19 - Peri Kecil

2K 206 79
                                    

"Kau tau mana yang lebih sulit? Dipercayai atau mempercayai? Mengecewakan atau dikecewakan?"





Sore ini Lyodra ke Perpustakaan Kota seperti biasanya. Lyodra memang menyediakan waktu satu kali seminggu untuk ke Perpustakaan Kota untuk sekedar membaca ataupun meminjam buku.

Ia masuk dan ingin menaruh barang-barangnya di loker, semuanya di loker kecuali kotak pensil dan handphonenya.

Ia membuka loker yang bertuliskan "tidak ada", tanda tidak ada orang yang memakai loker itu, tetapi ternyata loker itu berisi beberapa buku, buku kedokteran.

Ia menutup kembali loker itu dan membalikkan card bertuliskan "tidak ada" menjadi "ada" agar tidak ada yang salah membuka loker itu lagi pikirnya. Ia meletakkan barangnya di loker sebelahnya.

"Buku kedokteran" gumamnya.
Mirip buku Nuca yang di UKS pikirnya.

Ia kembali memikirkan Nuca. Hari ini Nuca tidak masuk sekolah. Sam juga tidak bercerita apa-apa mengenai Nuca. Lyodra tidak enak ingin bertanya pada Sam. Apa ini ada hubungannya dengan makan malam keluarga Sam tadi malam pikirnya.

Semuanya terasa aneh hari ini. Sam lebih pendiam dari biasanya. Apa Sam marah padanya karena ia tidak jadi datang pikirnya. Tetapi Sam sudah mengatakan ia tidak pernah marah padal Lyodra dan lagi pula Sam bukan orang yang segampang itu marah atau ngambekan. Sam sangat berhati-hati dalam mengambil sikap apalagi pada Lyodra.

Sepertinya sedang ada masalah dengan Nuca dan Sam. Lyodra benar-benar khawatir pada mereka berdua, apalagi setelah mendengar cerita Nuca bahwa mereka ternyata bersaudara. Sungguh hal yang membuat Lyodra sangat sulit menyikapinya.

Lyodra menelusuri setiap rak dengan pikiran-pikiran itu. Bahkan ia sampai melupakan buku apa yang ingin ia cari.

Ia diam beberapa saat memejamkan matanya mengingat buku apa yang ingin ia baca.

"Ly, fokus. Jangan sampe ini ngeganggu niat belajarmu." Bisiknya pada dirinya sendiri.

Akhirnya Lyodra menemukan buku yang ia cari. Ia mencari tempat duduk yang nyaman, biasanya ia duduk di sudut perpustakaan. Rasanya lebih nyaman disana. Ia menuju tempat itu.

"Nuca?" Gumamnya.
Ini kedua kalinya mereka bertemu di perpustakaan.
Ia menghampiri Nuca yang sedang membaca di pojok perpustakaan.

"Nuc, kenapa ngga masuk kelas?"
Lyodra berdiri di hadapan Nuca.

Nuca hanya melihat Lyodra sejenak dan kembali melanjutkan membaca buku.

"Nuc aku lagi ngomong. Kamu lagi kenapa? Lagi ada masalah ya?"

Nuca masih menatap bukunya. Pandangannya ke buku, namun hatinya pasti memikirkan perkataan gadis yang ada di hadapannya ini sekarang.

"Nuc, kalo ada apa-apa cerita ke aku ya. Ngga sekarang gpp, aku selalu nunggu kamu siap buat cerita."

Ia melangkah pergi. Baru beberapa langkah, ia kembali membalikkan wajahnya melihat Nuca.

"Nuc..."

Nuca menoleh ke arah Lyodra.

"Jangan pernah ngerasa sendiri ya." Lyodra tersenyum hangat pada Nuca.

Lyodra tertunduk sambil pergi meninggalkan Nuca. Lyodra mengurungkan niatnya untuk membaca di pojok perpustakaan karena pikirannya pasti akan terus memikirkan Nuca bila dia disana.

Ia sangat ingin menemani Nuca, tetapi sepertinya Nuca masih ingin sendiri dulu. Ia memutuskan untuk membaca di tempat lain.





Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang