•○●🌃●○•Another day at St. Nicholas Highscool. Kali ini, Alice dijemput oleh Maureen dan Jessy sehingga mereka pergi ke sekolah bersama-sama. Sesampainya di sekolah, mereka langsung berpisah dengan Jessy karena posisi kelas mereka yang berlawanan arah.
Alice dan Maureen pun melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kelas. Setelah masuh dan menaruh tas mereka, Maureen meminta Alice untuk menemani gadis itu pergi ke toilet.
Selesai dengan urusannya di toilet, Maureen kemudian mencuci tangannya sementara Alice masih setia menunggu. "Kau membawa baju olahraga bukan?" Tanya Maureen yang dibalas anggukan oleh Alice.
"Mungkin kita tidak akan jam olahraga." Kata Maureen.
"Why?"
"Perasaanku saja." Jawab Maureen
"Bilang saja kau tidak ingin mengikuti olahraga." Ejek Alice yang dijawab dengan kekehan oleh Maureen sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Setelah perbincangan singkat itu, mereka akhirnya berjalan kembali ke kelas. Pelajaranpun akhirnya dilaksanakan seperti biasa. Kali ini Alice tidak mendapat gangguan karena Janet yang tidak hadir di sekolah entah apapun alasannya, hal itu cukup menguntungkan bagi Alice.
Setelah jam pelajaran yang pertama sudah selesai, kelas yang semula tegang akhirnya kini menjadi lebih santai. Maureen pun berdiri dari bangkunua lalu berjalan menghampiri Alice yang sedang mencatat pelajaran tadi.
Baru saja Maureen ingin bersuara, tiba-tiba terdengar pengumuman yang disampaikan lewat pengeras suara yang ada di masing-masing kelas. Pengumuman tersebut ternyata ditujukam untuk tim inti basket St. Nicholas Highschool. Mereka diminta untuk turun kebawah dan mengganti seragam mereka dengan jersey untuk melaksanakan latihan di lapangan.
"Ternyata perasaanku benar. Kita tidak akan olahraga." Kata Maureen senang. Namun setelah ia mengatakan itu, Mr. Bane, guru olahraga mereka akhirnya masuk ke dalam kelas. Stephan dan Alvaro pun maju kedepan sambil memegang jersey mereka untuk meminta ijin pada Mr. Bane.
Setelah mendapatkan ijin, mereka berdua bergegas keluar kelas lalu pergi untuk mengganti seragam mereka. Mr. Bane kemudian membuka suara. "Now, go and change your uniforms with sweat shirts." Kata pria berumur empatpuluh-an tersebut.
Sontak para murid mengajukan protes secara bertubi-tubi yang kemudian dibalas dengan hitungan oleh Mr. Bane. Dengan sigap mereka langsung berlarian keluar kelas sambil membawa baju olahraga mereka. Karena mereka tahu, disaat Mr. Bane menghitung, maka nilai mereka pasti akan dikurang dan bahkan mereka dapat dihukum.
"Sepertinya perasaanmu salah lagi." Kata Alice dengan nada mengejek pada Maureen.
"Hahh... padahal aku tidak ingin olahraga." Balas Maureen lesu. Alice yang melihat itu hanya terkekeh pelan. Sesampainya mereka di ruang ganti, mereka langsung bergegas mengganti seragam mereka lalu meletakkan seragam mereka di loker dan berlari turun ke lapangan.
•○●🌃●○•
Disana, Mr. Bane sudah berdiri di tengah lapangan sambil memegang peluit lalu para murid langsung berbaris dengan teratur di depannya. Setelah melakukan beberapa pemanasan, mereka kemudian disuruh untuk berlari keliling lapangan selama empat kali.
Setelah berlari mengelilingi lapangan, para murid pun langsung bergegas kembali ke barisan mereka masing-masing untuk menunggu tugas selanjutnya dari Mr. Bane.
"we will continue to practice volleyball again. please get the volleyball." Jelas Mr. Bane. Para muridpun dipersilahkan untuk duduk selama beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching Over You
Teen Fiction"Renne Riverra seorang mafia kelas kakap yang diberi tugas untuk menyamar sebagai seorang siswi di sebuah sekolah menengah atas dengan identitas sebagai Alicia Ashleen. Ia ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi seorang pewaris dari pemilik perusahaa...