Seperti biasa, Lyodra berangkat sekolah sangat pagi. Ia terbiasa bangun pagi, karena selama di Medan ia harus mengurus adik-adiknya untuk berangkat ke sekolah atau hanya sekedar membuka materi untuk di pelajari hari ini.
Lyodra merasa menjadi orang paling pagi datang ke sekolah. Dilihatnya beberapa ruangan yang ia lewati masih kosong.
Saat memasuki kelas ia kaget melihat seorang siswa laki-laki. Ia melambankan langkahnya sejenak. Ia berpikir tujuh keliling apa yang harus ia lakukan atau sekedar mengucapkan apa."Nuca" bisiknya pada dirinya sendiri kemudian menghentikan langkahnya dan mundur menyembunyikan dirinya lagi. Nuca sedang duduk di kursinya.
"Harus apa nih?" Menyatukan kedua jari-jarinya.
"Hai? "
"Halo? Eh ngga ngga"
"Pagi?" Ih sok akrab"
"Selamat pagi?"
"Kok formal kali Ly. "
"Atau senyum trus nunduk" kok malah kayak ke orangtua.
"Aiiish" Lyodra gemas pada dirinya sendiri.
"Duh apasih aku, kok cape-cape mutar otak gini buat nyapa doang, udah jelas-jelas kemarin dia ngga kenal aku, bikin aku sakit ihh."
Lyodra berbicara berulangkali pada dirinya sendiri. Setengah suara."Yaudah diemin aja, biarin, biar tau rasanya dicuekin."
Saat Lyodra ingin melangkahkan kakinya dan memutar badannya .
"Eheem"
Ia kaget Nuca berdiri di belakangnya. Jarak mereka sangat dekat. Sejengkal mungkin.
"Nuca udah tinggi banget ya sekarang, parfumnya wangi." Batin Lyodra memandang wajah dingin Nuca.
"Sorry, gue mau lewat" Nuca masih dekat dengan Lyodra.
"Yaudah lewat aja" ucap Lyodra berlagak cuek.
"Lo nutupin jalan gue"
"Ok. Sekarang panggilannya lo gue ya?" Lyodra serius mengatakannya.
Nuca mendekatkan wajahnya pada wajah Lyodra. Tatapannya berubah menjadi seribu makna bagi Lyodra. Jantung Lyodra tidak normal. Ia tidak tahan melihat mata Nuca lalu memejamkan matanya. Ingin sekali meneluk sahabat kecil yang amat dirindukannya ini.
"Gue buru-buru, plis minggir" Nuca berbicara dengan nada pelan ke Lyodra dengan jarak yang sedekat itu.
Nuca berlalu beberapa langkah.
"Gue udah pergi, buka mata lo."Lyodra membuka matanya, Nuca melihat ke arah belakang, ke arah Lyodra. Melihat laki-laki yang tinggi itu berjalan sambil memasukkan tangannya ke sakunya.
"Oiya. Lain kali jangan kayak orang bodoh monolog sendiri di depan pintu". Ucap Nuca yang baru melangkah beberapa meter itu.
"Suka-suka gue. Cowo sok cool. Sombong"
Lyodra mengerutkan keningnya. Kesal tapi ada perasaan senang. Malu juga karena pasti Nuca mendengarkannya bermonolog tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk Lyodra
РазноеLyodra seorang gadis yang cerdas dan ceria. Namun keadaan hidupnya lima tahun terakhir membuat sifat cerianya memudar.Lyodra sendiri tidak menyadari perubahannya itu. Ambisius, satu kata yang menggambarkan Lyodra. Belajar adalah penyelamatnya saat t...