27.|| It's Over

380 29 1
                                    


"Hey Madinson, need a ride?"

•○●🌃●○•

Mendengar sapaan dari Stephan membuat Jessy diam mematung. Ia tak dapat berbuat apa-apa. Tubuhnya sekarang seperti mati rasa. Semua kenangan tersebut kembali terputar di dalam ingatannya. Sadar dengan hal tersebut, Stephan kemudian kembali menyadarkan Jessy dengan memanggil nama gadis itu.

"Hey are you okay?" Kata Stephan membuka suara.

Jessy kemudian kembali sadar dari lamuannya. Ia kemudian menggelengkan kepalanya berharap agar ingatan itu segera sirna. Ia kemudian kembali menatap seseorang yang merupakan alasan ia tak dapat berkutik dari tempat itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jessy dengan nada suara sedatar mungkin agar supaya ia terlihat biasa saja terhadap Stephan. Padahal hal yang sebenarnya jantung gadis itu hampir akan segera keluar dari tubuhnya.

"Have you forgetten? Aku juga mempunyai hak untuk mengunjungi Alice. Aku juga masih tidak yakin untuk menyerahkan dia pada kalian berdua." Terang Stephan yang tentu membuat Jessy malu sambil merutuki dirinya sendiri karena sudah berpikir terlalu jauh.

"Kau terlihat kebingungan. Kelihatannya kau sedang mencari taksi. Is it true?" Tanya Stephan yang dibalas dengan anggukan oleh Jessy. Sekali lagi ia kembali merasa sangat malu akibat ulah Stephan yang seperti mengejeknya.

"Kau akan pulang ke rumahmu bukan? Biar kuantarkan. Lagipula aku punya urusan disana. Tawar Stephan.

"A-aku hanya i-ingin mengambil pakaianku lalu kembali lagi ke sini." Terang Jessy dengan terbata-bata. Nampaknya gadis itu kembali menunjukkan sikap aslinya yang selalu gugup menghadapi Stephan.

"Ah, seperti itu. Baiklah, ayo ikut denganku. Kebetulan setelah urusan itu, aku juga akan kembali kemari." Balas Stephan.

Jessy sebenarnya ingin menolak ajakan Stephan, namun sepertinya hal itu akan sangat merugikannya seperti saat itu. Sial, ia kembali lagi mengingat kenangan itu. Jessy kemudian kembali menggelengkan kepalanya. Stephan yang melihat tindakan gadis tersebut hanya dapat tertawa kecil dan kebingungan.

"B-baiklah, aku akan ikut denganmu." Kata Jessy setelah pertengkaran batin yang hebat di dalam kepalanya.

Mendengar jawaban Jessy membuat Stephan tersenyum lalu keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Jessy yang membuat gadis itu merona. Setelah Jessy masuk, Stephan kemudian menutup pintu mobilnya, lalu kembali berjalan masuk ke tempat duduknya dan melajukan mobil tersebut ke tempat tujuan mereka.

•○●🌃●○•

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka akhirnya sampai ke tempat tujuan. Jessy kemudian turun dari mobil tersebut lalu hendak berterimakasih pada Stephan, namun dipotong oleh laki-laki tersebut.

"Thank-"

"Aku akan menjemputmu setelah urusanku selesai. Mungkin sekitar setengah jam aku akan kembali lagi." Potong Stephan lalu segera melajukan mobilnya sehingga Jessy tidak memiliki kesempatan untuk menolak hal tersebut. Jessy kemudian menghembuskan napasnya kasar, lalu beranjak masuk ke rumah miliknya.

Gadis itu membereskan barang-barangnya lalu memeriksa kembali isi tasnya agar tak ada yang ketinggalan. Jessy kemudian kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk. Ia sekali lagi kembali berpikir tentang hal-hal yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Mengingat semua kejadian yang terangkum dalam pikirannya, membuat gadis itu menghembuskan napasnya kasar.

Watching Over You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang