadis itu kemudian mulai tersenyum. Ia kali ini mengepalkan tangannya, lalu dengan sekuat tenaga memukul perut Alice sehingga gadis itu tersadar secara paksa.
"Sudah bangun rupanya. Tidurmu pulas sekali, darling."
•○●🌃●○•
Alice membuka matanya di ruangan yang sangat gelap dan hanya mempunyai satu bohlam lampu yang redup di bagian ujung ruangan. Perutnya terasa sangat perih begitu juga dengan wajahnya. Hal pertama yang ia lihat secara samar-samar adalah seorang gadis yang memegang sebuah tongkat sambil mengarah kepadanya.
Alice nampak hendak memberontak. Namun ia terhambat karena borgol tali yang mengikatnya cukup kuat.
"Wah, wah. You look beautiful without glasses." Puji orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching Over You
Teen Fiction"Renne Riverra seorang mafia kelas kakap yang diberi tugas untuk menyamar sebagai seorang siswi di sebuah sekolah menengah atas dengan identitas sebagai Alicia Ashleen. Ia ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi seorang pewaris dari pemilik perusahaa...