30 - Batas Rasa

1.3K 230 106
                                    

"Jika membatasi perasaanku membuatmu baik-baik saja, maka aku akan mencoba membatasinya, walau sampai saat ini aku belum menemukan dimana batas hentinya rasaku padamu"

Sekat(a)Rasa

🍂

"Gimana? Apa yang kurang?"

"Udah kok, tinggal bagian Nuca nanti tegasin lagi di bagian metode. Agak rumit memang pake metode ini." Jelas Sam setelah mengamati latihan presentasi Lyodra dan Nuca untuk final Pekan Sains Nasional di Bali dua hari lagi.

"Semangat ya kalian. Gue yakin kalian pasti menang. Minimal 3 besar lah." Ucap Ziva dengan nada semangatnya sambil menikmati cemilan bersama yang sebenarnya dari tadi hanya dia dan Sam yang memakannya, mereka memang sering berebut makanan seperti sekarang.

"Amin. Semoga ya." Lyodra meletakkan teks materi presentasinya.

Zayyan dan yang lainnya sedang sibuk mengurus desain poster untuk dibawa oleh tim Lyodra lusa ke Pekan Sains Nasional.

Nuca masuk ke dalam ruangan. Lelaki itu berjalan dengan santainya. Satu tangannya ia keluarkan dari sakunya lalu menarik pita rambut lyodra. Wajahnya datar seperti tidak melakukan apa-apa. Rambut Lyodra dikucir hari ini, sehingga sekarang rambutnya tergerai setelah Nuca usil padanya.

"Nuca kebiasaan deh." Lyodra berdiri memukul lengan Nuca.

Lyodra berusaha meraih pita rambutnya kembali, tetapi Nuca malah meninggikan tangannya hingga menimbulkan pemandangan lucu karena Lyodra melompat-lompat kecil untuk meraihnya.

"Nuc, udah deh aku capek." Lyodra masih berusaha meraihnya.

"Ssstt diem dulu. Sini coba."
Nuca membalikan badan Lyodra kemudian mengucir kembali rambut gadis itu.

Ya. Di hadapan teman-temannya yang lain, termasuk Tiara dan Sam. Pemandangan seperti ini antara Nuca dan Lyodra juga sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Mungkin dulu mereka sempat kaget melihat kedekatan Nuca dan Lyodra, namun lama kelamaan jadi terbiasa.

Hampir satu tahun berlalu. Mereka semua memang sudah tidak canggung satu sama lain. Nuca juga bisa terbuka jika bersama dengan anak-anak tim akademik. Mungkin beberapa orang pendiam seperti Nuca bisa menjadi usil jika berada di lingkungan yang tepat yang membuatnya nyaman.

Tiara. Tidak bisa dipungkiri gadis ini memang sering bersama dengan Nuca. Namun entah kenapa kali ini ia merasa cenburu pada Lyodra. Nuca tidak pernah selepas itu jika bersamanya.

Kadang Tiara ingin seperti yang lainnya, dimana Nuca bisa bertindak seperti yang lainnya. Misalnya seperti Nuca dan Lyodra saat ini. Cemburu? Apa wajar ia cemburu pada Lyodra yang sudah menjadi sahabatnya sendiri.

Walaupun kata orang-orang Tiara sangat beruntung mendapatkan perlakuan 'istimewa' dari Nuca, Tiara tetap merasa ada yang aneh dari sikap Nuca padanya. Nuca memang benar-benar seperti pacar Tiara bila dilihat dari sudut pandang orang-orang. Mengantar jemput, mengantarnya check up ke dokter, mengingatkannya makan, dan masih banyak lagi. Namun tetap saja, terkadang ia merasa Nuca hanya tidak ingin menyakiti perasaannya saja.

Belum lagi hubungan mereka yang sudah dilabel oleh anak-anak lainnya bahwa mereka memang pacaran menjadi beban sendiri untuk Tiara. Faktanya hingga saat ini Nuca belum pernah mengatakan cinta. Walaupun memang Nuca sangat perhatian selama ini.

Tiara tidak punya cukup keberanian menanyakannya. Ia hanya...

... hanya takut kehilangan Nuca. Takut bila Nuca memang benar-benar tidak mencintainya seperti dugaannya selama ini.

Sekat(a)Rasa #1 Rasa Untuk LyodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang