26 - Alergi

1.6K 224 61
                                    

Sinar matahari sore menembus gorden putih mengenai tepat di wajah Lyodra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari sore menembus gorden putih mengenai tepat di wajah Lyodra.

Sejak siang tadi Lyodra tertidur di sofa. Hari ini ia tidak ke restoran atas permintaan Kak Oliv dan lagi pula hari ini ia ada janji dengan Nuca.

Ia memutar badannya menghindari sinar mentari yang terasa semakin hangat. Alarm HP-nya sudah berbunyi beberapa kali dari tadi tetapi mata Lyodra masih enggan membuka.

Kali ini suara alarm mulai mengganggu telinganya. Tangannya meraba meja di dekatnya mencari keberadaan ponselnya. Ia merasa menyentuh tangan seseorang.

Nuca. Sedari tadi ia hanya diam menunggu Lyodra bangun. Ia menatap wajah lucu gadis itu saat tertidur. Sepertinya sangat nyenyak sampai ia tidak tega membangunkannya. Ia mematikan alarm dan tidak sengaja tangan Lyodra berada di atas tangannya sekarang.

Ia tersenyum menunggu Lyodra membuka matanya.

Lyodra membuka matanya perlahan. Ia cukup kaget mendapati Nuca duduk di sofa sebelahnya. Matanya yang tadi sulit membuka kini membulat melihat wajah Nuca. Ia spontan bangun dari tidurnya dan mengucek matanya agar bisa melihat lebih jelas.

"Kalo masih ngantuk tidur lagi aja." Nuca mematikan alarm ponsel Lyodra.

"Nuca, kok kamu bisa disini?"

"Kan kita ada janji."

"Ya tapi kan, maksudnya kok bisa sampe lantai dua gitu loh Nuc. Aku kira Kak Oliv tadi." Jelas Lyodra sambil mengikat rambutnya kembali.

"Tadi ketemu Kak Oliv katanya langsung ke lantai dua gpp, yaudah."

"Oh, terus Kak Oliv dimana?"

"Katanya tadi ke rumah Uwa."

"Oh, ini jam berapa btw?"

"Hampir jam 17.00."

Lyodra sontak kaget. Janjinya dengan Nuca seharusnya sejam yang lalu.

"Duh Nuc. Maaf nih aku ketiduran. Udah lama ya pasti?" Lyodra segera bergegas dan siap-siap.

"Santai Ly."

"Kamu ngga bilang sih Nuc kalo langsung ke rumah aku."

Nuca tidak bicara apa-apa. Ia sibuk berkeliling melihat-lihat barang-barang yang mayoritas barang Lyodra.

Lantai dua rumah ini tidak seluas lantai satu.

Di lantai dua hanya terdapat tiga kamar dan ruang tempat Lyodra biasanya bersantai apabila bosan di kamar. Tidak terlalu luas, tetapi cukup luas untuk Lyodra. Toh rumah ini hanya dihuni oleh tiga orang dan Lyodra sudah seperti pemilik sepenuhnya lantai dua. Karena Kak Oliv dan suaminya sebenarnya jarang sekali ke lantai dua. Jangankan ke lantai dua, bahkan mereka sama-sama jarang berada di rumah.

"Nuc, kita bahas dimana? Disini aja?"

"Disini juga gpp."

"Oh yaudah. Aku ambil laptop dulu ya."

Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang