•○●🌃●○•
Alice yang mendapat perlakuan tersebut masih saja diam mematung. Ia tidak tahu situasi yang ia sedang hadapi sekarang. Sementara para siswa yang melihat peristiwa tersebut masih saja terus melihat mereka dan semakin membuat keributan.
Melihat keadaan yang semakin tak terkendali, Alvaro pun sadar lalu langsung mengambil handuk dan botol minumnya dari tangan gadis itu lalu langsung beranjak pergi.
Alice masih saja mematung. Maureen yang melihat kejadian tersebut kemudian langsung menghampiri Alice lalu memegang pundaknya. "Kau tak apa?" Tanya Maureen yang masih belum digubris oleh Alice.
"Hey." Kata Maureen sedikit keras sehingga Alice akhirnya tersadar. Ia kemudian memperhatikan botol minum yang ia pegang. Wait, sepertinya Alvaro salah mengambil botol minum tersebut. Ia mengambil botol milik Alice.
"Hahh..." Menyadari hal itu Alice hanya dapat menghela napas kasar lalu ia harus bersiap-siap untuk menjadi perbincangan hangat di sekolah. Terlebih kalau kejadian ini sampai terdengar di telinga Janet, maka entah apa lagi yang akan gadis itu lakukan.
"Let's go back to class." Ajak Maureen. Mereka pun kembali ke kelas untuk keluar dari keramaian. Sesampainya di kelas, Alice langsung duduk di mejanya lalu meletakkan kepalanya di meja. Ia sedang tidak ingin melakukan apa-apa. Maureen yang melihat itupun hanya diam dan memakluminya.
Saat dalam keadaan hening, tiba-tiba Jessy datang dan berlari ke arah Alice. "Hey... aku mendengar perbincangan anak-anak di kelasku. Apakah hal itu benar alice?" Tanya Jessie sambil mencoba mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena habis berlari.
"Hey, kau diam saja. Dasar pengganggu." Kata Maureen ketus.
"Hehe, sorry. Aku hanya penasaran saja. Apakah berita itu benar?" Tanya Jessie pada Maureen.
"Yes it is." Jawab Maureen.
"What the-... What?!"
"Kau bisu?" Kata Maureen kesal
"Aku hanya tak menyangkanya saja. Suatu kejadian yang langka jika Alvaro berinteraksi dengan perempuan." Balas Jessie.
"Ia tidak berinteraksi dengan Alice. Dia hanya mengambil handuk dan botol miliknya yang entah sejak kapan berada di tangan Alice." Jelas Maureen.
Alice kemudian berdiri lalu berjalan ke arah Maureen dan Jessie. "Aku akan pergi ke ruang ganti. Kalian juga?" Tanya Alice yang kemudian dibalas anggukan oleh Maureen.
Mereka bertiga pun berjalan menuju ruang ganti. Dan tentu saja sepanjang perjalanan mereka, begitu banyak pasang mata yang melirik pada mereka. Lebih tepatnya pada Alice. Mendapat perlakuan seperti itu, Alice kemudian menunduk sepanjang perjalanan.
Sesampainya mereka di ruang ganti, jessy langsung mengunci ruangan itu agar tidak ada orang selain mereka yang akan masuk.
"Haahhh... Ingin rasanya ku congkel mata mereka satu persatu." Kata Jessie jengkel.
"Sudah, biarkan saja. Toh berita ini juga akan hilang seiring waktu." Balas Maureen.
"Tapi berita ini pasti akan sampai di telinga si Jonathan itu. Entah hal gila apa lagi yang akan dia buat pada Alice" lanjut Jessy. Maureen yang mendengar pernyataan itu lalu kemudian melihat ke arah Alice yang sedari tadi hanya memegang seragamnya sambil mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching Over You
Teen Fiction"Renne Riverra seorang mafia kelas kakap yang diberi tugas untuk menyamar sebagai seorang siswi di sebuah sekolah menengah atas dengan identitas sebagai Alicia Ashleen. Ia ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi seorang pewaris dari pemilik perusahaa...